Strategi

413 113 198
                                    

Double up, ya.. inget nih aku.

.
.
.
.










Mingyu menatap satu persatu orang yang berada di ruangan kerjanya itu dengan serius. Tanpa memperdulikan jam di dinding yang sudah menunjukkan waktu pukul 10.30 malam, kondisi ruangan Kakek Kim itu dipenuhi oleh orang-orang yang Mingyu rekrut untuk menjalankan rencananya.

Ada Hangyul, ayah kandung Minhyun yang bisa dijadikan tombak penyerang wanita ular itu, ada juga Guanlin yang akan membantu dalam urusan hukum, lalu ada Dowoon dan Minhyun yang lengkap dengan laptop mereka. Kertas-kertas tampak berhamburan, dan tak ada satupun raut wajah tak serius di wajah mereka.

Semuanya rumit, memusingkan dan rupanya tak semudah itu untuk melancarkan serangan pertama. Sedangkan di luar ruangan Kakek Kim itu, ada beberapa anggota keluarga yang rupanya belum tidur dan mereka membagi rencana menurut mereka masing-masing.

Untung saja anak-anak memang sudah tidur sedaritadi, jadinya rencana para orangtua tak terganggu. Jimin, Somi dan Jae sedang melakukan serangan secara online melalui sosial media, mengumpulkan kekuatan netizen dan melakukan hujatan besar-besaran juga spam pada akun wanita tersebut. Di sisi lain, ada Jihyo, Sungjin dan Jennie yang harus menenangkan dan mengurangi aura ghaib di rumah sebab Wonpil dan Taenam masihlah sangat marah! Mana membawa kerajaan dedemit ke rumah lagi, jikalau mereka betah dan sulit diusir bagaimana?! Dan YoungK sudah tertidur di paha Tzuyu yang juga sudah tertidur, itu lebih baik daripada pria itu merusuh dan melabrak tanpa mempersiapkan apa-apa.

"Jadi bagaimana?" Tanya Mingyu. "Pihak wanita itu sudah bergerak dan melaporkan Jinwook atas tuduhan kekerasan terhadap anak juga ekploitasi. Menuntut agar Jinwook di penjara dan hak asuh anak jatuh ke tangan dia."

Guanlin mengernyit melihat rentetan tulisan yang ada di dalam kertas. "Bukankah tertuduh Pak Jinwook itu sudah di penjara atas kasus yang sama? Lantas apa ia mengulangi perbuatannya atau bagaimana? Lalu, Eunsang dan Eunwoo sudah di atas 18 tahun benar? Hak asuh di atas usia 18 tahun biasanya jatuh ke tangan ayah atau anak bisa memilih akan ikut siapa."

"Tidak, Jinwook tidak melakukan apapun setelah keluar dari penjara dan yah saya pun tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu, Guanlin." Pangkal hidung Mingyu pijat, merasakan pusing yang menderanya sebab memikirkan kasus wanita ular itu.

"Kita balik serang dia atas penculikan anak 14 tahun lalu, dan pembunuhan berencana pada istri saya." Sambar Hangyul emosi, mengingat dulu dalang di balik hilangnya Minhyun dan meninggalnya sang istri adalah wanita itu. "Lagipula saya punya bukti cukup kuat untuk menjebloskannya ke penjara."

"Itu ide bagus, hanya saja kita harus mengumpulkan banyak informasi yang bisa memperkuat posisi kita." Jawab Guanlin.

"Membaca profilnya saja membuatku muak." Decih Hangyul menatap bengis profil wanita itu. "Im Suhwan sia—"

"Astaghfirullah Ayah, gak boleh ngomong kasar di hadapan anak kecil." Tegur Minhyun memotong umpatan Hangyul dengan tatapan masih terpaku pada layar dan tangan yang menari lincah di atas keyboard. "Solimi banget bapak-bapak satu."

"Diem deh bocil." Balas Hangyul yang dibalas gelak tawa Dowoon yang tampak puas anaknya ternistakan. "Bocil tidur aja deh mending."

"Hahahaha bocil. Minyon bocil, bocilllll HAHAHAHA. Pak Hangyul, yuk jadi tim haters Minyon yuk." Ucap Dowoon jahil.

"Ayah dua ini memang tak punya akhlak, untung Minyon anak soleh."

"Kamu anak Pak Soleh? Kirain anak Ayah Hangyul dan Ayah Dowoon."

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang