Wendy pov.
"Taman ini memang yang terbaik" ucap Amara sembari menutup mata dengan perlahan. Ia sekarang tengah duduk di salah satu kursi yang ada di taman ini. Ya, Amara memang sering ke sini untuk menenangkan dirinya sendiri. Taman ini tidak terlalu ramai, dan tidak berisik hanya itu yang ia perlukan saat hatinya hancur dan pikirannya terpenuhi oleh beban.Sekarang sudah pukul 5 sore, yang artinya ia akan segera merasakan indahnya matahari terbenam di taman ini. Amara merasa sangat haus, jadi ia memutuskan untuk membeli beberapa minuman dan cemilan untuk menemani dirinya.
Saat Amara sedang memilih minuman dan makanan apa yang cocok, sekilas ia melihat sahabatnya sedang bersama dengan laki-laki.
"Itu pacarnya?" Gumam Amara pada dirinya sendiri. Ia mengaitkan topi hoodienya dan segera memastikan apa yang di lihatnya barusan. Dengan aktingnya yang seperti sedang memilih-milih makanan padahal ia sedang memantau orang tersebut. Ya, dugaan Amara benar ternyata dia sahabatnya"Aduh kenapa dia make liat gue segala lagi!" Seru Amara, ia langsung membalikkan tubuhnya dan segera membayar apa yang telah di pilihnya tadi.
Amara berlari kecil menuju taman, karena takut ketauan. Ya, sekarang matahari mulai terbenam. Taman ini sekarang sedang sepi jadi Amara sangat menikmati suasana ini, semilir angin yang sejuk dan hanya ada suara dari gesekan dedaunan yang berjatuhan.
"Taman ini bener bener bantu gua banget" Hanya itu yang ada di pikiran Amara.Amara membuka susu pisang yang tadi ia beli dan segea meminumnya. Setelah beradu dengan sedotan, kini dirinya langsung merobek salah satu kemasan dari snack yang tadi ia beli. Sembari melihat indahnya matahari terbenam, ia terus mengunyah makanan yang ia masukkan ke mulutnya. Benar-benar self healing yang baik.
==
"Bi, udah nyiapin buat makan malam?" Ucap Alanna pada bi Aira yang kini tengah menyiapkan makan malam di meja makan.
"Iya bu, sudah saya siapkan"
"Ok, saya panggil suami saya dulu ya"
"Iya bu, silahkan" Bi Aira membungkuk dan pergi ke belakang untuk membereskan tugasnya.
Alanna berjalan ke kamarnya dan memanggil suaminya itu untuk makan malam. Ya suaminya sangat sibuk belakangan ini jadi tak salah jika sedari tadi ia hanya beradu jari dengan laptop kesayangannya itu.
"Pih ayo makan, bibi Aira udah siapin tuh" Cerutu Alanna yang langsung menarik tangan suaminya.
"Iya bentar mih, nanggung nih dikit lagi" Elvano menarik kembali tangannya dan melanjutkan aktivitas nya.
"Ish papi kebiasaan deh, cepetan ah sekarang gak pake lama!" Balas Alanna.
"Iya iya mih, nih papi tutup laptopnya. Galak amat sih" Elvano menaruh kembali benda kotak itu ke tempat asalnya.
Alanna langsung menggenggam erat tangan suaminya itu dan menuntunnya ke meja makan. Setelah mereka berada di meja makan dengan posisi Elvano berada di depannya, dan Alanna yang langsung mengambil piring dan menaruh nasi diatasnya tak lupa dengan lauk pauk lalu ia berikan pada suami terkasih nya itu.
"Pih, kok dari tadi Amara gak keluar keluar juga ya?" Kata Alanna sambil mengunyah makanannya.
"Kenapa mih? biasanya juga kita gak pernah makan malam bareng dia" Balas Elvano aneh, tumben banget istrinya menanyakan keberadaan Amara, yang pada biasanya mereka jarang untuk makan bareng.
"Iya juga sih, kapan ya terakhir kali kita makan malam bareng dia?" Tanya Alanna, entah setan apa yang merasuki nya, intinya ia benar benar khawatir pada Amara.
"Dua hari yang lalu, saat kita berkumpul dengan keluarga Jafrey"
"Kalau itu sih tau pih. Maksud mami tuh makan malam di rumah dan hanya keluarga kita saja" Alanna terus melahap makanan yang bi Aira buatkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
When The Bad Boy Meet Bad Girl ✓
FanfictionStranger into lover? Kata ini persis seperti cerita Amara dan Gael. Amara merupakan perempuan yang terkenal karena ia adalah seorang pembuli di sekolahnya. Dan Gael merupakan panglima tempur di salah satu gangster terkenal. Mereka di jodohkan akibat...