[1]🌻Awalan🌻

4.9K 323 44
                                    

Kalo kata pepatah gini, tak kenal maka tak sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo kata pepatah gini, tak kenal maka tak sayang. Jadi, kenalin gadis berambut pendek dengan wajah bundar dan pipi cubby, namanya Anga Gemintang, sering di panggil Anga. Tinggi badan cuma satu meter setengah. Karena terlalu pendek dia sering dijuluki kurcaci. Padahalkan dia gak sependek itu. Emang dasar mulut manusia ada saja tingkahnya.

Anga itu hidup bergantung pada takdir. Kalo dia jodoh dengan cowok ganteng dan tinggi, dia bakalan bersyukur banget, kenapa? Ya karena bagus untuk memperbaiki keturunan.

Anga itu gadis yang masih berumur tujuh belas tahun. Boro-boro sweet seventeen. Setiap ulang tahun saja dia tiup lilin sendiri. Nasibnya memang tidak beruntung.

Anga itu bukan perempuan beruntung. Dia lahir di keluarga yang tidak lengkap. Dia anak tunggal yang hanya tinggal dengan ayahnya. Ibunya meninggal saat melahirkan Anga.

Karena tak rela istri tercintanya meninggal, Ayahnya selalu bersikap kasar pada Anga. Bahkan sampai main fisik jikalau ayahnya baru pulang mabuk-mabukkan.

Untung saja Anga kuat. Dia terlahir dengan hati dan fisik sekuat baja. Mau dipatahkan oleh kenyataanpun Anga pasti bangkit kembali dengan semangat yang baru.

Anga itu tipikal cewek yang gak enakan. Setiap ada orang yang meminta tolong padanya pasti dia tolong karena tak berani berkata tidak. Sampai-sampai Anga sering dimanfaatkan oleh teman-teman satu kelas saking baiknya. Tapi tidak apa-apa, selagi Anga bisa dan mampu, kenapa tidak?

Anga ikutan organisasi OSIS. Dia kebagian menjadi seksi peralatan. Tak cukup di kelas saja, Anga juga dimanfaatkan dalam organisasi. Sudah ketebak dari bagiannya, dia sering mondar-mandir kesana-kemari hanya untuk disuruh. Kira-kira seperti inilah mereka menyuruh Anga.

"Nga, tolong anterin proposal ini dong ke Pak Surya!"

"Oke!"

"Nga, bisa gak tolong lap-in mejanya? udah berdebu nih!"

"Oke!"

"Nga, tolong beliin gue minuman dong haus anjir!"

"Oke!"

"Anga! Bawain lap top gue dong di kelas. Gue males jalan ke kelas!"

"Oke!"

Yang bisa Anga katakan adalah oke, tidak ada yang lain. Tidak apa-apa ditindas yang penting dia menjadi orang baik karena bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya. Halah bacot! Padahal di sisi hati yang lain Anga menggerutu kesal. Hanya saja dia tidak memperlihatkan kekesalannya.

Yang paling berat untuk dilakukan adalah, dia harus membersihkan aula yang begitu luasnya sendirian. Lalu kemana anggota OSIS yang lain? Tentu saja sibuk dengan perkerjaannya di tempat ber-AC. Padahal dia bukan seksi kebersihan. Kesimpulannya gini, Seksi peralatan = segala seksi.

Berkali-kali Anga menghela napas lelah. Nasibnya begitu menyedihkan. Bahkan di saat-saat seperti ini dia harus mengerjakannya sendirian.

"ANGA! LO HARUS KUAT! PUNGGUNG SAMA DADA LO POKOKNYA HARUS TAHAN BANTING!" teriak Anga dengan lantang. Masa bodoh dengan suaranya, yang penting dia merasa puas.

MARVANGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang