Pagi ini Anga hendak berangkat ke sekolah. Namun, saat ia sudah keluar dari pintu pagar, Anga sama sekali tak melihat keberadaan Marva. Biasanya jam segini cowok itu sudah stay di depan rumahnya.
Anga mencoba berfikir positif, mungkin saja hari ini Marva bangun ke siangan. Mari kita tunggu sampai beberapa menit ke depan.
Anga sudah menggerak-gerakkan kakinya dengan bosan. Sesekali ia menoleh ke kiri dan kanan, berharap Marva datang bersama motornya. Motor yang datang atau lewat membuatnya langsung mendongak, dan saat itulah ia harus mendesah kecewa karena motor itu bukanlah motor Marva.
Anga melirik arlojinya. Sudah hampir kesiangan. Jika terus menunggu Marva datang, dia pasti akan terlambat. Apa mungkin Marva pergi ke sekolah tanpa menjemputnya? Tapi cowok itu sama sekali tak mengiriminya pesan.
Tiba-tiba sebuah motor KLX hitam berhenti di depannya. Orang itu Lingga yang ternyata baru saja keluar dari rumahnya. "Mau nebeng gak?" tawarnya.
"Boleh deh, kayaknya Marva gak bakalan jemput," ujar Anga.
"Yaudah naik." Lingga memberikan helm cadangan pada sahabatnya itu.
Seusai memakai helmnya, Anga naik ke motor Lingga. Akhirnya ia sampai tepat waktu di sekolah berkat cowok itu. Jika tidak ada Lingga, mungkin Anga akan kena hukuman karena terlambat.
"Thanks ya, Ga! Bye, gue masuk dulu!" pamit Anga sebelum masuk ke area sekolahnya. Begitupun Lingga yang sudah berlalu dengan motornya.
Sebelum benar-benar masuk ke dalam gedung sekolah, Anga melihat kearah parkiran, lapak parkir yang biasa Marva gunakan kosong. Motornya tidak ada di sana. Sepertinya, hari ini cowok itu tidak masuk sekolah. Ia juga tak melihat motor teman-teman Marva yang lain. Bagus sekali mereka bolos bersamaan, pikir Anga.
"Incess!" panggil Bujang yang membuat Anga menoleh ke ujung koridor. Cowok itu langsung berlari mendekatinya. "Cess, gue seneng banget sumpah!"
"Tumben banget pagi-pagi samperin gue. Seneng kenapa lo?"
"Cewek gue cantik banget, ya ampun!" Bujang memperlihatkan fotonya bersama seseorang di layar ponselnya. "Liat nih! Kemarin gue meet sama dia, cuyy!"
Anga mendengus. "Emangnya dia mau sama cowok modelan kayak lo?"
"Ya makanya itu, dia maunya sama cowok modelan kayak gue. Dia jago tinju, jago karate juga. Hebat sih! Ini mah calon istri idaman versi gue!"
"Iyeee... Kalian cocok banget. Pantes kalian langsung klop gitu." Sekali lihat pun Anga langsung tahu cewek yang Bujang maksud itu cewek tomboy. Mereka bisa saling melengkapi, cowoknya di dapur, ceweknya nyari nafkah. Nah'kan cocok.
Tak henti-hentinya Bujang melihat ke layar ponselnya sambil senyum-senyum sendiri persis seperti orang gila. Sedangkan Anga malah melihat kearah lapangan basket, barangkali pacarnya ada di sana. Namun, lapang itu diisi oleh orang yang tidak Anga kenali. Itu artinya, the sugars tidak sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVANGA
Fiksi Remaja-highest rank- #1 in thriller 18-02-22 #1 in friendship 08-06-22 *** Berawal dari surat cinta yang harus Anga sampaikan dari temannya untuk Marva. Namun sayangnya, kesialan sedang nyaman dalam jiwa Anga. Dia terpaksa harus menjadi pacar Marva, si pl...