Part 26

40K 4K 509
                                    

Setelah memastikan Altezza terlelap disinilah mereka berada, di sebuah ruangan bawah tanah yang menjadi markas besar mafia Faresta. Setelah memastikan keamanan Altezza, mereka segera mengadakan pertemuan penting
Tidak ada yang mengetahui di mana markas Faresta, hanya orang-orang yang terpilih Faresta yang mengetahuinya.

Di kursi paling ujung kini berada Giandra dengan keempat anaknya duduk di samping kiri kanannya. Di belakang mereka berdiri masing-masing tangan kanan mereka.

Yang pertama Abrar, seorang pria berusia 32 tahun dengan postur badan tinggi dan juga otot yang terlatih. Pernah bekerja di CIA selama 10 tahun setelah itu ia mengabdi pada keluarga Faresta. Menguasai berbagai macam bela diri seperti taekwondo, muay tai,  judo, pecak silat, kick boxing, dan kingfu. Menguasai senjata pistol dan pisau lipat. Dia merupakan tangan kanan dari Giandra.

Barraq, tangan kanan dari Gabrian. Memiliki wajah tampan dengan badan kekar dan juga tinggi, memakai kaca mata. Mantan agen FBI yang begitu jenius dan terkenal akan kemampuannya sebagai hacker. Ia selalu memberikan informasi-informasi pada Gabrian tentang dunia atas sehingga perusahaan Faresta tak pernah goyah. Meski begitu ia juga pandai taekwondo, karate, aikido, dan juga hapkido. Ia menguasai pisau tajam dan panah.

Cavero, tangan kanan Garviello. Sebagai tangan kanan pemimpin dunia bawah tidak main-main. Memiliki wajah tampan dengan rahang tegas, begitu juga mata elangnya yang mampu mengintimindasi lawannya, bertubuh tinggi besar. Ia adalah mantan agen CIA sekaligus agen ASN, ia menguasai 26 bela diri sekaligus. Tak hanya itu dia hampir menguasai semua senjata baik itu pisau, pedang, samurai, pistol, bom dan lain-lain. Sama gilanya dengan Garviello dalam membunuh musuh meski tak sebrutal Garviello.

Darren, tangan kanan Gustav. Memiliki tubuh yang tak terlalu tinggi namun ia merupakan lulusan termuda dari Harvard University, pandai dalam membuat racun mematikan dan penawarnya, meski hanya menguasai taekwondo, judo, dan karate dengan racun yang ia punya ia mampu membuat musuh terbunuh dalam beberapa detik.

Edgar, tangan kanan Gavin, memiliki tinggi tak beda jauh dengan Gavin. Berusia 23 tahun namun jangan melihat dari umurnya meski ia berusia muda ia adalah mantan pembunuh bayaran yang sangat terkenal di dunia bawah, ia selalu membunuh targetnya dengan rapih dan selalu berhasil kecuali saat ia diminta membunuh Gavin saat usia Gavin berusia 14 tahun yang kini akhirnya ia menjadi tangan kanannya. Menguasai karate, judo. semua jenis pisau dan alat-alat bedah.

"Bagaimana?" tanya Giandra memecah keheningan, meski kini kepemimpinan sudah berpindah kepada kedua putranya dalam beberapa hal ia yang akan memimpin seperti sekarang ini.

"Otak dari penyerangan belum diketahui tuan, untuk bom yang digunakan setelah Cavero selidiki ternyata adalah bom rakitan," ucap Abrar dengan tab di tangannya.

"Bagaimana bisa?" tanya Giandra penasaran, siapa tikus kecil yang berani bermain-main dengan Faresta.

"Dad, mereka bunuh diri dengan racun yang diselipkan pada gigi mereka sebelum mereka kita interogasi," ucap Garviello membuat yang lainnya menggeram.

"Apakah dari dunia bawah?" tanya Gabrian.

"Sepertinya bukan, karena di tubuh mereka tidak ada tatto atau pengenal dari dunia bawah. Racun yang mereka gunakan adalah jenis racun sianida," ucap Darren.

Mereka yang dimaksud adalah kelompok yang menyerang mereka tadi siang.

"Sepertinya mereka hanya orang-orang suruhan terlihat dari penyerangan yang dilakukan masih amatir," ucap Gavin diangguki oleh Gustav.

