4. Hamba ALLAH

6.6K 502 21
                                    

Aira menggeliat. Menoleh ke samping kanan, kiri yang ternyata sudah kosong. Pukul 07:15. Mereka semua ada dimana ya?, pikirnya. Sebenarnya tadi Aira sudah di bangunkan saat adzan subuh berkumandang, tapi bukan Aira namanya kalau langsung bangun dan sholat berjamaah.

Aira tadi hanya mengatakan kalau  sedang sakit perut dengan akting yang lumayan bagus. Untuk itu mereka percaya dan meninggalkan untuk istirahat saja.

Tidak lama setelah itu, terdengar suara derap kaki melangkah. Aira menarik diri dan duduk.
"Assalamualaikum "sapa Diva diikuti teman yang lain.

" Udah  enakan belum Ra? "tanya Diva mendekat kepada Aira.

" Udah kok. Udah enakan. Udah gak sakit lagi malah"lagi - lagi Aira berbohong.

"Gitu ya, sakitnya cuman kalo sholat berjamaah tapi kalo udah selesai udah gak sakit lagi"sindir seseorang yang baru saja melepas mukena nya, namanya Siska.

Entah kenapa, dia itu orang yang paling tidak menyukai Aira dari pertama datang. Selalu memandang rendah dan menyindirnya.

"Loh, ya emang gue bener kok"bela Aira tak mau kalah.

"Kamu itu santri baru. Jadi hormati yang lama dong. Ngomong gue, gue. Gak sopan"katanya dengan nada galak.

"Serah. suka - suka gue"ucap Aira gak peduli dan sengaja menekankan kata 'Gue'

"Kamu ya---"

"Udah mba. Jangan ribut ah. Masih pagi ini"Diva memotong ucapan Siska.

Siska merengut tak terima dengan ucapan Diva namun tetap diam.

"Oh iya, tadi Abah nanyain siapa aja yang gak berangkat ngaji"ucap Diva kepada Aira.

"Abah?" tanya Aira sambil seolah berfikir. Sepertinya dirinya tidak mempunyai saudara bernama abah deh.

"Iya. Pengasuh Pondok Pesantren ini" jeda sedetik"kita manggilnya Abah dan Umi untuk istrinya Abah. Karena mereka lah yang menggantikan orang tua kita selagi ada disini"

"Oh. Terus? "

" Ya disuruh kesana yang gak berangkat ngaji. Tapi kalo kamu belum enakan yaudah nanti aja juga gak papa"

"Enggak ah. Sekarang aja. Kesana nya kesana mana? "

" Ndalem"

"Ndalem?" lagi - lagi Aira berfikir. Apa itu ndalem? Kenapa bahasa disini sulit untuk dipahami sih?

"Rumahnya Abah mba"

"Elah, tinggal ngomong rumahnya aja pake ndalem, ndalem segala"

"Ya emang gitu mba kalo nyebut rumahnya kyai" ucapnya.

"Yaudah deh iya. Dimana emang ndalem - ndalem itu? "

" Di lokal paling pojok nanti mba lihat bentuk rumah, ya itu"

"Oke deh. Kalo gitu gue kesana dulu"ucap Aira lalu bangkit dan berjalan hendak menuju luar kamar.

"Eh mba"kata Diva menghentikan langkah Aira. Aira menoleh dengan menaikkan sebelah alis seolah bertanya'Apa'

"Gak ganti baju dulu? "

Aira melihat pakaiannya. Perasaan tidak ada yang salah. Piyama tidur berwarna biru laut dengan gambar bunga - bunga lengan pendek.

" Emang kenapa? "tanya Aira.

" Gak sopan dong mba. Masa ke rumah kyai gak pake baju panjang "

Aira memutar bola mata malas kemudian berjalan menuju lemari, mengambil kemeja polos dengan androk plisket dan berganti pakaian secepat kilat. Jangan tanya darimana Aira mempunyai pakaian sejenis rok dan kemeja panjang jika bukan papanya atau kak Fina lah yang membelikan. Mungkin saat Aira tertidur mereka berhenti di mall untuk membelikannya. Pikirnya.

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang