Perginya Dias.

3.5K 350 23
                                    

Disebuah ruangan pemuda bermata tajam itu tengah duduk, matanya memindai objek yang berada tepat di depanya.

"apa lagi?". Tanya Dias dengan nada muak.

Lelaki tua itu tak menjawab ia memberikan sebuah berkas usang di atas meja.

"baca jika kamu ingin tau segalanya". Tutur Ricard memandang wajah tampan putranya sendu.

Dias menaikan sebelah alisnya, bibirnya membentuk seulas senyum meremehkan.

"Kalo Anda bisa menjelaskan kenapa saya harus membaca". Tutur Dias, ia bahkan tak menyentuh berkas di atas meja itu barang sedikit pun.

Ricard memejamkan matanya lelah, putranya bukan seperti anak kebanyakan.

Dias ini keras, penuh tekanan, dan segala ucapanya akan selalu menjadi titah talak.

Ricard tak bisa lagi menghindar, Dias bukan lagi putranya yang berusia 6 tahun yang bisa dia bodohi.

Putranya kini sudah tumbuh dewasa, wataknya yang keras dan tak mudah menarik ucapan itu lah Dias.

Ricard memandang putranya, "Johana Andela Wilson, wanita yang saya cintai sejak 19 tahun yang lalu hingga saat ini".

Tanpa sadar Ricard meneguk ludahnya gugup, ia seorang pengusaha terkenal dan juga Capo dari gerbong mafia italia ternama, gugup saat berbicara dengan satu orang yang sayangnya bersetatus sebagai putranya ini.

"Papa tak tau harus memulai dari mana?". Ujar Ricard selanjutnya.

"terserah ingin bercerita atau tidak itu di tangan anda".  Dias sekenaknya.

Ricard tau putranya bukan orang yang suka main-main, apa lagi bertele-tele hanya karena pertanyaaannya barusan.

Membasahi permukaan bibirnya yang kering kini Ricard memulai kisahnya kembali, kisah lama yang seharusnya tak lagi dia ungkit.

"Saya menghamili Johana di saat ia akan menikah 4 bulan lagi, Dia marah samapi ingin bunuh diri. Johana hanya gadis biasa yang di besarkan di desa dengan hidup yang cukup. Papa bertemu denganya secara tidak sengaja, saat itu papa masih 20 tahun dan Johana sudah cukup matang usianya sudah 23 tahun".

"Papa jatuh cinta dengan Johana, namun sayang Johana sudah akan di nikahi dengan kekasihnya yang merupakan teman seprofesinya, ia bekerja sebagai reporter saat itu. Papa yang berjiwa muda saat itu marah, merasa tak terima dan akhirnya Papa menyekap Johana dan menghamilinya".

"Papa membawanya ke Greja untuk di nikahi dengan paksa, tepat 1 bulan sata dia mengandung kamu, Papa kira dengan memberinya banyak uang dan perhiasan akan membuat Johana luluh dan melupakan pria itu, namun sayang cinta Papa tak semulus karir papa, Johana berhianat ia masih terus berhubungan dengan kekasihnya, meski Papa marah Johana tak peduli". Ricard menggenggam kepalan tanganya erat, mengingat masa itu membuatnya terluka.

"sampai akhirnya Johana mengajukan permintaan kepada Papa, "bahwa setelah melahirkan kamu dia akan pergi, dia akan menikah dan memulai hidup barunya dengan pria yang dia cintai, jika papa tidak setuju dia akan bunuh diri saat itu juga", awalnya papa marah, Papa bahkan sudah menodongkan pistol kearahnya. Tapi cinta Papa terlaku besar dari pada ego Papa, dan dengan pasrah Papa menerima tawaranya".

Dias diam, ia menatap wajah Ricard. Tanganya saling mencengram erat ia berusaha nenahan emosi yang entah karena apa tiba-tiba rasanya ingin meledak.

"Bodoh!!". Ujar Dias lirih.

Ricar menoleh kearah putranya sekilas, kemudia ia tersenyum singkat.

"Saat kamu lahir Johana benar-benar menepati janjinya, ia pergi dengan kekasihnya setelah memberikan sebuah nama Dias R. Lingga hanya itu yang dia tinggalkan untuk kita. Papa hancur, hati Papa rasanya seperti mati. Papa bahkan tak perduli dengan kamu. Maafkan Papa Dias, Papa benar-benar menyesal karena telah membuat kamu seperti tidak mempunyai orang tua". Ricard pria tua yang seumur hidupnya itu tak pernah menangis, kini ia mengeluarkan air matanya karena rasa bersalahnya kepada sang putra.

ZEUS || DIAS √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang