Langkah gadis kecil itu melangkah menelusuri lantai dua menuju sebuah kamar. Di tangannya terdapat sebuah bantal dan selimut. Piyama bermotif beruang itu menempel dengan lucu di tubuhnya, membuat kesan ikut pada di gadis kecil yang terkenal kalem dan pendiam itu. Saat tiba di sebuah kamar, ia mencoba membuka pintu dengan sebelah tangannya. Alisnya menukik kesal karena ia malah kerepotan dengan barang-barang yang ia bawa.
Namun tiba-tiba pintu terbuka dari arah dalam dan menampilkan seorang anak laki-laki berambut hitam yang tengah menatapnya heran. Gadis kecil itu tersenyum senang dan menatap anak laki-laki itu dengan mata berbinar.
"Youngna? What are you doing here?" Tanya anak bernama Eunsang itu sebab heran mengapa Youngna berada di depan kamarnya tengah malam begini. Eunsang kira yang mencoba membuka pintu kamarnya itu pencuri, rupanya sepupu cantiknya.
"Eunsang!! is Zei there?" Tanya gadis kecil bernama Youngna itu sembari mengintip ke dalam.
Eunsang membuka pintu kamar lebih lebar dan membiarkan Youngna masuk ke dalam. Setelah mengucapkan terimakasih, Youngna segera masuk dengan langkah tergesa untuk menghampiri seorang anak yang sedang terlungkup dan membaca buku di atas kasur. Bahkan selimut yang ia bawa ia lemparkan sampai tergeletak begitu saja di atas lantai — dan Eunsang terpaksa membawa selimut Youngna itu ke atas kasur.
"ZEIIII!!!" Panggilnya dan langsung duduk di hadapan anak yang sedang membaca buku itu.
"Youngna, I'm not Zei, I'm Ziu." Balas anak itu malas dan menutup bukunya. Ia menatap kesal Youngna yang kini hanya menatapnya polos. "we are different! look, I have dimples! "
"Ohhh, i'm sorry Ziu." Kekeh Youngna lalu ia bangkit dan berpindah pada satu anak yang diam memperhatikan dari arah meja belajar.
Anak itu memakai kacamata bulat untuk membaca dan di pangkuannya terdapat sebuah buku besar. Dia Zei, si bungsu Nakamoto yang jenius, misterius dan sedikit jutek pada orang baru. Huh, mengingat pertemuan pertamanya dengan Zei kemarin, membuat Youngna meringis, Zei itu jutek sekali sampai Youngna ingin menangis. Untungnya saja Zei bisa disogok dengan coklat, jadinya ia bisa menjadi lebih dekat.
"Hm?" Tanya Zei begitu Youngna sampai di hadapannya dengan sebuah senyuman lebar yang menyilaukan. Ia membetulkan letak kacamatanya dan alisnya terangkat naik. "What are you doing here,, Una?"
"Una?" Youngna memiringkan kepalanya bingung, rasanya asing mendengar nama yang disebutkan oleh Zei. "My name is Youngna, not Una."
"Your name is very difficult to say, I just call you Una." Jawab Zei dengan mata kembali menatap barisan kata yang terdapat dalam buku. Ia sebenarnya agak risih dengan kehadiran Youngna mengingat ia sulit sekali terbuka pada orang baru.
Tapi karena Zei adalah anak yang (mencoba) baik, ia menerima Youngna walaupun sikapnya masihlah sama — jutek, tsundere dan jual mahal sekali.
"Oke, I love that name! Una.." ucap Youngna ceria dan membuat Zei sedikit melirik gadis kecil itu. "Zei, I can't sleep, what are you doing? "
"I was sitting and holding a book, so what do I look like?" Tanya Zei malas sembari menggoyangkan buku yang ia baca di hadapan Youngna. "do I look like I'm fishing?"
"Eiiii, Nakamoto Zei kasar sekali." Ejek Ziu di ujung sana bersama Eunsang. Keduanya tengah duduk bersampingan dan memandang Zei dengan tatapan menggoda yang terlihat menyebalkan.
"Setan penghuni rumah sudah keluar rupanya." Balas Eunsang sembari terkekeh gemas saat melihat Zei yang begitu memaksakan menerima kehadiran Youngna. Ah jadi mengingat kejadian kemarin saat Zei di ruqyah di pinggir jalan oleh Junee hanya karena Zei tersenyum pada Youngna.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Genbrok Vers.2
HumorPart 2 of Genbrok! [Dianjurkan baca Genbrok yang pertama biar ngerti.] Perjalanan dari Kim bersaudara tetap berlanjut walaupun berpisah negara, kebobrokan mereka tetap bersatu dengan kisah masing-masing. "Sesuai dengan visi dan misi kita, sebarkan k...