Chapter 23

522 76 36
                                    

Di pagi hari yang cukup cerah,matahari nampak menyinari kota Seoul. Sebuah mobil terparkir didepan sebuah mansion yang megah hendak menunggu seseorang untuk datang keluar dari sana.

"Ehm maaf nona Dahyun,nona Sana sudah pergi dahulu tadi pagi bersama tuan besar" ujar satpam yang bekerja ditempat itu.

"Oh b-begitu yasudah aku pergi ya pak" balas Dahyun,senyum pahit terukir dibibir sang gadis berkulit pucat.

Pagi ini ia terlihat sangat pucat dari biasanya,mungkin hanya perasaan atau memang seperti itu. Dahyun pamit dari sana kemudian masuk kedalam mobil. Ia termenung sesaat menatap jalanan dengan tatapan yang kosong. Setengah dirinya entah lari kemana.

"ayolah Dahyun,kau masih ada waktu. Ayo mencoba untuk....terakhir kali nya" ucap Dahyun pada dirinya sendiri.

Dengan lesu ia mulai menjalankan mobilnya menuju destinasi yang ingin ia tuju. Empat roda itu melaju dalam kecepatan yang cukup dibilang cepat. Hati tidak tenang dirasa pengemudi mobil itu. Ingin segera cepat dia sampai namun 'traffic light' memberhentikannya. Ia sedikit gelisah dengan nasibnya.

"Semoga semua baik baik saja" lirihnya dalam diam

Lampu merah sudah berganti kembali mobil itu berpacu dalam kecepatan.

"Sepertinya terlambat" ujar dirinya kala menengok jam yang terliput ditangan pucat nya.

Hari ini Dahyun sedikit terlambat akibat Sana. Pikirannya terus terusan berpikiran ke arah Sana.

Apa dia akan memaafkanku?

Apa dia menyesal?

Apa aku yang salah?

Banyak sekali pertanyaan yang dia renungkan semalam sampai sampai ia lupa jika langit berubah begitu cepat,tak memberikan waktu untuk Dahyun berpikir lebih banyak. Roda mobil tersebut berhenti diparkiran sekolah mereka.

Dahyun dengan cepat berlari ke atas karena kelas Sana berada dilantai atas. Ditengah perjalanan bell berbunyi membuat Dahyun dengan terpaksa harus kembali ke kelas,mengurung niatnya untuk sementara.

"Oke pulang sekolah saja Dahyun,kau pasti bisa!" ucapnya pada diri sendiri.

Disaat seperti ini tidak ada yang memberikannya semangat,mungkin?

"Dahyun...wajahmu kenapa,kau terlihat sangat pucat hari ini. Ayo kita minta izin saja ke ssaem,tunggu"

Baru saja Tzuyu akan pergi meminta izin,tangan Dahyun sudah lebih dahulu menangkapnya.

"tidak usah...aku tidak apa apa" ucap Dahyun bersama senyum nya.

Bukan senyum yang sering ia berikan,ini senyum langka. Chaeyoung dan Tzuyu dapat melihatnya. Biasanya Dahyun pasti akan bersikap dingin atau membentak mereka tapi kali ini..senyum lemah yang terlihat dipaksakan saat ini terhias dibibir Dahyun.

"Ohh, b-baiklah."

"Dahyun,jangan memendamnya seorang diri. Kau tahu kan kau masih memiliki kita,dan jangan putus asa. Aku yakin Sana sunbae pasti tidak bermaksud seperti itu. Coba kau ajak berbicara dengannya nanti" ujar Chaeyoung

Ya benar tetap pada akhirnya sahabat kita lah yang selalu ada bagi kita. Saat susah atau sedih mereka selalu hadir menemani,memberi semangat dan menghibur. Jangan lepaskan sahabat kalian yang selalu memiliki waktu bagimu.

"Terima kasih Chaeyoung,Tzuyu. Aku hanya merasa Sana sepertinya memang serius. Dia bahkan memblokir kontakku dan menghindariku"

Air mata mengalir dari mata indah Dahyun. Air mata...Dahyun sudah lelah,akhir akhir ini ia terus terusan mengeluarkan air matanya.

Our Obsession [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang