Mobil mewah milik Giandra berhenti di depan rumah mewah mereka, Bondan dengan cepat membuka pintu mobil milik tuannya. Giandra turun dengan menggendong Altezza diikuti oleh Gustav.
Altezza yang tadinya takut karena suara tembakan dibuat terkagum-kagum melihat rumah yang ada dihadapannya ini.
"Selamat datang di rumah Daddy," ucap Giandra.
"Ini mah bukan rumah dad, tapi istana. Mewah banget!!" jangan kira Altezza kampungan, kalian pasti akan terpukau jika melihat langsung rumah megah dihadapannya.
Gila-gila, keluarga gue kaya banget dah, batinnya tak percaya.
"Turunin dad, gue mau jalan. Gue gak lumpuh ngapain juga digendong."
"Your laguage, baby." Suara dingin Giandra membuat Altezza kicep, ia meringis menatap daddy dengan mengangkat dua jarinya.
"Hehehe, mon maap. Cepetan dad turunin Ezza sekarang," pinta Altezza, ia tak sabar mendekat ke rumah bak istana itu.
"No, baby. Biar Daddy gendong," bantah Giandra membuat Altezza cemberut.
Cup.
"ISH JIJIK!!! JINGONG DADDY NEMPEL! JANGAN CIUM-CIUM ISH. Jidat gue gak suci lagi."
Altezza berteriak sambil menggosok keningnya yang dicium Giandra, selama 14 tahun hidupnya ia tak pernah dicium seperti ini meski saat kedua orang tua angkatnya dulu memaksa menciumnya ia tetap tak mau.
Padahal ia tak tau saja saat ia di rumah sakit keningnya menjadi sasaran cium dari daddy dan abangnya.
"Jangan teriak, Ezza. Tenggorokanmu nanti sakit."
"Bodo, anjing," umpat Altezza tanpa sadar.
"Ngomong apa kamu tadi?" Giandra menatap tajam Altezza yang ada di gendongannya.
"Bukan apa-apa Dad."
Gustav yang melihat tingkah adiknya hanya menggelengkan kepalanya, mungkin hidupnya akan lebih berwarna setelah kembalinya Altezza di rumah ini.
"Udah ayo kita masuk," ucap Giandra diikuti Gustav.
Seorang bodyguard yang berjaga di depan pintu membukakan pintu rumah, Altezza semakin terkagum-kagum saat ia melihat interior di dalam yang terlihat mewah.
Anjir, ini rumah apa istana kerajaan gede bener. batin Altezza.
Ia dapat melihat para kingkong, eh para bodyguard yang berbaris dan juga para maid yang berbaris.
"SELAMAT DATANG TUAN MUDA!" ucap mereka serempak membuat Altezza terperanjat kaget, Giandra yang melihat anaknya kaget memberi peringatan pada Bondan.
"Maaf tuan," ucap Bondan membungkukkan badan diikuti para maid dan bodyguard.
"Kamu gak papa dek?" tanya Gustav ikut khawatir ia mengelus punggung adiknya.
"Enggak papa bang, cuma kaget kok," ucap Altezza sambil tersenyum manis membuat maid yang melihatnya memekik gemas, ingin rasanya mereka mencubit pipi majikannya itu namun mereka masih sayang nyawa.
Giandra yang melihat para maid menatap anaknya dengan tatapan ingin menerkam segera membawa Altezza pergi dari sana, ia memberi kode pada Bondan untuk segera menyuruh para maid dan bodyguard bekerja.
"Dad turunin dong, Ezza berat lho!" pinta Altezza karena ia juga punya rasa malu apalagi saat para maid dan bodyguard yang tadi melihatnya, astaga mau ditaruh mana muka gantengnya itu.
"Siapa bilang berat? Enggak berat kok bahkan daddy ragu, daddy kayak gak gendong orang kamu seringan ini," bantah Giandra.
Altezza yang mendengar itu mendengus pelan, kenapa mereka suka seenaknya sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [END]
Teen Fiction[END] [BROTHERSHIP #01] Si ketua geng Garesta yang hidup sendirian setelah memutuskan pergi dari keluarga pamannya yang toxic. Si brandalan yang hobi tawuran, dan berkelahi, hidup dengan bermodalkan hasil kemenangan dari balap liar. Sosok nakal dan...