19

2.3K 322 52
                                    

Life is a boomerang








vote and comment:)





***





Ten mengerenyit jijik saat matanya menangkap daerah yang dibatasi garis kuning. Tempat ini di dalam ruangan, tentunya bau anyir khas darah tersebut dapat tercium.

"Menjijikan" Gumam Ten.

"Tidakkah seharusnya para polisi itu bekerja?" Protes Haechan. Bagaimana tidak? Polisi-polisi itu hanya duduk-duduk santai seolah-olah mereka bos-nya.

Hari ini Ten pergi menginvestigasi bersama Haechan. Anak itu bisa Ten andalkan.

"YAK! Kenapa kalian hanya bersantai-santai saja hah?" Haechan menatap segerombolan polisi itu kesal.

"Who? Us?" Tanya salah satu polisi.

"Well yea, you guys! What the hell do y'all think your doing? Aren't you paid to work?"

"Hei Maple, are you dumb somethin'? We' ain't paid to work, we-" sebelum polisi itu meyelesakian kalimatnya Ten menarik tangan Haechan menjauh.

Tetapi Haechan masih menatap garang para polisi-polisi di depannya. Haechan menatap mereka seolah-olah mengatakan 'najis' atau 'menjijikan' dengan wajahnya yang mengesalkan.

"We're sorry, you can continue what ever your doing" Ujar Ten seraya berjalan kedaerah dalam garis kuning.

Haechan menatap Ten dengan tatapan tidak mengerti, ada yang aneh dengan Mama-nya. Tiba-tiba saja mamanya mau meminta maaf kepada orang lain, itu bukan Ten.

Ada apa dengan Ten?

"Ma, kenapa kau meminta maaf kepada mereka?" Tanya Haechan dengan nada tidak suka.

"Ada, kau tidak perlu tau" Jawab Ten tidak acuh.

Mungkin Mama-nya hanya sedang sakit, begitu pikir Haechan. Atau kepala mamanya terbentur sesuatu yang membuat mamanya menjadi kelainan.

"Ma, aku menemukan dompet paman Yuta!" Ten mendelik kearah Haechan semangat.

"Dimana?"

Haechan menunjuk kearah pojokan. Disana terdapat dompet dan ponsel yang di duga milik Yuta. Ada juga cincin pernikahan Yuta dan Winwin yang sepertinya sengaja Yuta jatuhkan di pojokan tersebut.

"Apa guna paman Yuta menjatuhkan barang-barangnya disini?" Sudah Ten bilang kan Haechan akan berguna?

Ini buktinya, otak anak itu cepat sekali mencerna sesuatu. Dan sangat tepay bersanding dengan Mark. Sama-sama psikopat jenius.

"Mama rasa kita akan segera menemukan jawabannya"








Di tempat yag sama tetapi di lain sisi Taeyong mencoba menghubungi seseorang,

"Halo, ada apa?" Tanya orang diseberang telfon.

"Dia mencoba untuk menginvestigasi lebih lanjut, hari ini"

"Lalu?" Tanya orang tersebut tidak mengerti.

"Aku tidak bisa membiarkannya! Kau buat saja anak pertamanya celaka atau semacamnya mengerti?"

"Ya-"

Dengan kurang ajarnya Taeyong memutus panggilan tersebut.

Ten tidak akan menghalangi Taeyong dalam melakukan rencananya, tidak ada yang akan bisa. Kecuali Jaehyun, lelaki itu mungkin bisa menggagalkan ribuan rencana Taeyong. Tapi sayanganya lelaki bernama Jaehyun itu akan selalu berada di pihak Taeyong.





***





"MINJEONGGG" Pekik Yangyang kegirangan.

Moon Minjeong, adik Yangyang. Satu-satunya perempuan di Royal Estate. Minjeong baru saja pulang setelah menyelesaikan perguruan tinggi di luar negeri.

"Yak!" Minjeong memekik kesal karena dia tidak bernafas akibat pelukan Yangyang.

"Aku merindukanmu juga bocah!" Doyoung tersenyum senang menyambut kepulangan putrinya.

"MAMAAA" Minjeong segera melepaskan pelukan Yangyang dan menghampiri Doyoung.

Taeil dan Doyoung tersenyum melihat wajah berseri putri mereka yang sangat cantik. Dulu selama 18 tahun Minjeong tinggal di luar negeri bersama neneknya dan kini dia kembali.

"Mama, Papa aku merindukan kalian" Minjeong dan erat kedua orangtuanya.

"Kalian baik-baik saja kan selama aku pergi?" Tanya Minjeong antusias.

"Tentu saja mereka baik-baik saja" Sahut Yangyang malas.

Doyoung dan Taeil hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.

Di dalam hati Doyoung, Doyoung rasanya ingin menjerit histeris. Tidak kami tidak baik-baik saja aku selingkuh dari suamiku dan selingkuhanku mati dibunuh, untungnya sebelum kau tiba disini.

Tidak jauh beda dengan Taeil yang memikirkan hal yang sama, bedanya selingkuhan Taeil masih bernyawa dan Taeil merasa seperti seorang pedofilia.

"Ayo masuk kedalam, Mama sudah membuatkan makanan favoritmu"

Dari kejauhan keluarga kecil tersebut tampak bahagia dan harmonis, tapi 4 hati di dalamnya tidak merasakan hal tersebut.





***





Ten mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menyusuri jalan raya tanpa rasa taku sedikit pun. Hal yang paling penting kini adalah keselamatan Hendery.

Di sebelah Ten terdapat Haechan yang sudah menangis histeris setelah mendengar kabar kecelakaan kakaknya.





"Atas nama pasien Seo Hendery" Ten berujar frustasi.

"Pasien Seo Hendery, ruang ICU lantai 1" Ujar resepsionis itu ikut panik.


Di depan Ruang ICU sudah terdapat Johnny dan Mark, yang menampilkan raut penuh ke khawatiran.

"Mark Hendery hyung-"

"Hendery akan baik-baik saja" Mark memeluk Haechan seraya mengucapkan kalimat-kalimat yang mungkin bisa menenangkan pemuda manis itu.

Sedangkan Johnny merangkul Ten sembari merapalkan doa-doa, berharap agar Hendery baik-baik saja.

"Kenapa dia bisa mengalami kecelakaan?" Tanya Haechan kepada Mark lirih.

"Aku tidak tau, sayang" Mark mengecup lembut pelipis Haechan.


Sudah 2 jam berlalu dan pintu ruangan ICU akhirnya terbuka juga.

ckrek


***


Eji's corner:

Aku ke bandung hari ini😭😭 bundaku mau opening resto cabang bandung jadi ya begitchu

Dan jalan dari menteng ke bandung itu jauh😭😭

y sdh lah aku up juga yekannn

baibai





G night

Royal Estate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang