Kenzo

5.2K 429 9
                                    

Mohon beri tanda jika terdapat typo



"Hiks_ Ken bangun ini aku". Suara isak tangis memenuhi ruangan dengan nuansa warna putih itu.

"Maafin aku ya, kamu jangan gini ayo bangun". Alegra tak bisa lagi menahan perasaan ini semua.

Tubuhnya lemas mendapati sosok sang kekasih tengah terbaring tak berdaya, jujur ia menyesal dan merasa bersalah karena tak menghiraukan ancama Dias.

Andai ia tak Egois, mungkin Kenzo tak akan seperti ini. Ini semua salahnya dan Alegra harus menebus itu semua dengan cara menjauhi Kenzo.

Tadi sesampainya di rumah sakit rombongan Alegra yang di antar Dias dan geng Zeus harus di periksa terlebih dahulu, karena Dias tak ingin Ribet jadi ia menyuruh sebagian anggota Zeus untuk ke villa miliknya,  jadilah hanya tersisa Alegra dan ketiga temanya bersama Dias dan juga Kenan.

Sedangkan sisanya sudah melaju keluar dari area rumah sakit dan menuju villa yang sudah Dias tentukan.

Sedangkan yang di rumah sakit yang di izinkan masuk ke dalam ruangn Kenzo hanyalah Alegra seorang, jadi sisanya hanya bisa mengawasi dari balik pintu kaca.

Nira, Lola, dan Fivi tanpa sadar ikut menangis melihat sosok Alegra tengah berusaha mengajak atau lebih tepatnya memaksa Kenzo untuk bangun dari komanya.

Tadi orang tua Kenzo menelfon sata mereka masih di rumah makan, mengatakan bahwa Kenzo sudah melewati masa keritis dan memasuki tahap koma.

"Gue emang gak tau apa yang mereka omongin, tapi entah kenapa gue terharu". Ujar Lola masih memandang pintu kaca.

"Gue juga, pasti sakit banget jadi Alegra". Timpal Nira,  ia memang tak memiliki pacar dan selama pacaran pun belum pernah mendapat kejadian seperti Alegra jadi ia tak bisa merasakan rasanya menjadi Alegra hanya saja ia tau Alegra pasti tengah terpuruk.

Melihat keadaan sang sahabat yang menangis sambil menggenggam erat tangan sang kekasih setidaknya Fivi tau jika Alegra sangat takut kehilangan Kenzo.

Sedangkan Dias hanya menatap datar Alegra yang tengah menangis sambil menggenggam erat tangan Kenzo, ia marah tapi tak masalah setelah ini Alegra akan menjadi miliknya.

Dias tak tau dengan perasaanya sendiri terutama terhadap Alegra,  yang jelas ia suka saat Alegra bersamamya, ia merasa tenang saat Alegra di sisinya, ia juga merasa bahawa Alegra sudah seperti pusat hidupnya.

Maka dari itu ia harus memiliki Alegra untuk dirinya sendiri, ia akan melakukan berbagai cara agar Alegra bisa menjadi miliknya termasuk mengorbankan orang lain yang mengganggu jalanya.

Sedari kecil hidup Dias terlalu bebas, ia mendapat apa yang ia mau namun ia tak mendapatkan yang seharusnya ia dapatkan.

Kasih sayang, ketenangan, cinta,  dan perhatian. Dias harus mencarinya sendiri agar ia bisa bahagia. Dan ia menemukan segala yang tak ia dapatkan pada sosok Alegra.

Awalnya Dias tak begitu masalah saat Alegra masuk keatap rooftop, awalnya Dias hanya ingin diam tanpa mau mengusik Alegra. Tapi entah mengapa saat matanya tak sengaja menatap mata sipit nansayu milik Alegra Dias seperti tersetrum, ada banyak gemuruh di dadanya dan itu baru pertama kali Dias rasakan.

Rasa bahagia secara tiba-tiba, rasa rindu yang tanpa sadar membuat Dias selalu mengusik Alegra. Ia merasa Bangga sata Alegra tunduk padanya, ia senang saat Alegra mulai merengek kepadanya. Dan Dias tak ingin kehilangan itu hanya karena Alegra sudah memiliki kekasih.

"Giman perasaan lo Yas?". Tanya Kenan memecah keheningan. 

Kenan sadar Dias tengah menahan amarah, terbukti dari wajah datar yang mengetat di tambah kepalan tanagnya yang terlihat kokoh. Ketua Zeus ini seperti ingin memecahkan kepala seorang pria yang tengah berbaring lemah itu.

ZEUS || DIAS √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang