Balikan?

666 134 195
                                    

Eh eh, kalian kalau book ini campur antara masa lalu dan masa sekarang pusing gak sih?:( Tapi banyak yang di S1 yang belum keceritain, kayak para ayah yang ngurus anak tanpa istri, dan lain-lain..

Tapi pembedanya di judul ya, ingat..

Btw, chapter ini agak gimana gitu, jadi mohon dimaklumi. Oke, selamat membaca~!










•••
.
.
.
•••












Eunsang meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku setelah beberapa jam terus saja terpaku pada rentetan data-data yang tengah ia kerjakan di komputer. Matanya melirik ke arah jam yang ada di dinding, sudah pukul 10 malam — yang artinya sudah waktunya ia pulang setelah mengambil lembur. Tatapannya beralih ke sekitar, yang tersisa di ruangan itu hanyalah dirinya, dan untung saja lampu ruangan masih menyala.

Jika tidak, mana berani Eunsang sendirian lembur. Takut ada teman Taenam yang menemani.

Dengan gerakan santai, si sulung itu segera membereskan meja kerjanya sembari bersenandung kecil dan mematikan komputer setelah menyimpan pekerjaannya. Dalam pikirannya, sudah terbayang bagaimana segarnya mandi air hangat ditambah ketika tubuhnya berbaring di atas ranjang yang empuk. Ah, membayangkannya saja semakin membuat Eunsang ingin segera pulang.

"Nakamoto-san, sudah waktunya pulang?" Sapa seseorang membuat gerakan Eunsang membereskan peralatannya terhenti.

Eunsang menoleh ke samping dan menemukan seorang wanita cantik lengkap dengan pakaian kantor yang begitu ketat dan pendek. Itu Becca — wanita blasteran Jepang Amerika yang menjabat sebagai sekretaris pribadi seorang direktur bagian data di sini. Wanita yang menurut kabar yang beredar katanya tertarik pada Eunsang dan mencoba mendekati.

Tapi sayangnya, Eunsang masih belum bisa move on dari seseorang dan tidak akan mudah berpaling.

Dengan sebuah senyuman formal, Eunsang mengangguk. "Ha'i. Sudah waktunya saya pulang."

Becca berjalan mendekat sehingga suara heels yang ia pakai menggema dalam ruangan yang sunyi itu. Eunsang mengalihkan pandangannya saat tiba-tiba, Becca duduk di atas mejanya lalu menyilangkan kedua kakinya ke atas — seperti sengaja memamerkan paha putihnya. Ditatapnya Eunsang dengan tatapan menggoda dengan bibir yang digigit dan dada yang dicondongkan.

"Astaghfirullah.." gumam Eunsang sabar sembari membuang pandangan, mencoba mengabaikan wanita di depannya dan fokus untuk persiapan pulang.

"Apa anda mau minum sebentar saat pulang?" Tawarnya dengan suara yang sengaja dibuat imut. Sebelah tangannya terangkat untuk memainkan ujung dasi yang dikenakan Eunsang. "Seperti menyenangkan jika minum selepas lembur. Semacam melepas penat?"

Dalam hati, Eunsang sudah mengumpat kesal. Jika bukan karena wanita di depannya adalah seorang senior ditambah kesayangan direktur, mana sudi ia disentuh seperti itu. Rasa-rasanya Eunsang ingin melempar berkas di atas meja pada wajah wanita itu. Risih sekali ia digoda secara terang-terangan seperti itu.

"Terimakasih banyak atas tawarannya, tapi..." Tolak Eunsang dengan nada halus, mencoba tidak menunjukkan ketidaksukaannya demi menyelamatkan karir. "...Saya harus segera pulang."

"Ah sayang sekali, bagaimana kalau besok? Akan ku tunggu sepulang bekerja. Kau tahu..~ aku tidak sabar mengenal kau lebih jauh."

"Akan saya pertimbangkan..."

"Hihihi, kau anak baru yang sangat menggemaskan dan polos... membuatku semakin penasaran saja bagaimana kehebatan mu di atas ranjang." Ucap Becca dengan tubuh yang terus maju sembari tangannya mengelus sisi wajah Eunsang dengan sensual sehingga Eunsang harus memundurkan tubuhnya karena risih.

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang