三 | tiga

620 116 182
                                    

Mata Ziu bergerak tenang memperhatikan gerak-gerik ikan kecil di hadapannya yang terhalang kaca akuarium. Senyum manis tak berhenti mengembang di wajah tampannya, sehingga dimple khas yang ia miliki muncul di kedua pipinya. Hari ini, adalah hari yang membahagiakan bagi anak ketiga Nakamoto itu, sebab, hari ini ia telah berhasil melakukan pembukaan cabang baru toko ikan yang ia miliki.

Dan setelah puas menatapi wajah teman-teman airnya, Ziu berjalan menelusuri lorong yang berisikan akuarium besar — yang menghubungkan antara halaman belakang dengan ruang tamu dan keluarga.

Kini, Ziu sudah memiliki rumah sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, Ziu sudah memiliki rumah sendiri. Dan sudah hampir dua bulan ia pindah dan berpisah dari orangtua dan adik bungsunya. Bukan maksud ingin meninggalkan mereka, tapi Ziu merasa jika ia sudah dewasa dan harus hidup mandiri. Tak selamanya ia terus bergantung pada Yuko dan Jineul di saat ia sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

Hasil tabungan sedari kecil, uang kemenangan lomba, gaji sebagai atlet negara, juga penghasilan dari usaha ikan yang belum lama ini ia tekuni rupanya sudah cukup untuk bisa membeli rumah dua tingkat yang kata Jineul, lebih mirip disebut rumah ikan dibandingkan rumah manusia. Sebab, hampir sebagian dari rumah Ziu adalah akuarium, paludarium, ikan-ikan, juga kolam berenang — yang tentunya diisi oleh air, dibandingkan dengan barang-barang manusia milik Ziu.

Tapi Ziu hanya tersenyum mendengar komentar sang ibu kala itu, karena salah satu alasannya pindah rumah adalah demi keselamatan ikan-ikan peliharaannya dari ancaman mematikan bernama Yuzima Nakamoto! Adik bungsunya yang jikalau gabut selalu menantang maut!

Saat tiba di ruang keluarga, mata Ziu tanpa sengaja menatap ke arah sebuah bingkai foto yang terpajang diantara banyaknya piala dan medali miliknya. Itu adalah foto ia dan Zei saat kelulusan mereka tahun lalu. Di foto itu, mereka saling berangkulan sembari tertawa ke arah kamera. Ah, rupanya waktu berlalu sangat cepat sampai-sampai Ziu tidak menyadari jika sudah hampir satu tahun ia terpisah dengan Zei.

Padahal, sejak kecil mereka sudah bersama dan sulit sekali dipisahkan. Dan karena kedekatan mereka itu, muncul motto 'Ziu adalah Zei, Zei adalah Ziu'.

Ingatan Ziu tiba-tiba saja berputar saat keberangkatan Zei menuju Cambridge dulu, dan untuk pertama kalinya Zei menangis di hadapan umum dan meminta Ziu untuk ikut sana berkuliah karena saking tak maunya ia berpisah. Namun, sayangnya ditolak mentah-mentah oleh Ziu karena ia tidak ada minat kuliah dan lebih memilih untuk mendalami pekerjaannya sebagai atlet renang kebanggaan negara. Walaupun kepintaran Ziu hampir menyamai Zei, Ziu itu malas berfikir dan belajar — apalagi matematika dan kawan-kawan. Namun jika itu materi tentang ikan ataupun dunia laut mungkin itu bisa dipertimbangkan.

"Zei lagi ngapain di sana yah? Dia ada teman tidak, sih? Semoga aja ada yang mau temenan sama maung galak nan tsundere macam Zei."

"Tapi kasihan nanti teman Zei, pasti julid banget tuh mulut Zei. Hadehhhh dasar anak tou-san dan kaa-san."

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang