"Azmia siapa woy?!" tanya Aira ketika sampai di asrama tanpa salam.
"Masuk asrama tu salam dulu kek, bukan langsung nanya gak jelas" sewot Siska dengan santai nya.
"Serah gue lah. Hidup - hidup gue, situ kok sewot" balas Aira tak kalah sewot.
"Udah Siska, biarin aja Aira nya" ucap seseorang yang sedari tadi di samping Siska, Diva. Diva sedang menambal ketertinggalan kitab yang tadi pagi karena dia sedang sakit.
Siska diam seketika namun tatapan nya masih menunjukan kejengkelan pada Aira.
"Diva lo kenal Azmia gak?" tanya Aira pada Diva yang masih sibuk menambal kitab.
Dengan singkat Diva menjawab, "Gak"
Ternyata Diva masih marah ya?
nafas pasrah, Aira berjalan keluar menuju lokal tempat para santri yang biasa untuk belajar.
Tanpa di sadari, Siska dalam hati tersenyum puas melihat respons Diva yang cuek terhadap Aira.
****
"Mbak, mbak Aira" panggil Diana sambil mengguncang bahu Aira pelan.Oke, baru satu kali di bangunan Aira masih tidur.
Diana mencoba yang kedua dengan mencipratkan air di muka Aira.
Sudah hampir habis satu gelas dan Aira masih merem. Entah apa yang sedang di mimpikan Aira, tapi ekspresi wajahnya terlihat gelisah.
"WOY MBAK AIRA GUS FAHMI MAU NIKAH SAMA NENG MIA" teriak Diana kuat - kuat di telinga Aira.
Aira terlonjak kaget dan langsung membuka matanya lebar - lebar. Degub jantungnya begitu cepat menandakan dirinya benar - benar terkejut.
Aira memukul lengan Diana dengan sekelas mungkin karena membangunkannya dengan cara yang luar biasa membuat jantungnya mau copot. Gila! Untung Aira gak punya riwayat penyakit jantung.
"Aduh" Diana meng aduh karena pukulan Aira tidak main main.
"Lo ngapain sih bangunin gue kayak gitu?!"
"Ya abisnya mbak gak bangun - bangun. Udah aku cipratan air geh tetep aja merem. Yaudah aku jeritin aja biar cepet bangun. Eh bangun beneran giliran di sebut nama gus Fahmi"
"Ya gak gitu juga kali. Mending kalo lo nyebutnya nama gus Fahmi doang, lah tadi lo juga sebut nama siapa? Mia? Méong?"
Ah, menyebut namanya saja Aira malas."Heh! Gaboleh kayak gitu. Itu neng loh. Anak kyai" tegur Diana dengan gaya sok ibuk - ibuk.
"Dan kalo manggil harus ada neng nya sebelum namanya, biar sopan" lanjut Diana.
"Serah gue lah. Mulut - mulut gue" Aira mulai ngegas.
"Terserah mbak, terseraaaah" Diana mulai capek ngasih pengertian.
"Eh iya" Aira baru menyadari sesuatu, "Kok lo bisa kenal sama Mia Mia itu?"
"Ya kenal lah mbak. Itu kan putri nya Kyai Ahmad yang punya Pondok pesantren juga di daerah ini"
"Terus?"
"Ya itu. Kabar - kabar nya mau di jodohin sama gus Fahmi. Udah lama sih beritanya itu. Soalnya dulu neng Mia tu sering banget main di pesantren, tapi sekarang jarang. Mungkin karena lagi kuliah di Yaman"
Fakta baru yang Aira ketahui. Pantas saja, dari awal Aira berusaha mendekati gus Fahmi, Gus Fahmi selalu menolak dan menjaga jarak. Mungkin gus Fahmi memang ingin menjaga hati nya untuk Mia itu.
Aira diam setelah mendengar penuturan yang diberikan oleh Diana.
"Mbak, mbak gak papa kan?" Aira menoleh.
![](https://img.wattpad.com/cover/226583780-288-k181397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Cinta Sang Gus [END]
Teen FictionJika laki - laki yang baik untuk wanita yang baik, boleh tidak jika dirinya yang jauh dari kata baik ini mendapatkan seorang laki - laki yang baik nan sholeh? Annansya Aira. Gadis cantik yang harus masuk pada tempat dimana orang - orang menyebutnya...