Marva memasuki bengkel miliknya. Ia disuguhi oleh wajah Gerri yang masam dengan disertai gelak tawa Shaka dan Langit. Gerri yang menyadari kedatangan Marva langsung bangkit dari duduknya.
"Ada yang nyariin lo tuh, Va. Kesel gue anjir. Kenapa juga dia dateng?" ucap Gerri.
Marva menaikan sebelah alisnya. "Siapa?"
"Bang Marva! Iiihhh kangen tau. Kenapa gak pulang ke rumah?"
Suara cempreng itu tiba-tiba datang bersamaan dengan sosok gadis cantik yang keluar dari ruangan pribadi Marva. Gadis berseragam biru muda garis-garis itu berlari mendekati Marva.
"Ngapain kesini?" tanya Marva.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Bang Marva gak mau ketemu sama Nura? Gak kangen sama Nura apa? Nura kangen tauuuu...."
Rengekkan itu keluar dari bibir tipis adik Marva, Nura Layyina Aerlingga yang masih menduduki bangku SMP. Sebagai adik dan kakak mereka cukup dekat, bahkan Marva sayang sekali pada adiknya itu. Segala sesuatu yang Nura inginkan akan ia turuti.
"Abang juga kangen. Kenapa gak telepon aja, gak usah kesini. Biar abang yang pulang ke rumah!"
"Emangnya Bang Marva bakalan pulang? Satu minggu yang lalu juga Nura chat bang Marva gak dibales!"
Marva mengusap tengkuknya dengan sebelah tangan. "Itu karena abang sibuk," dalihnya. "Iya gak, Gerr?" kilah Marva pada Gerri.
"Beneran Bang Marva sibuk? Sibuk apa?" tanya Nura pada Gerri.
"Abang lo sibuk sana sini sama ce- hhmmff!"
Ucapan Gerri terpotong karena Langit membekap mulutnya. "Lo mau buka aib Marva di depan Nura? Itu Nura ogeb! Kalo dia tau Marva punya banyak pacar, habislah kita semua!" geram Langit dengan suara pelan.
Nura memicingkan matanya karena tersadar akan kecurigaan. "Bang Marva sibuk apa?"
Marva sudah melotot pada Gerri untuk membuat jawaban bohong. Tangannya bahkan sudah mengepal di sisi tubuhnya.
"Abang lo sibuk sama ulangan. Minggu kemarin kita UTS'kan? Iya'kan? Lang, bener'kan?" ucap Gerri bohong.
"Iya, Nur. Abang lo sama kita semua lagi fokus belajar biar punya masa depan yang cerah," timpal Langit.
"Bagus deh kalo gitu, kalian harus rajin belajar!" Raut wajah Nura kembali seperti semula.
Nura itu tipe adik yang posesif pada kakaknya, dia akan sangat selektif dalam memilih pacar untuk Marva, tapi jauh dari itu, Marva malah main-main dengan banyak wanita. Jika Nura tahu, pasti Marva akan kena amuk oleh Ibu, Ayah, dan adiknya.
"Lo juga Nur, harus rajin belajar biar gak ogeb kayak si Gerri!" nasihat Langit.
Gerri memukul punggung Langit dengan keras. "Maksud lu apa, Jingan? Gue gini-gini pernah menang lomba kaligrafi waktu SD!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVANGA
Fiksi Remaja-highest rank- #1 in thriller 18-02-22 #1 in friendship 08-06-22 *** Berawal dari surat cinta yang harus Anga sampaikan dari temannya untuk Marva. Namun sayangnya, kesialan sedang nyaman dalam jiwa Anga. Dia terpaksa harus menjadi pacar Marva, si pl...