16. The Truth

267 39 2
                                    

"Eh gua mau nanya sesuatu nih" ujar Gael di tengah tengah keheningan.

"Apa?" balas Sora yang sedang duduk di atas dinding belakang sekolah.

"Gua sama sekali gak ngerti apa yang lo pada omongin"

"Soal Amanda?"

"Iya" jawab Gael.

Sebelum menjawab pertanyaan Gael, Maya mengambil nafas dalamnya. Sebenarnya ia enggan membahas ini karena ia merasa kasihan dengan Amara.

"Jadi sebenernya tuh, Amanda benci banget sama Amara."

Gael mengerutkan dahinya ia masih tetap tak mengerti.

"Jadi 13 tahun yang lalu Amara hampir aja bunuh si Amanda" sambung Joan.

"Hah?" kaget Gael tak percaya, ia berpikir sejenak. Jika tahun ini Amara berumur 19 tahun maka 13 tahun yang lalu ia berumur 6 tahun.

Tapi sepertinya tidak mungkin anak berusia 6 tahun mempunya pikiran untuk membunuh adiknya, ralat sepertinya ia sama sekali tidak memiliki pikiran untuk membunuh siapapun.

"Jadi gini, dulu Amara sempet ga suka sama Amanda. Ya namanya juga anak kecil" Maya pun mulai bercerita.

"Kenapa?" tanya Gael.

"Sebelum ada Amanda, dulu Amara paling sering di manja dan paling di sayang oleh kedua orang tuanya. Tapi setelah Amanda lahir, kedua orang tua Amara lebih sibuk dan lebih perhatian sama Amanda. Dan-"

"Dia berpikiran buat bunuh adiknya gitu?" ucap Gael yang langsung mengerti dengan alur ceritanya.

"Hm, jadi selisih umur Amara sama umur Amanda itu 3 tahun"

Gael terus mengangguk dan terus mendengarkan cerita dari Maya.

"Jadi waktu umur Amanda 3 tahun dia sama Amara lagi main di deket kolam berenang, dan secara tidak sengaja Amara mendorong Amanda sampai jatuh di kolam berenang yang lumayan tinggi"

"Terus?" ucap Gael penasaran.

"Ya, namanya anak kecil, Amara gak bisa nolongin Amanda dan untungnya papi Amara langsung dateng untuk nolongin Amanda. Dan karena kejadian itu Amanda memiliki gangguan pada alat pernafasannya" Maya menyelesaikan kalimat nya, ia memang tidak tau jelas bagaimana kejadian waktu itu jadi ia hanya mengetahui garis besarnya saja.

"Karena itu orang tua nya sempat benci sama Amara, dan mungkin sampai sekarang juga" lanjut Joan dengan santai.

"Kan gak sengaja?" ujar Gael. Menurut dia ini sama sekali tidak adil. Pasalnya kejadian itu terjadi saat Amara masih kecil dan tidak tau apa apa.

"Gak tau, tapi kata Amanda, Amara itu beneran dorong dia secara sengaja" sambung Sora.

"Padahal di cctv rumah, Amara terlihat gak sengaja mendorong Amanda. Katanya kejadian itu dikarenakan mainan Amanda yang jatuh ke kolam, katanya Amara yang mau ngambil mainan itu. Eh tapi tiba-tiba Amanda yang jatuh." Tutur Maya.

"Sejak itu, Amara selalu di marahin dan dipukulin oleh kedua orang tuanya." Lanjut Maya.

"Hah? Jadi Amanda play victim?" Gael tentu saja kaget dan kesal, sepertinya tidak salah lagi mengapa sikap Amara selama ini selalu dingin dan tampak seperti orang yang tidak memiliki perasaan. Ternyata semua itu efek samping perlakuan kasar dari orang tuanya.

"Iya bisa dibilang kayak gitu" Sora membenarkan perkataan Gael.

"Tapi kalian ga ngerasa ada yang aneh?" satu kalimat Gael yang membuat Sora, Joan, dan Maya kebingungan.

"Aneh gimana?" jawab mereka kompak

"Nggak, gak jadi"

"Anjir jadi penasaran kan gue" protes Maya

When The Bad Boy Meet Bad Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang