EXTRA PART (Lembaran Anga)

2.9K 195 82
                                    

Jakarta, 17 Maret 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 17 Maret 2020

Aku,
Anga Gemintang.
Si gadis penuh pengharapan untuk mendapat bahagia.

Tepat di umurku yang baru saja menginjak tujuh belas tahun. Iya, hari ini, tanggal 17 maret 2020. Di hari ulang tahunku ini, aku akan membuatnya berkesan dengan kertas yang bertuliskan rangkaian kalimat indah.

Siapa pun nanti yang menemukan surat ini, kamu adalah bagian dari hidupku. Kamu akan mengetahui siapa aku dan seperti apa aku.

Biar aku ceritakan sesuatu. Dulu, saat umurku tujuh tahun, tepatnya adalah dimana anak-anak seumuran itu akan mendapat sebuah hadiah dari orang tuanya karena mereka akan memasuki sekolah dasar. Namun, saat itu aku hanya turut bahagia dengan apa yang mereka dapatkan.

Apa aku iri? Mungkin ada sedikit, tapi rasa iri itu hilang manakala aku melihat sebuah kutipan di buku diary yang aku temukan di lemari Mama.

Beliau menulis kalimat ini, "Tuhan itu baik, semua ciptaannya memiliki porsi masing-masing untuk bahagia. Jika kamu tidak mendapatkan apa yang didapatkan orang lain, maka kamu akan mendapatkan apa yang tidak di dapatkan oleh orang lain."

Sangat bijak bukan? Aku selalu mempercayai itu. Kenapa? Karena Mama seakan-akan mengatakan langsung padaku untuk tidak mengeluhkan perihal hidup. Itulah alasanku bertahan untuk tetap menjalani hidup meskipun berat.

Mau tahu apa yang menjadi harapanku kala umurku tujuh tahun? Merasakan bahagia? Bukan. Satu-satunya harapan yang aku panjatkan saat itu adalah, "Tuhan aku ingin melihat sosok malaikat baik dan cantik yang melahirkan aku ke dunia ini walaupun hanya dalam mimpi."

Namun, aku bosan terus mengharapkan hal itu. Setelah beranjak lebih besar. Aku pernah berpikir untuk memiliki seseorang yang bisa menjadi teman sekaligus seorang kakak. Waw, saat itu harapanku terkabul.

Tuhan mengirimkan Lingga padaku. Dia mampu menjadi seorang teman sekaligus kakak. Dia itu selalu ada untuk aku. Aku menyayanginya sampai kapan pun. Tuhan memang baik'kan?

Lingga menjadi pelindungku dari kelas satu SMP sampai lulus. Tapi, saat masuk SMA kita harus berpisah. Aku berusaha untuk tak lagi bergantung pada Lingga. Dia harus mencari kebahagiaannya sendiri, tak perlu lagi melulu soal aku.

Mau tau kisah cinta pertamaku? Biar aku ceritakan lagi kisah yang lainnya.

Saat aku masuk SD, ada satu bocah laki-laki yang aku taksir. Ah tidak, aku hanya ingin berteman dengannya. Hanya saja, wajah dia selalu ditekuk. Tak memperlihatkan tanda-tanda ramah.

Bahkan, pernah ada satu masa saat dia melirikku. Namun, hanya dengan pandangan sinis, setelahnya ia memalingkan wajah. Mungkin dulu aku sangat tidak enak dipandang.

MARVANGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang