Karena acara berkumpul mereka hancur karena Lana, mereka tidak lagi duduk dan berbicara. Bibi Lin dan paman Jion sedang sakit kepala dan tidak dalam suasana hati yang baik, begitu juga dengan Leon. Mereka benar-benar kecewa dengan sikapnya Lana, padahal mereka tidak pernah mendiskriminasinya dan jika mereka memarahi Lana, itu juga karena kebaikannya sendiri. Arin itu adalah satu-satunya sepupunya, sudah sepantasnya dia akur dengan lana, tetapi setelah beberapa percobaan Lana masih saja tidak menyukai Arin.Kejadian hari ini benar-benar membuka mata mereka, ketidaksukaan Lana pada Arin itu sangat besar, dan tidak bisa dihilangkan. Jadi sebaiknya mereka tidak lagi mendekatkan Arin pada anaknya. Bisa-bisa anaknya akan melukai Arin lagi seperti tadi.
Izkel sangat peka dengan keadaan jadi dia pamit dan membawa Arin pulang, tidak ada yang berbicara.
Hingga sebuah Isak tangis terdengar dari orang yang berasal di sampingnya ini, Izkel menghapus air mata Arin dan memeluknya.
"Aku tidak tahu kalau kak Lana juga menyukaimu, Aku...hiks... Aku menyayangi kak Lana, aku tidak ingin merebut kamu darinya, aku tidak ingin dibenci olehnya.... Hiks tapi.... Aku juga tidak ingin kehilangan kak Izkel huaaaaa... Kenapa sulit sekali?! Hiks..."
Izkel awalnya tertekan mendengar perkataan Arin tetapi di bagian akhir dia tersenyum lebar.
Dia membuat Arin menatapnya, "kamu, menyukaiku?"
Arin mengangguk sambil terisak
"Cinta?"
Arin mengangguk lagi sambil terisak
"Tidak ingin berpisah, tidak ingin putus? Ingin berpasangan bersamaku selamanya"
Arin mengangguk masih terisak tetapi kali ini dia menjawab "Iya, iya iya...hiks... Aku gak mau putus, aku ingin bersama kak Izkel selamanya"
Arin memeluk Izkel, ini membuat hati Izkel ingin meledak karena kebahagiaan. Izkel mengelus belakang kepala Arin, "Kalau begitu, jangan putus. Kita akan terus bersama dan tidak akan terpisah"
Arin mengangguk menyetujui perkataan Izkel.
"Sudah, berhentilah menangis. Kamu tidak membutuhkan kakak sepupumu itu, otaknya bermasalah. Jadi mulai sekarang Menjauhlah darinya"
Izkel memperingati Arin, karena sejak awal dia memang sudah melabeli Lana dengan kata Jahat! Jadi dia benar-benar tidak ingin Arin terluka karena orang jahat itu. Lebih baik menjauh dari sekarang, bahkan jika mengharuskan mereka bertemu, harus ada seseorang yang akan menemani dan melindungi Arin darinya.
Karena tidak mendapatkan Jawaban Izkel bertanya lagi, "Kamu harus menjauh darinya Arin, aku tidak ingin kamu terluka lagi karenanya. Dengarkan aku oke?"
Arin berpura-pura berfikir dan akhirnya menghela nafas, dia mengangguk dan berkata "aku akan menjahuinya nanti"
Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkan Izkel membawa Arin makan lalu kembali pulang.
Arin menjalani hari-harinya seperti biasa, berangkat bersama Izkel, makan bersama Izkel, belajar bersama Izkel lalu pulang bersama Izkel, Izkel juga mengajak Arin dan Coco berjalan-jalan terkadang Izkel akan masuk ke rumah Arin untuk bertemu Coco dan Arin juga sering ke rumah Izkel untuk membawakan masakannya dan membawa Coco untuk tinggal di sana.
Karena panggilan Arin saat bermain dengan Coco adalah Ibu, otomatis Izkelah yang menjadi ayah. mereka seperti keluarga dengan tiga anggota keluarga sangat harmonis.
Lalu mereka juga datang kembali ke rumah keluarga sepupu Arin, tentu saja saat kejadian hari itu, Lana tidak pernah pulang sehingga Arin tidak pernah melihatnya. Keluarga bibi Lin masih ramah pada Arin dan selalu mengajak Arin dan Izkel untuk makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebut pahlawan itu!
FantasyArin berkeliling dunia untuk merebut semua pahlawan pria dari pahlawan wanita asli. Menggantikan posisi yang seharusnya menjadi milik pahlawan wanita itu. Dunia pertama: Cerita kampus, merebut dewa kampus sekaligus dewa di hati sepupunya. [Selesai✓]...