Altezza keluar dari kelasnya namun dihadang oleh Bondan, "Tuan muda ingin pergi ke mana?"
"Gue mau ke kamar mandi," ucap Altezza sambil menyentuh lehernya.
"Biar saya antar tuan muda," ujar Bondan membuat Altezza mendengus.
"Gak usah, gue bukan anak kecil yang harus ditemenin lagi pula gue bisa cebok sendiri," sinis Altezza.
Bondan yang mendengar hal itu tetap menampilkan raut datar membuat Altezza gemas pengen nabok.
"Serah deh," ucap Altezza sambil berjalan diikuti oleh Bondan di belakangnya.
Altezza memutar bola matanya saat Bondan berjalan seperti anak itik yang mengikuti induknya namun dalam hal ini bukan anak itik tapi anak kingkong, eh bukan anak tapi bapak kingkong.
"Bobo, jalan di samping gue," ucap Altezza berhenti berjalan membuat Bondan menatap tuan mudanya itu. Raut wajahnya masih datar membuat Altezza mendengus.
"Lo! Mulai sekarang bakal gue panggil Bobo," ucap Altezza dengan senyum sumringah.
"Gak usah bilang makasih, gue tau lo juga suka panggilan itu," tambahnya namun hanya ditanggapi oleh wajah datar tanpa ekspresi oleh Bondan.
"Duh gusti, lo gak bisa senyum apa Bo," keluh Altezza bosan melihat tatapan datar yang Bondan layangkan.
"Maaf tuan muda."
"Bodo ah, gue mau lanjut ke toilet," ujar Altezza diikuti oleh Bondan berjalan di sampingnya.
Saat sudah sampai di depan pintu toilet, Altezza menatap Bondan "Bobo, gak usah ngikutin masuk juga. Gue malu!"
Setelah mengucapkan itu Altezza masuk ke dalam kamar mandi, ia menutup pintu itu lalu dengan waspada ia mengawasi tempat itu. Matanya dengan teliti mencari kesempatan untuk bisa lolos dari Bondan.
Matanya menatap sekeliling kamar mandi untuk menemukan celah agar ia bisa keluar, namun ia belum menemukan cara agar bisa keluar dari sini tanpa diketahui oleh Bondan.
Anjing, gak ada celah apa disini. umpat Altezza.
Ceklek.
Netranya menangkap seorang remaja yang memakai hoodie hitam keluar dari salah satu bilik kamar mandi. Sebuah ide cemerlang ia dapat, ia mendekati remaja tersebut dengan sedikit ancaman ia mendapat apa yang ia inginkan.
Hoodie hitam telah terpasang sempurna di badannya meski terlihat sedikit kebesaran namun itu bukan masalah besar, ia segera memakai tudung jaket itu untuk menutupi wajahnya agar Bondan tak melihat wajahnya.
Setelah merasa penyamarannya cukup meyakinkan, ia dengan santai keluar dari kamar mandi. Ia tak merasa takut akan ketahuan.
Dengan lancar ia bisa keluar kamar mandi tanpa halangan apapun, ia menoleh sedikit dengan ujung matanya ia dapat melihat Bobo sedang berdiri tegak di samping pintu kamar mandi.
Tungguin sampe lumutan ya Bobo, batin Altezza sambil terkekeh tanpa suara.
Altezza dengan cepat berjalan menuju taman belakang yang menjadi tempat berkumpulnya geng Garesta.
"Woah bisa lolos juga lo Al." sambut Dhika melihat Altezza menyingkap tudung hoodie yang ia pakai.
"Easy itu mah," ucap Altezza sambil berjalan menuju bangku kosong di sebelah anggotanya.
"Gimana udah siap?" tanya Geo sambil menginjak puntung rokok yang tadi ia hisap.
"Semua udah siap bang, kita bisa turun sekarang." ucap Dewo membuat yang lainnya mengangguk menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [END]
Teen Fiction[END] [BROTHERSHIP #01] Si ketua geng Garesta yang hidup sendirian setelah memutuskan pergi dari keluarga pamannya yang toxic. Si brandalan yang hobi tawuran, dan berkelahi, hidup dengan bermodalkan hasil kemenangan dari balap liar. Sosok nakal dan...