Ulangtahun

442 115 276
                                    

"HAPPY BIRTHDAY, ANAK BONTOT PAPA!!!!"

PRITTTTTT

"SELAMAT ULANGTAHUN, SELAMAT ULANGTAHUN, SELAMAT ULANGTAHUN EUNWOO JOMBLO, SELAMAT ULANGTAHUN."

Eunwoo menutup telinganya saat teriakan Jinwook terdengar di tambah suara pukulan meja dan terompet dari Karina. Ia menyimpan tab miliknya di atas meja lalu menatap malas pasangan kekasih beda usia itu. Di hadapannya kini ada Jinwook yang asyik bernyanyi juga Karina yang meniup terompet dengan tangan membawa kue ulangtahun.

Jinwook menaburkan kertas-kertas di sekeliling Eunwoo dengan bahagia lalu mencium kedua pipi sang anak bergantian. "Anak Papa sudah dewasa, eummmm.. 24 tahun!! Kapan bawa pacar, nak?"

Karina maju dengan tawa lembut yang mengalun lalu meletakkan kue ulangtahun dengan lilin angka 24 tahun yang menandakan usia Eunwoo kini. "Selamat ulangtahun ya, Eunwoo. Semoga sehat selalu dan di umur yang sekarang bisa lebih baik dan mendapatkan jodoh yang terbaik."

"Jodoh lagi.." gumam Eunwoo malas saat statusnya secara tidak langsung diungkit-ungkit. Bisa tidak sih jangan mengungkit tentang jodoh dan pacar? Eunwoo itu sangat sensitif dengan topik itu.

"Bu Jineul sekeluarga gak bisa datang. Ziu katanya lagi karantina lomba, Zei kan sudah kembali kuliah sedangkan Yuzima masih pesantren. Ohiya Bu Jineul dan Pak Yuko sedang ada di Paris, mereka titip salam buat Eunwoo yang tampan rupawan tapi jomblo ini." Ucap Jinwook sembari membaca pesan yang Jineul kirimkan tadi malam, tentang tidak bisanya Keluarga Nakamoto hadir dalam ulangtahun Eunwoo.

"Kadonya menyusul katanya, masih di perjalanan. Kalau dari Pak Yuko sudah di transfer sejak tadi malam."

"Ohiya, ini kado dari aku, semoga suka ya." Ucap Karina yang kini sudah meletakkan kado di hadapan Eunwoo. "Dan katanya nanti malam beberapa anggota keluarga Kim akan kemari untuk pesta."

Eunwoo mengangguk dan tersenyum tipis. Ia sudah tahu jikalau keluarganya itu sangat sibuk dan produktif sekali. Dan tatapannya teralih pada kue ulangtahun yang ada di hadapannya. Ditatapnya sendu angka yang tertera dan raut wajahnya berubah menjadi sedih. Ulangtahun kali ini rasanya sepi, karena ia tak ditemani oleh seseorang. Seseorang yang selama ini menjadi partner ulangtahunnya, siapa lagi kalau bukan kakak kembarnya, Lee Eunsang.

Jinwook yang menyadari raut wajah sedih sang anak langsung merangkul bahu Eunwoo. "anak Papa kuat, ayok tiup lilin dulu. Keburu meleleh nanti malah kena kue."

Kedua mata Eunwoo terpejam dan ia mencoba menenangkan jantungnya yang mendadak sangat sesak saat ingat tentang Eunsang. Tiupan pelan ia hembuskan dan membuat api di atas lilin itu mati. Biasanya, ia melakukan hal ini dengan Eunsang, melakukan bersamaan yang berakhir keduanya ribut karena entah api yang sulit dipadamkan ataupun api yang sudah mati terlebih dahulu.

Eunwoo rindu Eunsang, rindu bertengkar setiap hari karena masalah sepele. Rindu melakukan kegiatan berdua, rindu saling mengejek, rindu menjahili dan rindu saling berbuat onar sampai membuat Jinwook kesal. Eunwoo merasa hampa, separuh jiwanya seolah kosong jika tak ada Eunsang. Tak apa tak ada yang merayakan ulangtahunnya selama Eunsang ada di sampingnya.

"Eunwoo mau kado apa dari Papa?" Tanya Jinwook yang masih berusaha mengalihkan fokus Eunwoo agar tak bersedih. Ia paham dan mengerti jika Eunwoo masihlah merasa sedih karena Eunsang. "Gimana kalau adik baru? Karina siap?"

"Nikah dulu baru bikin adik." Ketus Eunwoo sembari mencubit pipi Jinwook pelan. "Lagipula Eunwoo sudah besar, tak mau kado."

"Benar kata Eunwoo." Timpal Karina galak namun kedua pipinya memerah malu. "Nikah dulu!"

"Oh siap. bulan depan nikah gimana?" Tanya Jinwook jahil yang sontak mengundang pekikan kesal dari Eunwoo dan Karina.

"MINTA RESTU DULU SAMA AKU, PAPA!"

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang