[F] Together

645 147 188
                                    

Siang itu, di bawah pohon mangga milik Pak RT, yaitu Jeon Wonwoo — ada lima wanita, dengan tiga wanita berperut yang besar tengah duduk, juga dua wanita lainnya berbincang dengan banyak sekali potongan buah di sekitar mereka. Keempat menantu Kim yang sedang mengandung itu sedang duduk di saung untuk membuat rujak, setelah Somi dengan entengnya bilang jika ia mengidam makan rujak ditemani ketiga ipar yang juga tengah hamil. Tak lupa juga Tzuyu, menjadi tumbal untuk memanjat pohon dan memetik mangga muda.

Untung saja Tzuyu sabar dan kuat, jadinya ia bisa mengabulkan permintaan empat bumil itu. Dalam hati, ia sudah menyusun rencana akan balas dendam jikalau ia hamil nanti.

Jennie dengan telaten menyiapkan bumbu dalam cobek dan sesekali menyicip jikalau ada yang kurang. Jihyo yang tidak sabaran pun terkadang memakan habis mangga yang ada karena bosan menunggu dan mau tak mau membuat Tzuyu harus panen lagi. Sedangkan Jimin, sudah heboh gibah bersama Somi perihal duda keren yang menjadi tetangga baru mereka juga membicarakan tentang Jineul yang sudah melahirkan tiga hari lalu.

Terkadang, Tzuyu merasa iri karena dari kelima menantu Kim, hanya ia yang belum diberi momongan. Bukan apa-apa, tapi suaminya rupanya masih trauma perihal ancaman pemotongan burung oleh Mingyu karena kesalahpahaman mereka dulu — menganggap Tzuyu hamil padahal baru sehari menikah padahal itu adalah masuk angin, sehingga terpaksa Tzuyu menunda kehamilan sampai suaminya siap.

Sedangkan Somi sendiri, ia baru memasuki usia kandungan 3 bulan. Dan tak disangka, tiga nyawa terdapat dalam kandungannya membuat Mingyu pingsan bahagia saat mengetahui hal itu. Keinginan Mingyu untuk memiliki cucu kembar tiga terkabul sampai-sampai Somi diarak keliling komplek untuk melakukan pengumuman berita bahagia itu.

Benar-benar memalukan jika diingat oleh Somi, tapi ia kan tidak ingin merusak kebahagiaan mertuanya. Ditambah, ayahnya — Wonwoo, pun ikut-ikutan dengan mengadakan syukuran 3 hari 3 malam.

Tak jauh dari para ibu, ada segerombolan anak yang sedang berkumpul di teras rumah. Ada Alex, Youngna, Taenam, Junee yang sedang menjaga dua adik mereka yang kini sudah memasuki usia aktif, yaitu Minhyun dan Julee. Kedua anak itu tengah duduk dengan dikelilingi para kakak yang siap siaga.

"Uliii, Ndak oyeh akan emut!" Minhyun menarik tangan Julee saat bayi itu mengambil segerombolan semut yang sedang berbaris di lantai dan mengarahkannya pada mulutnya.

Julee menoleh dengan raut wajah polos dan semakin mendekatkan tangannya pada Minhyun. "Nyun, au?"

"Uang! Emut ndak oyeh iakan iiii.." tegur Minhyun galak namun sangatlah imut sampai-sampai membuat Alex memekik gemas.

Keinginan Alex memiliki adik yang lucu meningkat tajam! Bahkan ia sudah merencanakan apa saja yang akan ia dan adiknya lakukan di masa depan. Tidak tahu saja Alex, bagaimana adiknya itu di masa depan sampai-sampai ia menyesal meminta adik.

"Uang?" Telinga Junee langsung aktif saat mendengar kata uang, kedua matanya berbinar bahagia dan menatap Minhyun. "Minhyun mau uang?"

"Uang?" Minhyun membeo lucu dan menatap Junee. "Au ekim!"

"Eskrim kan butuh uang."

Youngna mengerjap pelan dan menatap Junee, ia memiringkan kepalanya bingung dan membuat dua ikatan rambutnya bergerak mengikuti. "Junee punya uang?"

"Punya dong! Kita bisa dapat dari sini!" Anak sulung Sungjin itu mengangkat botol kaca bening yang selalu ia bawa. Yang katanya berisi tuyul.

"How? How can??" Tanya Youngna bingung, yang ia lihat hanyalah sebuah botol kosong. Otak polosnya berfikir keras bagaimana botol kosong bisa menghasilkan uang.

"Nah kan, Una bilang bahasa alien lagi."

"Itu bahasa Inggris, Junee." Koreksi Youngna sabar, sudah biasa disebut alien oleh Junee yang tidak bisa berbahasa Inggris.

[✓] Genbrok Vers.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang