Chapter 16

436 68 27
                                    


Rasa kekhawatiran dan gelisah terus menghampiriku. Aku memang sedang berada di mall bersama 2 sahabatku namun sedari tadi aku terus saja kepikiran tentang Dahyun. Tapi kalau dipikir pikir bukankah dia terlalu berlebihan?


Maksudnya kan aku hanya akan pergi berjalan jalan bersama sahabat sahabat ku memangnya itu salah? Lagipula aku tidak sering berjalan bersama Momo dan Mina. Hah sudahlah, saat ini aku sedang berjalan bersama Momo dan Mina jadi aku tidak boleh memikirkan hal hal lain. Semoga saja besok Dahyun baik baik saja.


"San! Apa kau tidak apa apa?" kata Momo karena dari tadi melihat Sana hanya diam saja.

"Ya.. aku tidak apa apa. Hanya saja aku khawatir pada Dahyun" ucapku sambil memasang wajah sedih tapi memang daritadi wajahku masam sih seperti tidak ada masa depan.

"Sudah jangan terlalu kepikiran. Nanti juga besok dia akan baik baik." Balas Mina.


Sana tersenyum kemudian memeluk sahabatnya. Rasanya sudah lama mereka tidak berpelukan Seperti ini.


"Cukup! Ini ditempat umum" ujar Mina kemudian melepaskan pelukan.

"Aihh sekarang ayo kita nonton. Filmnya udah mau dimulai 15 menit lagi." Ajak Momo.

"Oh iya hampir saja lupa"


Mereka berjalan pergi menonton,bermain dan juga makan bersama sama sampai lupa waktu. Rasanya sangat singkat.


Ku rebahkan tubuhku dikasur yang empuk kemudian memejamkan mataku sebentar untuk meng-refresh kan pikiranku. Hari ini adalah hari yang berat. Padahal tadinya masih baik baik saja.


"Huh~ dia terlalu posesif!"

.

.

.

.

.


Sana terbangun dari tidurnya. Cahaya terang dari jendela kamar benar benar mengganggunya. Meskipun mata sudah terbuka namun tubuh masih enggan untuk bangun. Ingin ia tidur kembali namun ia tidak ingin terlambat.


Saat teringat sesuatu. Tiba tiba saja tubuh Sana terduduk. Gawat! Bagaimana kalau Dahyun datang menjemputnya seperti tiap pagi?


Dengan segera Sana mandi kemudian menggunakan seragamnya. Saat dirasanya sudah rapih,ia turun menyapa ayah dan ibunya kemudian makan bersama.


"Bagaimana hubungan kalian berdua Sana?" tanya Ayah Sana. Sana sudah tahu arah pembicaraannya kemana.

"Sedang tidak baik. Sepertinya. Aku akan menunggu dia jemput." Ujar Sana.


Ia menghabiskan makanannya kemudian mengambil tasnya lalu duduk menunggu Dahyun.


Sudah 15 menit Dahyun belum datang juga. Biasanya baru 5 menit dia sudah ada. Sepertinya Dahyun memang marah! Sedikit menyebalkan. Dirinya juga punya urusan lain bukan hanya seperti orang yang gabut seperti dia. Lama kelamaan Sana juga ikut kesal.

Our Obsession [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang