"Alhamdulillah. Berkat doa restu dari Ummi, gue bisa satu kelompok sama bebep Zanna," seru Shaka yang tengah selonjoran di depan tenda bersama Marva, Gerri dan Langit.
Setelahnya, Shaka melemparkan kerlingan genit pada Zanna yang berada jauh di depan sana. Sedangkan cewek itu membalas tatapan Shaka dengan sinis.
Gerri terbahak melihat reaksi ngenes Shaka saat ini. Sementara Langit malah heran melihat sikap Zanna yang acuh.
"Aneh juga Zanna gak suka sama lo, Ka. Biasanya cewek-cewek malah antusias dapet tatapan mematikan dari mata lo," ucap Langit.
"Pesona Shaka udah gak ada. Pesonanya berpindah ke gue. Nih liat!" Gerri berceletuk sambil melemparkan tatapan menggoda pada seorang siswi imut yang duduk bersama Zanna. Bibirnya bergerak tanpa suara, "Hallo manizz...."
Shaka terbahak melihat reaksi cewek imut itu yang malah bergidik ngeri. "Bangke! Pesona pantat lo ijo! Gak ada namanya pesona berpindah sama lo. Emang Zanna aja yang matanya ketutup sama kabut tebel. Liat aja, nanti juga dia bakalan suka sama gue."
Marva ada di sana. Namun, perhatiannya bukan kearah tenda Zanna, melainkan pada seorang cewek yang tengah berjalan menuju hutan. Dari punggungnya sangat jelas bahwa cewek itu adalah Anga. Untuk apa cewek itu pergi kearah sana sendirian?
"Eh, Va. Lo satu kelompok sama Anga. Nih liat!"
Ucapan Shaka membuat perhatian Marva teralihkan. Kini ia melirik layar ponsel temannya yang memperlihatkan nama Anga lalu setelahnya nama Arrabelle.
Marva menghela napas kasar. Ia bersyukur satu kelompok dengan Anga, tapi jika ada Arrabelle, Marva malah tidak suka. Pasalnya, cewek itu pasti akan jadi beban untuknya.
Istirahat dalam satu jam begitu singkat. Tiba'lah mereka pada jadwal JEMULAM- Jelajah Menuju Malam. Kebetulan hari sudah mulai gelap. Semua orang sudah berada di kelompoknya masing-masing, termasuk Marva.
Namun, Marva tak menemukan Anga di kelompoknya sendiri. Awalnya ia berpikir Anga mungkin datang telat, tapi perasaan Marva jadi tidak enak saat menyadari bahwa ia belum berpapasan dengan Anga lagi setelah turun dari Bus.
"Va, lo kenapa sih?" tanya Arrabelle yang menyadari kegelisahan Marva.
"Anga belum dateng," jawab Marva.
"Ck! Cewek itu lagi. Lo bisa gak sih putus dari dia? Gue siap kok jadi pacar lo."
Marva menepis dengan kasar tangan Arrabelle yang mulai bergelayut manja padanya. "Jangan mimpi!"
Arrabelle yang mendapat perlakuan kasar Marva lantas mencebikkan bibirnya kesal. Kemudian dia berpindah tempat karena terlanjur gondok.
Mata Marva tak sengaja melirik Tara yang kebetulan satu kelompok dengannya. "Lo liat Anga, gak?" tanyanya.
"Gue gak liat," jawab Tara dengan kedua tangan yang saling bertaut tapi terus bergerak gelisah.
Marva menyadari kegusaran Tara. Pasti ada yang tidak beres. Marva berpikir demikian karena tadi sore ia melihat Anga yang sempat menghampiri Tara sebelum pergi ke hutan. Dan dari sana Marva tak lagi melihat Anga kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVANGA
Fiksi Remaja-highest rank- #1 in thriller 18-02-22 #1 in friendship 08-06-22 *** Berawal dari surat cinta yang harus Anga sampaikan dari temannya untuk Marva. Namun sayangnya, kesialan sedang nyaman dalam jiwa Anga. Dia terpaksa harus menjadi pacar Marva, si pl...