Dipagi hari nan cerah ini terdapat seorang gadis yang sedang bersiap-siap, walaupun cerah sayangnya hari ini adalah hari Senin, hari dimana gadis ini harus menuntut ilmu disebuah sekolahan Elite khusus mereka anak-anak orang kaya dan terpandang.
Gadis bersurai ungu itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia segera menetapkan langkah menuju lift yang akan mengantarkannya keruang makan yang berada dilantai dasar.
Jangan heran jika dirumahnya ia memiliki lift, mansionnya sangatlah besar dan akan sangat menguras tenaga jika gadis itu harus berjalan menuju ruang makan.
Gadis itu duduk dengan tenang diruang makan, mengabaikan sapaan dari sang ibu. Gadis itu makan dalam suasana hening, berkali-kali sang ibu membuka topik namun sayangnya gadis itu memilih diam dan mengunyah makanannya.
Selesai dengan sarapannya, dirinya pergi menuju mobil yang sudah terpampang didepan pintu utama mansion. Sang supir dengan hormat membuka-kan pintu mobil untuk nonanya itu.
"Jalan pak" Singkat gadis itu
"Baik nona"
Mobil itu mulai berjalan meninggalkan mansion mewah itu. Selama diperjalanan gadis itu hanya sibuk memainkan ponselnya, lebih tepatnya ia sibuk menjawab chat dari sahabatnya itu yang ributnya menanyakan keberadaannya.
Malas membalas lagi, dirinya lebih memilih untuk mengabaikan chat dari sahabatnya itu. Baru saja ingin memejamkan matanya untuk beristirahat sebentar, ponselnya bergetar menandakan adanya sebuah panggilan.
"Bayi Maung calling you, answer or reject?"
Dengan sangat terpaksa ia menekan opsi answer dan dengan malas ia berkata "Ada apa Chaeng?"
"Yak Dahyun! Kamu ada dimana? Ini sudah mau masuk"
"Otw, tidak ada yang bisa menghukumku jika aku telat Chaeng, jadi tak usah panik begitu"
"Tapi tetap saj—
Tutt...
Dahyun memilih untuk mematikan panggilan itu sepihak, dirinya terlalu malas menanggapi sahabatnya itu. Ya dirinya tau bahwa bayi maung itu khawatir dirinya akan dihukum, tapi bukankah itu terlalu berlebihan?
Ingatlah Dahyun adalah anak dari sepasang orang berpengaruh di negara ini, jadi mana ada yang berani mengukumnya, mau hanya tinggal nama?
"Nona kita sudah sampai" Ujar sang supir sambil membuka-kan pintu mobil Dahyun.
"Nde.. pergilah paman"
Dahyunpun berjalan dengan santainya dikoridor sekolah yang sepi itu. Ya mereka semua sudah masuk ke kelas mereka masing-masing dikarenakan bel masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu.
Tok..tok..tok..
"Maaf saya telat" Ujar Dahyun dingin
"Ndee masuklah dan jangan diulangi" Ujar guru itu
"Tak janji" Jawab Dahyun sambil berjalan kekursinya.
"Kau kemana saja huh?" Ujar Chaeyoung yang duduk disebelahnya
"Ke dunia fantasi"
"Ke Dufan?! Kapan? Tadi? Kenapa tidak mengajakku? Kau jahat sekali" Ujar Tzuyu sahabat Dahyun
"Maksudnya mimpinya bukan Dufan" Ujar Chaeyoung
"Ohh hidupmu membosankan" Ujar Tzuyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Obsession [√]
RomanceMenceritakan tentang Dahyun yang mulai tertarik dengan seseorang yang baru saja ia temukan. Lantunan piano memulai kisah mereka, akankah berakhir dengan baik? atau bahkan buruk? Cinta dan terobsesi adalah hal hang berbeda, apakah Dahyun mencintai Sa...