Chapter 15

461 87 12
                                    


Ke-enam siswi itu mulai menetapkan langkah mereka menuju sebuah ruangan yang baru saja selesai direnovasi oleh pihak sekolah. Ya apalagi jika bukan ruang V.I.P milik mereka ber-enam.


Perempuan terpendek dari mereka membuka pintu dan disambut oleh ruangan yang sudah rapi dengan beberapa furniture baru.


Ruangan itu kini terlihat lebih besar, lebih mewah, dan pastinya lebih nyaman untuk mereka jadikan tempat beristirahat.


"Kajja kita mulai merapikannya" Ujar Mina.

"Tapikan sudah rapi, lebih baik kita tidur saja" Ujar Tzuyu.

"Aishh! Pianoku belum ditaruh ditempat yang seharusnya, sama seperti harpa kesayangmu serta kanvas favorit Chaeyoung! Belum lagi barang-barang penghuni baru ini" Ujar Dahyun.

"Sejujurnya kita tidak memiliki banyak barang sih, jadi kita disini hanya untuk menonton kalian merapikan barang-barang kalian" Ujar Momo.

"Yasudah kalian bantu kami saja, daripada kalian melamun dan berakhir kemasukkan roh sesat" Ujar Chaeyoung.

"Aishh tidak mau! Kami akan duduk disofa itu" Ujar Sana menunjuk sofa mewah.

"Ani ani... kita akan memindahkan sofa itu" Ujar Dahyun.

"Jadi kalian tidak bisa beristirahat deh haha" Ujar Tzuyu diakhiri tawaan jahat.

"Ishh baiklah kami akan membantu dengan Sangat Terpaksa!" Ujar Momo.


Alhasil mereka berenam merapikan ruangan bersama. Memang pekerjaan ini sangat dibenci oleh mereka semua kecuali sepasang kekasih yang malah bermesraan ditengah kegiatan berat mereka.


"Ayolah yang benar saja! Kalian berpegangan tangan saat kami sibuk mengangkat barang-barang berat ini?!" Ujar Mina tak percaya.

"Memangnya kenapa? Sudahlah lanjutkan pekerjaan kalian" Ujar Sana.


Yang lain hanya berdecak malas, sepertinya setelah ini mereka harus terbiasa dengan segala kebucinan kedua pasangan baru itu.


Mereka harus mengorbankan mata suci mereka karena mereka pastinya akan disaksikan oleh pemandangan sepasang kekasih yang berciuman, ok itu sangat menyebalkan.


Dahyun melepaskan tautan tangan mereka dan memilih untuk mendorong piano kesayangannya menuju sisi ruangan yang menjadi sisi favoritnya.


Sana yang melihat itu segera menawarkan bantuan. Ya sebagai pacar yang baik dan dermawan dirinya harus peka akan keadaan kekasihnya yang akan kesulitan mendorong piano besar itu.


" Biarku bantu!" Seru Sana.

"Tidak usah San, aku bisa sendiri" Ujar Dahyun lembut.

"Ani! Mana mungkin kamu bisa! Piano ini sangat besar dan berat, bisa-bisa tulang tanganmu patah karena mendorong piano ini" Ujar Sana.

"Aku bisa kok, sudahlah kamu kerjakan yang lainnya saja" Ujar Dahyun.

"Ani! Kau akan kesusahan!"

"Hey kalian pasangan muda! Tidak usah banyak drama ya! Itu piano ada rodanya dibawah jadi tidak ada kata 'kesusahan'! Cepat selesaikan tugas kalian!" Kesal Mina.

Our Obsession [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang