Chapter 18

417 79 13
                                    



"Ada apa Dahyun, kau selalu membuatku khawatir. Cepat ceritakan padaku semuanya" ujar Sana


Dahyun lantas melepaskan pelukan dikala merasa dirinya sudah merasa lebih baik kemudian ia mengusap air matanya yang tadi sempat keluar.


"Sana...aku sepertinya lahir karena kesalahan.."

"Yakk jangan bicara seperti itu!"

"kau tidak tahu apa apa. Dari dulu appa dan eomma selalu menuntutku. Mereka selalu mengatakan untuk jangan mempermalukan keluarga dan jangan hanya jadi beban saja. Itu sebabnya dari kecil aku sudah ikut les. Ini tidak adil!"

"Aku berbeda dengan kalian yang saat kecil menghabiskan waktu bermain bersama teman sampai langit sudah gelap,sedangkan Aku? Aku menghabiskan waktuku dengan berbagai buku buku yang terasa asing yang bahkan seharusnya tidak dimengerti oleh anak kecil dan tidak pernah dibuka oleh anak kecil."Ujar Dahyun


Air mata kembali membasahi pipi mereka. Bukan hanya Dahyun tapi juga Sana. Sana merasa bersalah sekaligus dapat merasakan rasa sakit dari hal yang Dahyun alami. Sana ingin untuk menghibur Dahyun namun tak satu katapun yang bisa dikeluarkan bibir ini, sangat susah untuk di gerakkan.


"Maafkan aku Sana...aku sudah egois. Aku tahu dan aku sadar itu. Dari dulu appa dan eomma selalu saja mengabaikanku, kurasa mungkin karena itu aku bersikap demikian padamu. Aku tidak pernah merasakannya"

" tiap hari aku hanya mendengar pertengkaran omong kosong dari appa juga eomma dan aku tentu saja selalu mencoba untuk melerai mereka namun kau tahu apa yang kudapat? Tamparan dan caci maki yang aku bingung apa yang kulakukan sehingga mereka sangat kejam berbuat itu padaku. Aku sudah lelah mencoba untuk melerai mereka jadi aku mulai diam saat mereka bertengkar namun semalam, Aku mencoba untuk diam namun tidak bisa,mereka sudah melewati batas. Aku ingin tuli,aku ingin buta akan semuanya. Tapi mungkin ini takdirku...takdir tidak bisa dihindari bukan? Saat aku melerai mereka. Aku mendapatkannya lagi... caci maki dan tamparan. Aku bukan sakit karena tamparan itu namun kata kata yang dilontarkan mereka membuatku sakit. Aku merasa aku hanyalah sebuah patung yang dipajang agar terlihat indah. Aku sudah lelah dan hanya inilah yang membuat aku merasa tenang" lirih Dahyun kemudian menunjukan sayatan yang ada ditangannya.


Sana yang melihat itu segera menutup mulut dengan tangannya karena terkejut apa yang baru saja dilihatnya. Bagaimana bisa dia tidak melihatnya. Sayatan itu sangat banyak. Sana sangat yakin Dahyun menggoresnya dengan dalam sehingga masih ada bekas yang tertinggal.


" Sekali lagi aku minta maaf atas sikapku yang egois. Aku hanya saja...agh sudahlah,kau pantas mencari yang terbaik Sana ah maksudku sunbae" ucap Dahyun


Sana dapat melihat ekspresi Dahyun yang mencoba dan memaksa bibirnya untuk terseyum.


"Aku rasa aku tidak pantas untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang didunia. Terima kasih untuk waktumu sunbae"

"apa maksudmu Dahyun? Jangan mengatakan hal seperti itu, kau tahu aku sangat benci orang yang putus asa yang selalu mencari jalan pintas dengan kematian"


Sana memegang tengkuk Dahyun untuk menghadapnya.


Our Obsession [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang