27. H-2

141 23 1
                                    

Hari ini tepat H-2 sebelum Gael dan Amara menikah, jujur Amara pun bingung akan perasaannya akhir-akhir ini. Ada perasaan sedih karena ia harus melepas status "wanita bebasnya", dan pastinya ada perasaan senang juga, serta perasaan bahagia karena tidak ada halangan lagi bagi Amara dan Gael untuk melanjutkan hubungan mereka.

Seluruh keluarga Gael & Amara pun sangat sibuk mempersiapkan acara pernikahan mereka, padahal mempelainya saja masih sering nongkrong-nongkrong dan pulang malam hari. Ditegur? Sudah sering. Tetep saja mereka masih bodo amat dengan pernikahan ini, dan menyerahkan semuanya pada kedua orang tua mereka.

"Ra, kamu tuh mau nikah loh bentar lagi. Ayo ubah sifat kamu dikit-dikit"

"El, coba deh serius pegang perusahaan ayah, mau kasih makan Amara apa kalau kamu gini terus?"

"Gael, Amara. Jangan nongkrong terus. Urusin pernikahan kalian, yang nikah siapa sih ini? Kok para orang tua yang sibuk?"

Ya. Dari yang menegur dengan lembut sampai marah-marah, tetap tidak mempan untuk mereka berdua. Kedua orang tua mereka pun sudah pusing dengan kedua anak itu, sempat ingin mengundur acara pernikahan ini tapi mengingat undangan sudah dibagikan kepada tamu.
Mau tidak mau, acara tetap akan dilangsungkan beberapa hari lagi.

"El, menurut kamu kita udah kelewatan gak sih?" tanya Amara.

"Kelewatan gimana?" jawab Gael.

"Ya gitu, kita gak dengerin omongan kedua orang tua kita"

"Biasa aja ah" ucap Gael yang masih asik dengan ponselnya.

"Ah kamu mah, terserah deh aku mau serius sama ni acara"

"Yaudah, berarti hari ini gak nongkrong sama anak-anak?"

"Gak"

"Ok"

"Kamu gila ya el? sekarang keadaan gini masih mau nongkrong aja?"

"Ya gapapa lah, sebelum sibuk sama kerjaan"

"Terserah deh"

Bahkan Amara dan Gael sering bertengkar akhir-akhir ini, seperti ada saja cobaan mereka menjelang menikah. Ya menurut Amara itu hal biasa.

Kini perempuan itu sudah serius untuk mengurusi acara pernikahannya. Bodo amat dengan sikap Gael yang masih seperti kanak-kanak itu.

"Soal acara pernikahan aku, gimana perkembangannya mih?" tanya Amara.

"Lancar kok"

"Ada yang mau aku bantuin gak?"

"Apa ya? hampir udah selesai semua sih"

"Ohh ok"

"EH BENTAR!" ucap Alanna dengan suara lantang.

"Apasih mih? Ngagetin aja"

"Aduh mami lupa"

"Lupa apa?" ucap Amara bertanya-tanya

"Itu cincin pernikahan kamu, belum mami ambil"

"Yaampun mih, bukannya udah di ambil dari lama ya?"

"Kan waktu itu kamu ganti ukurannya karena terlalu besar"

"Oh iya, yaampun mih, terus gimana?"

"Yaudah, siang ini mami ambil"

"Aku ikut"

"Ok"

Lalu siang itu Amara ikut maminya untuk mengambil cincin pernikahannya yang lupa diambil.

"Huh untung mami inget, kalau lupa bisa-bisa kamu gak tuker cincin"

When The Bad Boy Meet Bad Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang