Chapter 10

456 88 9
                                    


Pagi ini Dahyun bangun lebih awal bahkan saat ini sangat awal,bagaimana tidak sedangkan matahari belum menampakkan dirinya. Mungkin bangun pagi sudah menjadi kebiasaannya semenjak dirinya dekat? dengan Sana.


Dirinya tidak yakin dengan statusnya bersama Sana. Apa Sana hanya menganggap dirinya adik kelas? Teman atau yang lebih buruknya rekan belajar. Yang benar saja jika memang hanya rekan belajar artinya setelah olimpiade ini berakhir dirinya sudah tidak bisa lagi bertemu sang pencuri hati.


Ini tidak adil!


Oleh karena itu Dahyun sudah membuat rencana agar supaya dirinya bisa mendapatkan status yang pasti bersama Sana.


List perlengkapan yang dibutuhkan sudah ditulisnya di buku khusus yang berisi informasi Sana.


Sepertinya ia memerlukan bantuan kedua sahabatnya. Dahyun tau meminta pertolongan mereka memang bukan ide yang bagus tapi demi kesuksesan rencananya,mau tidak mau ia harus meminta bantuan.


Meskipun begitu,hanya mereka berdua orang kepercayaan Dahyun. Dahyun terduduk dikasurnya,menatap lurus sembari mengumpulkan tenaganya.


Karena hari masih terlalu pagi lebih tepatnya subuh. Dahyun berjalan untuk turun ke arah dapur, ia mau mengambil susu dan coklat. Itu semua agar ia bisa semangat belajar dan tidak mengantuk.


Ya memang benar Dahyun akan belajar lagi,meskipun kemarin ia sudah full belajar akan tetapi itu belum cukup. Ingat keberhasilan membutuhkan usaha,itulah mengapa Dahyun setiap saat menghabiskan waktunya dengan belajar.


Dibawanya susu dan coklat itu kembali ke kamar. Sebelum hendak membuka buku latihan soal,ia kembali membaca rencananya yang sudah ditulis sembari membayangkannya.


Dirasanya sudah perfect,ia mulai belajar.


Bahagia itu sederhana. (Bahagia Dahyun aja, kita mah boro2 bahagia yang ada eneg belajar -Authors-)


Cukup lama Dahyun menghabiskan waktunya bersama rumus dan sudah saatnya ia mempersiapkan diri untuk ke sekolah.


Saat ini dirinya sudah sangat rapih,seragam yang terbalut lengkap ditambah wangi alami Dahyun benar benar bisa meruntuhkan pertahanan seseorang yang mendekat.


Ia turun ke bawah kemudian menuju meja makan. Tidak ada yang menemaninya dan itu sudah kebiasaan. Dahyun terbiasa sendiri tapi meskipun begitu tidak diambil pusing olehnya. Hanya dengan mengingat Sana saja sudah cukup membuatnya bahagia.


Dengan perlahan tapi pasti Dahyun menghabiskan sarapannya. Mobil sudah menunggu didepan mansion siap untuk mengantar Dahyun.


"Kali ini aku akan berangkat sendiri,aku ada olimpiade"ujar Dahyun memberi tahu supir yang biasa mengantarnya.

"Baik nona,saya akan mengatakannya pada tuan dan nyonya"jawab sang supir diangguki Dahyun.


Our Obsession [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang