Marva berdiri dengan tubuh jangkungnya di depan Anga. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Matanya menatap cewek Childish di depannya dengan tajam.
"Lo suka sama gue?" tanya Marva.
Tanpa malu Anga mengangguk mantap. "Gue suka sama lo cuma sebatas kagum. Kalo berharap milikin lo, gue cukup sadar diri kok!"
"Ch! Munafik lo jadi cewek!"
Anga memberenggut tajam. "Gue gak munafik kok. Gue emang suka sama lo, tapi cuma sebatas kagum!" ucapnya penuh kejelasan dan penekanan.
"Kalo gitu lo jadi pacar gue! Jangan ngebantah, kalo ngebantah lo abis sama gue di sini juga!"
Anga melongo tak percaya dengan apa yang Marva katakan. Detik berikutnya dia langsung tertawa di depan Marva.
"Hahahahaha! Akh- perut gue!" Tawanya di akhiri dengan ringisan. "Lo gila mau jadiin gue pacar? Plislah, lalat aja enggan lirik gue. Gimana ceritanya lo mau pacaran sama gue?"
"Gue mau jadiin lo pacar gue! Bukan ngajak pacaran!"
"Lah, apa bedanya?"
"Kalo kita pacaran berarti saling suka. Kalo gue mau jadiin lo pacar berarti lo berguna jadi babu gue, FIKS lo jadi pacar gue!"
Emang pada dasarnya Anga itu lemot, dia hanya mengedipkan matanya berkali-kali mendengar penuturan Marva, mencoba untuk mencerna apa yang cowok itu katakan.
"Gimana sih? Gue gak ngerti!"
"Otak dangkal kayak lo gak bakal ngerti. Dahlah, lo pokoknya jadi pacar gue. Gak usah bacot!"
-
Yok Vote dulu Yok!!!
Jangan cuma Stuck di Prolog say😘
Lanjut yok!
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVANGA
Teen Fiction-highest rank- #1 in thriller 18-02-22 #1 in friendship 08-06-22 *** Berawal dari surat cinta yang harus Anga sampaikan dari temannya untuk Marva. Namun sayangnya, kesialan sedang nyaman dalam jiwa Anga. Dia terpaksa harus menjadi pacar Marva, si pl...