Paket Utara

3.6K 349 32
                                        




Zidan dan juga Niko menatap bingung kearah Rolan, pasalnya tadi Rolan izin akan pulang pagi tapi kenapa ia masuk kembali dengan tergesah-gesah.

"Utara ngirim paket". Rolan meletakan sebuah paket yang terbungkus rapi di atas meja.

"gak ada yang liat lo ngambil ini?". Tanya Niko.

"Gak cuma gue aja". Jawab Rolan.

"gimana nih Dan?". Ujar Niki bertanya kearah Zidan.

"Dias gk ada, dan cuma kita jadi eksekusi aja". Tutur Zidan.

Dengan cekatan Niko membuka paket tersebut, "Gue tau nih". Ujarnya kala membuka paket tersebut.

Rolan dan Zidan saling pandang bingung, "Sabu anjir". Tutur Niko.

Rolan dan Zidan Syok, "maksud Distrik Utara apaan?". Rolan merasa emosi, kenapa mengirim barang-barang ini kemarkas Zeus.

"Mereka mau war sama kita, mau tunjukin siapa yang hebat, atau mau pamer kalo mereka udah bisnis gelap". Rolan terus berucap tampa henti.

"Rolan!!". Tegur Zidan.

Ia dan Niko bingung, "masalah si penyusup belom juga kelar, udah ada lagi aja". Keluh Zidan.

"Dias juga gak mau balik-balik sih". Imbuh Niko.

Andai Dias ada pasti tak akan serunyam ini, masalah terus datang dan semakin membuat rumit keadaan.

"Kita telfon Dias aja". Niko meraih ponselnya.

Zidan dan Rolan hanya diam, dering sambungan terus terdengar, sampai akhirnya di panggilan yang ketiga Dias mengangkatnya.

"Kemana aja lo Yas?". Tanya Niko begitu sambungan telfon terhubung.

"intinya". Tutur Dias to the point.

Niko mendesah jengkel, "Kapan mau ke markas?". Tanya Niko lagi.

"Nanti". Jawaban singkat Dias semakin membuat keadaan runyam karena tak mendapat kepastian.

"ada paket sabu dari Utara, lo yang pesen atau emang sengaja mereka kirim". Kali ini Rolan yang berbicara setelah merebut ponsel milik Niko.

"suruh semua anak Zeus kumpul". Dias tak juga menjawab pertanyaan dari Rolan, ia palah menyuruh semua anak Zeus untuk kumpul.

"lo kenapa sih Yas, emosi gue". Setelah nengatakan kalimat barusan Rolan mematikan sambungan telfonya.

Rolan benar-benar emosi dengan tingkah santai dan cuek Dias, "Masih pagi Lan jangan emosi". Zidan menepuk bahu Rolan sekilas.

Rolan tak merespon ia melempar ponsel Niko kearah sang empu, untung Niko dengan sigap menangkapnya.

"Gila lo Lan". Sengut Niko.

"Gak hancur kan". Uncap Rolan enteng, kenudian ia berjalan keluar markas.

"jadi gak nih kita ngikutin si Alegra?". Tanyanya saat sudah berada di ambang pintu.

"Belom ada pesan dari Kenzo, ponsel mereka gak ada koneting sama sekali". Ucap Zidan.

"Lo nanti kesini kan?". Tanya Niko.

"kalo gak males, gue lagi gak mood". Ucap Rolan kemudian ia benar-benar pergi dari markas.

"Dakjal tu anak". Cibir Niko melihat tingkah Rolan.

Tak lama kemudian terdengar deru suara motor dari luar, "Eh bang". Kaget orang tersebut kala melihat sosok Niko yang berdiri di depan pintu.

"Ngapa Dik?". Tanya Niko kala melihat raut terkejud dari anak buahnya itu.

ZEUS || DIAS √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang