32. Jatuh

4.9K 418 16
                                    

4 tahun lalu...

Di bawah terik sinar matahari yang menyengat, Aira berjalan tak tentu arah. Dia bingung. Bingung hendak pergi kemana. Mau kembali ke rumah kontrakan kakak nya? Sungguh ia tidak akan melakukan itu. Karena dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia akan menghubungi kakaknya setelah  sudah berhasil. Entah menjadi apa dirinya nanti, yang penting dirinya akan ikhtiar dulu. Urusan nanti, biar Allah yang mengatur.

Saat hari menjelang sore, Aira belum mendapat tempat tinggal dimana pun. Dari tadi ia sibuk berjalan bahkan dirinya belum makan seharian ini.

2 hari setelahnya, Aira masih belum mendapatkan petunjuk akan pergi kemana. Dirinya hanya sibuk berjalan dan akan berhenti di masjid yang ia lewati untuk sholat. Bahkan hari - hari nya ia isi hanya dengan beribadah dan meminta petunjuk kepada Allah. Dia yakin, Allah akan menunjukan jalan terbaik untuknya saat ini.

Saat sedang berjalan di pinggir jalan, Aira melihat ada seorang nenek - nenek yang akan menyebrang tak jauh darinya. Awalnya Aira acuh. Namun, saat tahu kalau dari arah berlawanan ada motor yang ngebut dan ugal - ugalan membuat Aira bergerak refleks berbalik dan mengejar nenek itu.

Bersyukur, tidak terjadi apa - apa karena Aira sangat sigap.

"Nenek gak papa?" tanya Aira dengan nafas ngos - ngosan.

Nenek itu terlihat syok karena tiba - tiba Aira mendorong nenek itu untuk menuju lebih cepat ke seberang jalan.

Dengan masih mencoba menstabilkan detak jantung nenek itu berucap, "Alhamdulillah nenek gak papa kok nak. Terima kasih ya sudah menyelamatkan nenek"

Aira tersenyum, "sama - sama nek. Oh iya, kalo boleh tahu nenek mau kemana?" bukan tanpa alasan Aira bertanya seperti itu. Karena nenek itu membawa begitu banyak bawaan seperti lauk lauk juga baju yang ya---bisa dikatakan lumayan banyak.

"Nenek mau njenguk cucu nenek yang di pesantren."

"Kok bawa baju nya lumayan banyak nek?"

"Kemaren lupa mau dibawa. Soalnya buru - buru. Makanya ini baru nenek anterin. Kasian kan kalo dipondok nanti gak pake baju?" ucapnya bergurau.

"Mau Aira bantu bawanya nek?"

"Memang ndak sibuk?. Oh iya, panggil nenek, nenek Indah ya nak"  ucap nenek itu dengan nada sungkan.

Aira menggeleng. "Enggak kok. Malah Aira bingung dari tadi mau ngapain. Mau ya nek indah Aira bantu?"

Nek Indah tersenyum sampai matanya menyipit membuat kerutan di wajahnya terlihat.

"Yaudah hayuk"

****
Aira baru tahu kalau ada jalan yang lumayan sulit untuk dilewati. Ternyata tempatnya lumayan jauh.

"Sudah sampai nak" ucap nenek itu membuat Aira yang tadinya menunduk mendongak.

Deg.

Entah apa yang ia rasakan, tiba - tiba saja hatinya berdesir. Ada apa dengan hatinya?

"Ayo nak masuk" ajak nenek itu membuat Aira berjalan sedikit cepat karena tadi sempat tertinggal.

Masyaallah. Tempat yang indah. Meskipun bangunannya belum seberapa, Aira bisa merasakan rasa betah jika di tempat ini.

Aira masih melanjutkan langkah sampai masuk di asrama putri. Para santri yang tidak sengaja melihat nenek indah, langsung berbondong - bondong ingin bersalaman. Aira tersenyum. Terlihat sekali sopan santun nya.

Hingga akhirnya terbesit suatu fikiran, inikah jalan yang engkau tunjukkan  ya Robb?

Ting!

Aira tersentak dengan suara yang ia timbulkan sendiri akibat sedang mengaduk jahe untuk abah yai yang sedang menunggu di kamar nya.

Lagi - lagi Aira terbayang masa - masa sulit dirinya sebelum masuk ke pesantren ini. Ah! Tapi Aira sangat bersyukur karena bisa berada di tempat ini, dan bertemu banyak orang - orang baik yang sudah merubahnya menjadi lebih baik.

Aira berjalan dengan hati - hati saat memberikan minuman jahe untuk abah yai. Saat mengetuk pintu, terdengar suara abah yang menyuruh dirinya untuk masuk. Dengan segera Aira masuk dengan ndelosor sambil memegang gelas serta piring kecil untuk tempat gelasnya.

"Ini minumnya Abah" ucap Aira pelan sambil meletakkan gelas di samping tempat tidur abah yang tersedia meja kecil.

"Suwon mba"

Dengan lirih Aira menjawab iya. Meskipun sudah empat tahun di tempat ini yang mayoritas memakai bahasa jawa halus, tetap saja lidahnya masih terasa kaku. Kemudian Aira  pergi dengan berjalan mundur tanpa membelakangi abahnya sama sekali. Saat sudah berada dibalik pintu, barulah Aira berdiri dan mulai berjalan menjauh untuk kembali ke asrama.

Aira berjalan dengan menunduk hingga dirinya bertemu dengan gus Labib, Gus yang sangat dikagumi para santri putri juga para ustadzah karena ketampanan dan ke sholehannya.

JDUK!

Aira terus berjalan menunduk sampai tersandung  sampai terjatuh karena tidak fokus.

Gus Labib yang mendengar nya pun  menoleh membuat Aira gelagapan langsung lari ngacir menuju asrama nya.

Gus Labib yang melihat adegan Aira terjatuh hanya terkekeh ringan kemudian melanjutkan langkahnya.

****
Namanya pesantren Shiratul karomah. Yang berarti jalan menuju kemuliaan. Pondok pesantren ini memang baru berdiri, dan bangunan nya pun masih belum utuh seperti pesantren yang sudah lama berdiri.

Tapi dengan pondok ini, hati Aira tergerak untuk menetap dan mempelajari ilmu - ilmu yang belum ia ketahui. Agak sulit memang memulai belajar dari nol diusia yang sudah dewasa. Tapi dimana ada usaha disitu ada hasil kan? Untuk itu, beruntung  lah bagi kalian yang bisa belajar ilmu agama dari kecil.

4 tahun belajar disini, mengejar segala ketertinggalan nya, akhirnya Aira berhasil dan bisa membantu abah yai dalam menyalurkan ilmu nya.

"Ustadzah!" Aira yang mendengar suara itu menunduk sambil melanjutkan langkah nya agar lebih cepat menuju aula tempatnya akan mengajar . Duh itu tadi  suara gus Labib bukan ya?  Kan malu kalo harus ketemu setelah drama jatoh ndelusur kemaren.

"Ustadzah Anna." panggilnya dengan nama membuat gerak kaki Aira berhenti.

"Oh, Gus Labib manggil saya to? Saya kira tadi manggil siapa loh" ucap Aira mengajak bergurau sementara ekspresi gus Labib yang menampilkan wajah datar membuat Aira langsung menunduk.

"Di panggil Abah ke ndalem."

"Iya gus"

****

'Aira, kamu dimana? Aku rindu'
-Fahmi

****

Nahloh, ada gus Labib nih, terus gus Fahmi kemane ye?

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang