"SERANG!!" teriak Altezza memberi komando pada anggota Garesta, ia berlari maju dengan balok kayu ditangannya.
Kedua kubu terlihat sibuk adu jotos bahkan ada yang terkena pukulan hingga sabetan senjata tajam namun tak ada satupun yang menyerah, ini baru awalan bagi mereka.
Dewo dan Dika maju di belakang Altezza masing-masing dari mereka membawa geer motor dan juga samurai. Dengan semangat mereka maju menghajar siapapun lawan yang dihadapannya.
"Woah gue jago juga nyabetnya," takjub Dika saat lawannya terkena sabetan samurai yang ia bawa.
Dewo yang mendengar sahabatnya mengatakan hal itu hanya menggelengkan kepala namun tangannya terus memutar gasper yang ujungnya telah ia tali kencang dengan geer.
"Wo, kalo selesai tawuran makan bakso kuy," ajak Dika sambil menghajar musuh yang terus berdatangan padanya.
"Brengsek, di situasi sekarang sempet-sempetnya lo mikirin makan. Dasar ogeb!!"
"Suka-suka guelah, lo juga kalo diajak mau. Dan satu lagi gue gak bego gue cuma gak pinter aja," sungut Dika tak terima.
Anggota Garesta terus bertarung dengan Geng Dragon hingga wajah mereka lebam dan seragam yang mereka kenakan terkena noda darah, tanah dan debu yang menempel.
Matahari semakin tinggi namun tawuran antar geng itu tak kunjung selesai.
Altezza yang sedari tadi menghajar musuh yang ada dihadapannya masih tampak semangat, wajahnya masih bersih belum ada pukulan yang mengenainya wajar saja sebelum pukulan itu melayang ke wajahnya atau tubuhnya ia dengan cepat menangkis dan membalas pukulan itu dengan keras.
Netranya menangkap Dino yang berdiri tak jauh darinya. Ini saatnya ia bertarung dengan ketua Dragon.
Altezza berlari menuju Dino yang sudah dengan posisi siap membawa pisau. Ia menggerakkan lehernya hingga suara gesekan tulang berbunyi, ia memasang smirk lali memberi gestur untuk Dino maju.
Dino yang melihat itu segera melayangkan tinjuan pada wajah Altezza namun ia dengan cepat bisa menghindar dari serangan.
"Lo gak ada kemajuan njing?" tanyanya lalu melayangkan pukulan pada wajah Dino.
Dino yang tak siap mendapat pukulan di wajahnya mundur beberapa langkah, sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Dia meludah untuk menghilangkan rasa karatan di mulutnya.
Dino kembali maju melayangkan pukulan yang langsung ditangkis dengan mudah olehnya namun sebuah pukulan di perutnya tak mampu ia tangkis. Membuat Altezza mundur beberapa langkah dengan tangan memegangi perutnya.
Altezza segera berdiri tegak menghiraukan perutnya yang sedikit sakit.
"Mayan juga lo."
Lumayan juga pukulannya, tapi masih kalah jauh. batin Altezza.
Altezza berlari ke arah Dino lalu memberi pukulan di perutnya hingga Dino membungkuk memegangi perutnya.
Mengambil kesempatan itu Altezza segera memukul punggung Dino menggunakan balok yang ia bawa.
Brak.
Dino jatuh tengkurap, Altezza yang melihat ia memasang smirk.
"Cuma segini kemampuan lo?" tanya Altezza.
Dino yang merasa sakit di punggungnya karena pukulan kayu dari Altezza berusaha bangun meski rasa sakit mendera.
Matanya menatap tajam wajah santai Altezza, Dino mengeraskan wajahnya karena selalu kalah dengan Altezza.
Dino mencengkram tanah yang ia pegang lalu dengan gerakan cepat ia melempar tanah itu di depan wajah Altezza.
"Ashh anjingg lo," umpat Altezza mencoba menghalangi matanya dengan lengannya agar tak kemasukan tanah yang dilempar Dino. Ia menjatuhkan balok yang tadi ia pegang karena tanah itu masuk ke dalam mata. Matanya terasa perih ia mencoba menggosoknya dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [END]
Teen Fiction[END] [BROTHERSHIP #01] Si ketua geng Garesta yang hidup sendirian setelah memutuskan pergi dari keluarga pamannya yang toxic. Si brandalan yang hobi tawuran, dan berkelahi, hidup dengan bermodalkan hasil kemenangan dari balap liar. Sosok nakal dan...