10

4.6K 330 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

-----------------------------------------------------

Sepulang dari area balap, Zilo dkk tidak langsung kembali ke rumah melainkan sekarang mereka berada di warung pinggir jalan yang biasanya ramai dipenuhi para pemuda.

"Gue udah apal siasatnya si Riko kalau lagi balapan, itu-itu aja"

"Hmm sampai bosen gue" sahut Miko.

Zilo hanya diam sambil mendengarkan celotehan kedua sahabatnya itu hingga matanya menemukan sosok yang kini sedang meronta-ronta.

"Itu Zeze bukan sih?" Tanyanya ntah kepada siapa.

Miko dan Marcel yang mendengarnya sontak melihat arah pandang Zilo.

"Lepas"

"Ayo dong sini dulu main main lah bentar"

"Lepasin saya ish"

"Lepas"

"Ah nanti dulu cantik, kita bersenang-senang dahulu baru kita lepas kemudian"

"TOLONGGGG.... TOLONGGGG..."

"GILA ITU ZELLYA REL!" Heboh Miko dan Zilo langsung berlari ke arah Zellya.

"Gak bakal ada yang dengar cantik, bawa dia"

"Lepas"

"LEPASIN ANJING"

BBBUUGGHH

Zilo langsung saja membogem preman yang sedang menyeret Zellya hingga terlepas.

"Wahh siapa lo hah? Mau jadi pahlawan kemaleman? Hahahaha" Tawa salah satu preman diikuti yang lainnya.

"Ck, banyak bacot lo" Karena geram Zilo langsung menyerang preman-preman tersebut. Meskipun hanya sendirian, Zilo sangat mahir jika hanya mengatasi hal seperti ini.

'ck sahabat sialan, sahabatnya lagi war mereka malah ngemilin ciki' batin Zilo saat ekor matanya menangkap kedua sahabatnya yang tengah memakan ciki dengan melihat dirinya tanpa ada niatan membantu.

bugh

bugh

bugh

bugh

Karena merasa kalah, para preman itu langsung saja segera melarikan diri. Dan Zilo yang melihatnya bernapas lega dan menghampiri Zellya yang sedang sesenggukan.

"Lo gak papa?" Tanyanya dengan napas ngos-ngosan dan diangguki gelengan Zellya.

"Lo ngapain sih malem-malem keluyuran ha? Lo tuh cewek! Bahaya tau gak!" Bentak Zilo tak sadar karena kesalnya.

Zellya yang kaget dibentak pun berjengit dan menundukkan kepalanya menahan isakannya. Sadar jika Zellya ketakutan, Zilo mengusap wajahnya kasar. Ia membawa Zellya ke dalam dekapannya, namun Zellya memberontak.

"Hiks lepas hiks gue gak kenal lo, muka lo juga nyeremin kek teroris hiks. Mana pake masker item kan mendukung banget hiks" Bukannya marah Zilo malah terkekeh gemas.

"Nama gue Merrel dan gue bukan teroris. Sekarang gue tanya kenapa lo cewek berani keluar malem-malem?"

"Gue tadi laper, dan di rumah gak ada makanan jadi gue keluar buat beli makan" Jawabnya dengan tangis yang telah mereda.

"Udah beli?"

"Udah, sekarang pengen pulang"

"Yaudah gue anterin. sebelumnya nama lo siapa?" Ucap Zilo pura-pura tak kenal. Kan gak lucu baru pertama kali liat udah tau namanya. Ya kecuali jika dia cenayang.

"Zellya"

"Oke Zellya karena nama lo agak susah gue panggil Zeze. Dan lo tunggu sini gue ngambil motor dulu! Jangan kemana-mana!"

Zilo berlari kecil menghampiri motornya yang masih berada di warung tadi. Sedangkan Zellya sedang bergulat dengan pikir dan batinnya.

'kenapa gue kayak kenal sama dia? apalagi dia manggil gue Zeze persis kayak Zilo bahkan dengan alasan yang sama. Tapi.. nama dia Merrel?'

"Heh ayo naik malah ngelamun"

"Ha? o-oh iya"

Zellya naik ke motor Zilo dan tangannya yang ia letakkan di pinggang Zilo. Bukannya modus, tapi Zellya selalu meletakkan tangannya ke pinggang si pembonceng sedari dulu. Namun apalah daya dia hanya pernah berboncengan dengan papanya dan Merrel.

"Rumah lo dimana" Tanya Zilo setengah berteriak karena ia melajukan motornya di atas rata-rata. Ia sengaja melakukannya, lagian Zellya tak memprotes bukan?

"Ha?" jawab Zellya yang juga setengah berteriak.

"Rumah lo dimana?" Ulangnya. Kali ini bukan pura-pura. Zilo bertanya sungguh-sungguh karena jujur ia juga belum tahu di mana letak rumah Zellya.

"Di Perumahan Anggrek Blok C no 45" Setelahnya tak ada pembicaraan di antara keduanya hingga mereka tiba di rumah Zellya.

"Thanks udah nganterin sorry juga dari tadi gue ngerepotin lo"

"Sans, lain kali jangan keluar sendirian kalau malem. Untung tadi ada gue kalau enggak gimana nasib lo?" Zellya mengangguk paham.

"Sekali lagi makasih. Kalau gitu gue masuk dulu ya Merrel?"

"Hhmm"

Zilo menunggu hingga Zellya masuk setelah ia pastikan aman barulah ia segera menstarter motornya dan meninggalkan kawasan perumahan Zellya.

Saat ini Zellya sedang merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Kok gue tadi ngerasa kalau Merrel itu Zilo ya?"

"Dari suaranya, postur tubuhnya, bahkan cara berjalannya"

"Ah sepertinya kau sangat teliti Zel"

"Dia buat nama panggilan yang sama kek Zilo bahkan dengan alasan yang sama"

"Ahh tapi gak mungkin lah kalau itu Zilo. Zilo kan sakit dan sejak kapan dirumahnya ada moge? Enggak ada kan?"

"Ck, lagian ngapain sih dia pakai masker segala?"

Lelah berkelana dengan pikirannya, Zellya pun terlelap dalam mimpi.

"Arrrgghh goblok lo Rel! goblok!"

"Sampai Zeze sadar kalau Merrel itu Zilo gimana coba?" Monolognya kesal.

Ia merutuki kebodohannya yang tak menggunakan nama samaran. Ia tadi menggunakan nama Merrel agar Zellya tak mencurigainya. Namun ia ingat jika Zellya bekerja sebagai pengasuhnya yang berarti cewek itu pasti banyak maupun dikit mengetahui tentangnya.

"Tenang tenang tenang. Itu bisa di atur, yang terpenting sekarang majuin rencana awal biar cepet kelar.

"Hoam, keknya gue orangnya pelor deh. Baru nempel kasur aja udah ngantuk" Ucapnya dan perlahan mentup mata terlelap.

*

*

*

TBC

mr.DRAMA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang