1

20.2K 1.5K 461
                                    

Sadar, kalau setiap manusia punya sisi kelamnya masing-masing


vote & comment juseyooo


***


Jaemin melangkahkan kedua kaki jenjang miliknya ke arah ruang kerja ayahnya. Setelah upacara kematian Dejun di selengarakan beberapa jam yang lalu Yuta memanggil Jaemin ke kantor miliknya.

tok tok

"Masuk" Ucap Yuta tegas.

"Kau tau mengapa ayah memanggilmu kemari, Jung Jaemin?" Jaemin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Yuta meletakan berkas-berkas yang sedari tadi di kerjakannya dan beralih menatap anak keduanya. Matanya menatap dengan Jaemin tajam lalu kembali melunak dalam hitungan detik.

"Aku sudah tua Jaemin, dan perusahaan keluarga kita ini butuh penerusnya. Tadinya ayah akan mewarisi perusahaan keluarga kita kepada kakakmu, tapi sayangnya takdir sepertinya tidak merestui rencana ayah-"

"-ayah berharap kamu bisa menggantikan posisi Dejun ya?" Yuta menatap Jaemin penuh harap.

HAHA senyum Jaemin tersungging di dalam hati. Owh Jaemin tidak sebodoh itu untuk menampilkan ekspresi aslinya. Ayahnya itu bodoh... Yuta sungguh bodoh. Jaemin rasanya ingin tertawa. Jaemin tau selama ini dia selalu berada di posisi nomer 2. Tak apa, Jaemin sudah biasa di nomer duakan oleh kedua orangtuanya terutama sang ayah. Tapi lihatlah kini siapa yang menang?

Untuk pertama kalinya seorang Seo Dejun kalah dari adiknya.

"A-aku tidak tau ayah" Okay ingatkan Jaemin untuk memberikan aktingnya ini sebuah penghargaan.

Yuta menghela nafasnya berat. Hanya Jaeminlah satu-satunya harapan yang Yuta miliki, Dejun yang notabane-nya anak kesayangan Yuta yang selalu dibanggakan olehnya itu sudah wafat, hanya Jaemin yang dapat menyaingi Dejun. Yuta tak berharap kepada Shotaro sih sejujurnya karena anak bungsunya itu tidak begitu pintar.

"Na, ayah mohon ya?"

Jaemin sedang senang, sangat senang...

"Baik ayah" Jawab Jaemin

"Terimakasih Na"

Tunggu, kenapa hati Jaemin terasa sakit? Haha sudah biasa kok, saat Dejun melakukan sesuatu Yuta selalu membanggakannya dan memeluk Dejun erat tetapi setiap Jaemin yang melakukan suatu hal Yuta hanya tersenyum lalu mengucapkan selamat. Ah, iya. Meskipun Dejun sudah tiada tetapi Jaemin tetap saja bukan Dejun kan?

Tidak usah berharap Jaemin! Ibu menangis tersedu-sedu saat upacara pemakaman Dejun hyung belum tentu Ibu akan menangis seperti itu saat kau wafat nanti. Ingat hanya Jeno, Haechan dan Yangyang yang peduli perasaanmu! Atau mungkin Ibu juga? Tapi dia tidak akan peduli, masih ada Shotaro.

"Baiklah ayah, Nana izin pulang." pamit Jaemin yang kemudian hanya di balas dehaman oleh Yuta yang kemudian kembali sibuk denga berkas-berkasnya.


***


"..."

"Tentu saja berhasil bibi"

"..."

"Tentu, adikku terlalu bodoh"

"..."

"Ya sudah, ku tutup dulu ya bi"

"..."


***


Jung Minhyung, biasa dipanggil Mark. Mungkin semua orang didunia ini sangat menginginkan posisinya, tapi tidak dengannya. Dari kecil semua yang dilakukannya sudah diatur oleh ayah dan kakeknya. Semasa remaja dulu Mark tidak sama sekali diperbolehkan pergi atau bermain dengan teman-temannya.

Royal Estate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang