23

2.3K 323 107
                                    

I close my eyes and the flashback starts









vote and comment juseyo^^





***




Sedari dulu, saat Hendery memiliki masalah dia selalu pergi ke Dejun untuk bercerita. Bercerita segala keluh kesah yang dialaminya, dan Dejun akan memberikan Hendery nasihat.

Tetapi sekarang sudah berbeda, daun-daun dan bunga musim semi mulai bermekaran. Sudah cukup lama rasanya Hendery ditinggal oleh Dejun, sang kekasih hati.

Kini Hendery sedang merasakan sakit, dia ingin bercerita kepada Dejun dan mendengarkan nasihat-nasihat pria manis itu. Tapi tidak bisa, Dejunnya telah di kubur di dalam tanah coklat dan tidak mungkin bisa kembali lagi.

Tapi ada satu tempat yang bisa Hendery kunjungi, pemakaman Dejun.

"Rasanya sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu, Dejun" Hendery berujar kepada batu nisan di hadapannya.

"Aku rindu Dejun-ah. Aku merindukanmu setiap harinya. Dulu aku punya kau, tapi sekarang aku tidak punya siapa-siapa" Ujar Hendery terang-terangan.

Satu demi satu tetes air mata Hendery turun tanpa izin. Kini Hendery merasa kesepian, Hendery merasa hanya seorang diri.

"Mama dan Papa tidak terlalu peduli keadaanku, mereka hanya sayang Haechan. Apa karena aku tidak seperti mereka, Dejun?" Hendery menumpahkan segala isi hatinya di depan makam sang istri, berharap bahwa dirinya akan menjadi lebih tenang setelah ini.

"Aku heran, Dejun. Mark anak pertama dan dia sangat di sayang oleh orangtuanya, tapi mengapa aku tidak seperti itu?"

Seolah-olah Dejun berada di depannya Hendery menceritakan tentang semua hal yang terjadi.

Mulai dari kedua orangtuanya dan Yangyang yang ingin kembali menjodohkan Hendery dan Yangyang sampai saat Hendery membentak Ten.

"Aku tidak percaya siapapun di dunia ini kecuali kau, Dejun. Jadi aku hanya bercerita padamu. Aku tau kau bisa mendengarku kan dari atas sana?" Hendery menatap nanar batu nisan Dejun yang mengkilap.

Saat pemuda bermarga Seo tersebut hendak beranjak, sebuag suara bariton mengagetkannya.

"Kau bodoh nak, sungguh bodoh!" Wong Lucas, pemuda bertubuh tinggi itu muncul dari belakang pohon dan malah mencemooh Hendery.

"Hah? Kau bicara dengan siapa?" Tanya Hendery.

"Memangnya ada orang selain kau disini?" Ujar Lucas sambil memutar bola matanya malas.

"Oh..."

"Eh- Hei! Mengapa kau mengataiku bodoh, bodoh?" Tanya Hendery kesal.

"Karena kau bodoh" Jawab Lucas seadanya.

Hendery mendengus kesal melihat orang di hadapannya ini, Wong Lucas. Orang yang ibunya paling benci karena telah berani menikahi Jungwoo dan membawa Jungwoo ke keburukan haqiqi.

"Bisa kau memberi aku tempat berjalan?" Sinis Hendery kepada Lucas.

"Sopanlah sedikit, aku ini masih pamanmu kalau kau lupa" Ujar Lucas tak kalah sinis.

"Apa maumu, paman" Hendery sengaja menekankan kata paman untuk berbicara dengan nada 'sarkas' pada Lucas.

Lucas terkekeh pelan melihat tingkah Hendery. Hendery persis seperti Johnny, tidak suka berbasa-basi. Sedangkan Lucas, dia rajanya berbasa-basi.

"Aku dulu pernah memberitahumu kalau Dejun bukan anak yang baik bukan?"

"Dan kau pikir aku akan percaya?" Tanya Hendery sinis, pamannya sungguh sok tau.

"Kalau aku bilang bahwa anak di kandungan Dejun bukan anakmu bagaimana?" Lucas mengangkat sebelah alisnya sedikit.

Emosi Hendery mungkin akan meluap sebentar lagi, terlihat dari wajah pria itu yang sudah merah padam.

"Tidak mungkin" Tukas Hendery.

"I knew you'd say that, jadi aku bawa ini. Ini bukti valid"

Lucas menyodorkan sebuh amplop berukuran sedang ke tangan Hendery. Sedikit rahasia diantara kita, Lucas sebenarnya tidak mau repot-repot melakukan ini jika Jungwoo tidak memaksanya. Jungwoo terlalu sayang dengan keluarga Ten.

"Wait, can I trust you?" Tanya Hendery sebelum membuka amplop coklat tersebut.

"Jangan percaya padaku karena bukan aku yang mengumpulkan bukti-bukti itu, Bibi Jungwoo mu yang melakukan itu" Ujar Lucas enteng seolah-olah itu adalah kalimat yang normal untuk keluar dari bibir seorang manusia.

Kalau sudah bersangkutan dengan Bibi Jungwoo, Hendery 100% percaya.

"Heol" Gumam Hendery.

Di dalam amplop tersebut ada foto Dejun dengan seorang lelaki yang Hendery kenal dekat, Bangchan.

Ada beberapa foto yang berbeda, salah satunya adalah foto Dejun dan Bangchan sedang berciuman.

"Ini bukan editan kan?" Tanya Hendery untuk memastikan.

"Kau tidak percaya Bibi Jungwoo mu?" Tanya Lucas balik yang di jawab anggukan dari Hendery pertanda lelaki tersebut percaya.

Dan terakhir adalah surat tes DNA janin Dejun. Hasil dari tes DNA tersebut, janin yang dikandungan Dejun tidak memiliki DNA yang selaras seperti DNA Hendery. Dan Di kertas itu tertulis bahwa tes DNA tersebut dilakukan oleh Seo Ten.

"Mama tau selama ini? Apa saja yang mama tau?" Rahang Hendery mengeras.

Hendery marah karena Mama-nya menyembunyikan hal besar ini darinya. Tapi Hendery sadar bahwa perlakuan Mamanya ini untuk melindungi Hendery.

"Kau tidak mau pulang dan meminta maaf kepada mama-mu?" Lucas membacakan pesan dari Jungwoo yang harus disampaikan pada Hendery.

"Aku pamit" Ujar Hendery dengan wajah datar.

"Hei! Tubuh istrimu, tubuhnya cukup enak untuk seukuran jalang" Lucas mengedipkan sebelah matanya kepada Hendery yang sudah pergi melewati Lucas begitu saja.





***




"Aku ingin mengakhiri hubungan tidak jelas ini!"

Shotaro dan Taeil tengah berdebat di kantor Taeil, tepatnya di ruang kerja Taeil.

"Kenapa?!" Tanya Taeil bingung.

"Aku sadar bahwa aku memliki suami, tidak sepertimu" Bohong, itu hanya alasan saja.

Shotaro sebenarnya sekarang ingin berusaha untuk mendekatkan diri kepada Hendery, setelah mengetahui bahwa Hendery dan Yangyang akan menikah.

Kalau Shotaro masih menjalin hubungan dengan Taeil kan tidak lucu, 'Pria yang aku sukai adalah menantu dari selingkuhanku'.

"Apa maksudmu?!"

"Sadar, kau sudah bau tanah! Jaga istrimu saja sana! Aku mengakhiri hubungan kita disini, sekarang juga" Ujar Shotaro final.

Tidak ingin memakan waktu lebih banyak lagi, Shotaro langsung beranjak keluar dari ruangan tersebut dan menyisakan Taeil dengan wajah cengo-nya.

"Apa katanya? Aku bau tanah? Memang iya ya?"




***





Eji's corner:
up aku wehh😭😭 wkwkwk, tapi aku beneran up. Dan aku rasa aku cukup suka sma chapter ini

ehwhwhe


bai baii







Smile🥰

Royal Estate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang