"Woy, gue dapet surat nih egee!" seru Gerri heboh. Dia langsung berbalik pada Langit yang duduk di bangku belakangnya.
"Mana? Bukan buat lu kali, pasti buat Shaka, kayaknya yang simpen surat salah naro!" sahut Langit.
"Sirik ae lu jingan!"
Di kelas XI IPS 1 khususnya kelas Marva dan teman-temannya, duduk sendiri-sendiri. Hal itu adalah keinginan wali kelas yang tidak dimengerti oleh murid-muridnya.
Karena hari ini kelas sedang jam kosong, maka siswi-siswi membuat kubu masing-masing untuk bergosip, sedangkan para siswa sudah membuat kubu untuk bermain game, sebagiannya lagi ada yang tidur. Seperti Marva sekarang, cowok itu memilih tidur di bangkunya yang paling pojok.
Marva sengaja memilih bangku itu. Dia tidak ingin ada yang mengganggu tidurnya tak terkecuali guru. Sedangkan Langit dan Gerri sibuk dengan kicauan bibirnya masing-masing. Dan Shaka sekarang sibuk dengan ponselnya.
"Langit, nanti anterin aku ke toko buku ya?" ucap seorang gadis dengan rambut yang dikucir. Gadis itu duduk di bangku sebelah Langit.
Langit mengangguk dan tersenyum hangat. "Emangnya Rea mau beli buku apa lagi?"
"Ada novel kesukaan aku yang belum aku beli."
Namanya Rea Ferrani Mandala. Dia adalah objek bucinnya Langit. Rea'lah yang mampu meluluhkan hati Langit. Karena Langit tak bisa berpaling lagi pada cewek lain, alhasil dia jadi tidak ikut sesat seperti teman-temannya.
Mereka berpacaran dari kelas 10. Hanya saja mereka sudah kenal dari lahir, karena rumah mereka itu bersampingan. Kenapa mereka bisa berpacaran? Ya karena mereka menyadari perasaan masing-masing. Langit tak mau Rea diambil orang, jadi cowok itu langsung ngegas buat nembak Rea di kelas 10.
Mau sekasar apapun Langit pada orang lain. Tapi pada Rea, Langit begitu lembut. Bahkan belum pernah tuh Langit berkata kasar di depan Rea. Langit menghormati yang namanya wanita. Terlebih lagi kalau itu Rea dan Ibunya.
"Langit udah makan belum?" tanya Rea.
"Udah. Kenapa? Kamu belum makan? Mau aku temenin ke kantin? Mumpung jamkos nih!"
Rea mengangguk dengan mantap. "Iya, Rea laper. Temenin Rea makan di kantin kalo gitu!"
"Ayo kita ke kantin!" Langit menggandeng tangan Rea dan membawanya ke luar kelas.
Gerri menghela napasnya dengan lemah. Miris sekali hidupnya harus melihat keuwuan Langit dan Rea secara langsung. Gerri harus menelan pahit-pahit kenyataan kalo dirinya itu jomblo. Salah sendiri setiap ada cewek yang deketin mulutnya selalu lemes.
Ketika ada cewek yang mendekatinya, dia akan langsung komen segala yang ada pada cewek itu. Ya, karena ceweknya tidak nyaman, besoknya Gerri di-ghoting. Selalu seperti itu. Jadi, tidak heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVANGA
Roman pour Adolescents-highest rank- #1 in thriller 18-02-22 #1 in friendship 08-06-22 *** Berawal dari surat cinta yang harus Anga sampaikan dari temannya untuk Marva. Namun sayangnya, kesialan sedang nyaman dalam jiwa Anga. Dia terpaksa harus menjadi pacar Marva, si pl...