"Benar tuan, dari data yang saya peroleh mereka hanyalah teroris kecil yang diperintah seseorang. Dari jejak digital terakhir mereka disuruh menyerang kediaman kalian dengan bayaran yang memuaskan, namun nomor yang digunakan tidak aktif lagi. Terakhir titik itu berada di Berlin tuan," ucap Barraq sambil mengetik sesuatu di laptop untuk menampilkan apa saja yang ia peroleh. Terdapat wajah-wajah penyerang tadi siang lengkap dengan data diri mereka pribadi dan juga isi percakapan di ponsel mereka serta titik terakhir nomor yang menghubungi mereka.

Garviello mengeryit mendengar salah satu kota di Jerman itu, dia yakin tak pernah bermasalah dengan negara itu karena musuhnya sudah dia lenyapkan.

"Sepertinya mereka tidak hanya ingin meneror, ini bukan akhir ini awal dari langkah mereka," ucap Garviello membuat mereka mengangguk menyetujui.

"Sepertinya ada yang ingin bermain-main dengan kita," ucap Garviello sambil memasang smirk.

"Perketat keamanan bagi Altezza. Kita gunakan tim Beta untuk menjaganya, kalian jangan sampai lengah karena saya yakin bakal ada masalah baru yang akan timbul," ucap Giandra membuat yang lainnya mengangguk.

***

PRANG!!!

Bunyi pecahan kaca membuat Altezza yang sedang tertidur pulas terperanjat kaget, bahkan ia langsung duduk membuat kepalanya sedikit pusing.

"ANJING!!! SIAPA YANG MAIN DEBUS MALEM-MALEM?! GAK TAU APA GUE LAGI MIMPI DINNER SAMA LISA BLEKPINK!!" teriak Altezza merasa terganggu.

Ia membuka matanya yang masih mengantuk lalu menyalakan lampu kamar. Ruangan yang tadinya gelap kini terang, ia menyipitkan matanya menyesuaikan kamarnya yang terang.

"WEH SIAPA YANG MECAHIN KACA ANJING!! BANGSAT!!" ia terperanjat kaget melihat pecahan kaca berserakan di lantai kamar.

Beberapa pengawal di rumahnya pun membuka pintu kamar Altezza setelah mendengar pecahan kaca di kamar tuan muda mereka.

"Anda baik-baik saja tuan muda?" tanya salah satu dari mereka.

"Yayaya, syukurlah bukan gue yang kena," ucapnya.

Kan gak lucu gue tidur tiba-tiba kebangun udah ditanyain malaikat munkar nakir. batinnya.

Dibalik pecahan kaca yang berhamburan di lantai ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Altezza melihat kertas yang melapisi batu yang tadi dilempar, ia akan turun namun salah satu penjaga melarangnya.

"Maaf tuan muda ini berbahaya, anda bisa terluka."

"Ya udah, tolong ambilin itu!" tunjuknya yang langsung dilakukan oleh pengawal itu.

Pengawal itu memberi kertas itu padanya, ia membuka kertas itu. Ada tulisan angka yang seperti kode dengan warna merah. Aroma amis berkarat tercium dari kertas itu.

"Eweh bau amis darah," ucap Altezza sambil menutup hidungnya.

Anjirr, ini darah orang apa darah binatang cuy, batinnya.

Netranya memicing melihat deretan angka itu.

50 45 52 4D 41 49 4E 41 4E
42 41 52 55
44 49 4D 55 4C 41 49 21





Bersambung.

Yang kepo sama itu kode apaan, boleh disearch di google kode heksadesimal/ kode hex/ kode hexa ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kepo sama itu kode apaan, boleh disearch di google kode heksadesimal/ kode hex/ kode hexa ya guys.

Terimakasih buat yang masih setia sama cerita ini meskipun update ya gak nentu atau lama banget hmm, maafkan ya guys. Makasih banyak buat yang udah vote sama komen cerita ini, vote dan komen kalian itu berharga banget buat gue.

Just info aja, kalo chapter ini tembus 450 komen,  entar malem bakal up lagi👻.
Jadi ayo komen dan vote guys😘

Spam next di sini buat lanjut.

Bye

See you next chapter.

23/08/2021

ALTEZZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang