Amarah

453 124 177
                                        

Hasil semedi.. tapi jangan berekspektasi tinggi takutnya gak sesuai:(
.
.
.




















DOR!

DOR!

DOR!

"EUNSANG!!!"

BRUK

Jinwook dan Eunwoo langsung berlari ke arah Eunsang saat si sulung itu ambruk di atas lantai sesaat setelah suara tembakan terdengar. Jinwook membawa tubuh Eunsang dalam rengkuhannya dan sedikit mengguncang badan sang anak untuk membangunkan Eunsang. Pikirannya kini tak bisa tenang saat melihat anaknya yang tiba-tiba ambruk setelah membuka pintu, persetan dengan orang asing yang memasuki rumah, yang ia pikirkan sekarang hanyalah Eunsang.

"Eunsang!!" Seru Eunwoo menyerukan nama sang kembaran dengan panik sampai-sampai ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Tubuhnya bak terpaku dengan pikiran mendadak kosong.

"Eunsang?! Nak, buka matamu!" Panggil Jinwook panik, dan matanya membelalak kaget saat tangannya merasakan sesuatu yang basah di punggung Eunsang.

Jinwook agak mengangkat badan Eunsang dan melihat adanya cairan merah pekat yang membasahi tangannya.

Darah. Darah Eunsang. Dan Jinwook baru menyadari jika baju bagian kiri sang anak kini sudah terbasahi oleh darah. Ia menepuk pipi Eunsang dengan cepat, mencoba mengembalikan kesadaran sang anak, namun sayangnya gagal. Mata Eunsang menutup rapat dan menyembunyikan manik kesukaan semua orang itu.

Sontak saja itu menimbulkan kepanikan pada Jinwook dan Eunwoo. Peluru telah menembus tubuh Eunsang, tepat di dada kirinya yang membuat Jinwook menangis keras dan meneriakkan nama sang anak terus menerus. Pikiran-pikiran buruk telah memenuhi pikirannya yang sedang kalut itu.

"EUNSANG, SAYANG, NAK, BUKA MATA MU." Pekik Jinwook histeris dan semakin menepuk pipi Eunsang untuk menyadarkan anak itu. "EUNSANG BISA DENGAR PAPA?!"

"SANG GAK LUCU, BANGUN, NAK."

Eunwoo melangkahkan kakinya keluar dari kamar untuk mengetahui siapakah yang berani melukai Eunsang. Ia begitu kalut melihat tubuh sang kakak yang terbaring dengan darah yang mengalir juga melihat Jinwook yang begitu terpukul. Semua terjadi begitu saja. Eunsang membuka pintu, belum sempat melangkah lalu terdengar suara tembakan yang langsung membuat Eunsang tumbang. Padahal beberapa detik sebelumnya, mereka masih saling mengejek satu sama lain.

Eunwoo menggeleng cepat saat memikirkan hal buruk yang terjadi pada sang kakak. Segalak apapun Eunsang, ia adalah sosok kakak yang selalu ada bagi Eunwoo. Sosok yang selalu menemaninya sejak kecil sampai saat ini. Mereka tak mungkin berpisah dengan cara yang tragis, sebab jika itu terjadi maka sama saja seperti Eunwoo kehilangan separuh jiwanya.

Dan saat berada di ruang tengah, tubuh Eunwoo mendadak kaku dan langkanya otomatis terhenti saat melihat banyaknya orang dengan persenjataan lengkap memenuhi ruangan.

Untuk sejenak, Eunwoo lupa cara bernafas saking terkejutnya dan kini ia merasa hidupnya juga hidup Jinwook dalam bahaya. Rumah mereka dikepung orang tak dikenal dengan senjata lengkap dan bisa kapan saja pelatuk itu ditarik dengan peluru yang mengarah padanya. Ia mundur secara perlahan dengan kaki yang bergetar saat orang-orang itu menyadari kehadirannya dan menatap dirinya.

Sebenarnya, apa yang terjadi?!











.
.
.
.










Yuzima merengut, menatap kesal sang ayah yang kini malah asyik memonopoli Jineul. Kini, tiga bersaudara Nakamoto itu tengah berdiri di pojok ruangan dengan kaki terangkat dan jari tangan yang menjewer telinga sebagai hukuman karena berani menganggu Yuko yang sedang merindu. Bungsu Nakamoto itu diam-diam mencibir sang ayah yang kekanakan sekali dalam mengambil Jineul. Yuzima juga kan ingin!

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang