2) Murid baru?

917 90 3
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca❤️
Happy Reading

***

    Seorang wanita paruh baya dengan hijab warna coklat yang melekat di kepalanya sedang berjalan menaiki anak tangga menuju kamar anaknya yang tak lain, yaitu Fatimah. Dengan segera ia mengetuk pintu, "sayang, Fatimah. Bangun nak, hari ini hari pertama kamu masuk sekolah, Sayang." Ucap Arumi Zahida---ibu Fatimah.

Dan tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Dan ada seseorang yang berdiri di balik pintu dengan tangan yang masih mengucek-ucek matanya.

"Iya, Mi. Ini Fatim udah bangun," Jawabnya.

"Yaudah, sekarang kamu mandi terus ke bawah langsung sarapan. Jangan sampai kamu telat ke sekolah ini hari pertama kamu sekolah di sekolah baru kamu, Sayang." Sambung Arumi dengan tangannya yang mengusap-usap puncak kepala anaknya.

"Iya, Mi. Umi duluan aja nnti Fatim nyusul."

***

Fatimah menuruni anak tangga dengan santai. Dan mendapati Affandi, Fatma, Wisnu, Bisma, Nenek, dan si mungil Alif yang sedang asik menunggu di meja makan.

"Aunty sini sarapan bareng," Ucap Alif pada Fatimah yang sudah rapih dengan seragam panjang sekolahnya dan tak lupa dengan hijab berwarna putih yang menutupi bagian kepalanya.

Fatimah segera menghampiri Alif yang sedang menunggunya.

"Aunty mau makan sama apa?" Tanya Alif.

"Apa aja deh yang penting makannya berdua sama Alif," jawab Fatimah tangannya yang mencubit pelan hidung mungil Alif dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

***

   Dengan jalan yang tergesa-gesa, Gathan menuruni anak tangga dan melirik sekilas jam yang melekat di tangannya. Jam menunjukan pukul 07.15 yang artinya bel masuk berbunyi 5 menit lagi.

"Pah, Mah. Gathan duluan ya udah telat!" Ucapnya lalu mencium punggung tangan Orang tuanya.

"Kamu tuh kebiasaan selalu saja telat bangun!" Kata pria paruh baya, yang tak lain adalah Aryes.

"Duh, Pah nnti aja ngomelnya, udah telat. Dahh Pah, Mah."

Gathan melambaikan tangannya. Sedangkan, Aryes dan Sinta hanya menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja tingkah laku anak sulungnya ini.

"Jangan contoh kakakmu itu yaa Zila sayang, gak baik." Ucap Sinta mencolek hidung Zila dan di balas anggukan oleh Zila yang usianya baru menginjak enam tahun.

***

   Gathan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli dengan pengendara lain yang mencibirnya karena ugal-ugalan.

Gathan memarkirkan motornya di parkiran, seorang pria paruh baya berdiri tegap di depan Gathan.  Gathan meneguk salivanya kasar dan melihat orang yang di depannya dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Eh, Bapak," ucapnya cengengesan.

"Lihat! Jam berapa sekarang!" Tegas Pak Wiryo selaku guru kesiswaan.

"Hehe, maaf pak tadi ada masalah dikit di jalan," Gathan beralasan.

"Saya gak percaya sama alasan kamu lagi, Gathan. Udah sering kamu telat, sekarang kamu lapangan!" Bentak Pak Wiryo.

Di lapangan sudah terdapat para siswa yang berjemur, dan diantaranya ada Gilang, Agil, dan Sultan sahabat Gathan.
 
"Gathan, kamu gabung sama mereka," tunjuk Pak Wiryo pada Gilang, Agil, dan Sultan.

Gathan menuju mereka dengan kedua tangannya yang ia masukan ke dalam saku celana dan berjalan dengan gaya cool andalannya.

"Kalian lagi, kalian lagi! Bosen saya, ngeladenin kalian terus!" Sentak Pak Wiryo.

"Lagian siapa juga yang nyuruh bapak ngeladenin kita, iya gak?" Jawab Sultan menyenggol lengan Agil dan Gilang.
Mereka cuma membalas dengan deheman.

"Siapa yang nyuruh kamu bicara Sultan!" Imbuh Pak Wiryo.

"Lagian nih ya pak. Seharusnya, bapak itu terima kasih sama kita. Kalo kita gak telat dan gak dihukum, otomatis bapak gak ada kerjaan dong. Sama aja bapak makan gaji buta," kini giliran Agil yang menjawab.

"Berani kamu ya, ngmng gitu ke bapak!" Pak Wiryo menjewer telinga Agil geram.

"Sekarang kalian keliling lapangan dua puluh kali!" Sentak Pak Wiryo lagi.

"Pak, banyak banget dua puluh biasanya juga sepul--,"

"Tiga puluh kali!" Tambah Pak Wiryo memotong omongan Gilang.

"Lah, pak. Kok di tambah sih!" Protes Gathan.

"Empat puluh kali!"

"Ehh iy--iya iya dua puluh kali," ucap Agil pasrah.

***

"Assalamu'alaikum," salam siswi sambil mengetuk pintu.

"Masuk!" Ucap seseorang dari dalam ruangan.

Tanpa ba-bi-bu lagi siswi itu masuk ke dalam ruangan Kepsek.

"Eh, kamu toh, Tim." Kata Pak Surwanto Kepsek sekaligus yang punya sekolah ini, ketika tahu kalo yang datang ke ruangannya itu Fatimah---keponakannya.

"Silahkan duduk, Tim," Pak Surwanto mempersilahkan Fatimah duduk di kursi yang ada di depannya.

"Terimakasih om," ucap Fatimah lalu mendaratkan bokongnya ke kursi.

"Kamu udah siapkan berkas-berkas nya kan?" Tanya Pak Surwanto. "Udah kok om, nih berkasnya," Fatimah menyodorkan berkas-berkas yang diminta Pak Surwanto.

   Setelah menyerahkan berkas-berkas yang disuruh pak Surwanto, Fatimah pamit untuk masuk ke kelasnya.

"Om, Fatim pamit ya mau ke kelas," ucap Fatimah lalu mencium punggung tangan Pak Surwanto.

"Emng kamu udah tau, kelas kamu dimana?" Tanya Pak Surwanto

Fatimah cengengesan, "gak tau om, hehe," Fatimah menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Yaudah, om anter. Kamu masuk ke kelas XII IPA 6 aja ya, Tim. Di sana ada Syifa jadi kamu gak terlalu canggung,"

"Syifa?" Tanya Fatim yang tak asing dengan nama itu.

"Iya, Syifa. Temen SD kamu dulu," jawab Pak Surwanto mengelus kepala Fatim.

"Oh, Iya om gakpapa,".

Mereka pun berjalan menyusuri koridor lantai dua menuju kelas XII IPA 6.

Di sisi lain, Gathan yang tengah ngos-ngosan berlari bersama antek-anteknya langkahnya terhenti saat melihat wanita yang sedang berjalan di lantai dua bersama Pak kepsek. Matanya tak teralihkan ke arah lain, pandangannya hanya tertuju pada wanita itu.
'cantiik' batinnya.

Brughhh

Tiga laki-laki itu terjungkal ke belakang, menabrak punggung Gathan yang berhenti tiba-tiba.

"Aduh, bos. Kenapa berhenti tiba-tiba sih!" Cibir Sultan mengelus bokongnya yang mencium lapangan basket.

"Liatin apa si lo?" Tanya Gilang pada Gathan.

Karena tidak ada jawaban, mereka melihat pandangan yang liat oleh bosnya itu.

"Masya Allah, cewek cantik bangettt anjir," ucap Agil setelah tahu apa yang dilihat Gathan.

"Baru kali ini gue liat bidadari secara langsung" ucap Sultan dengan mulutnya yang terbuka lebar.

"Cantik si, tapi masih cantik nyokap gue!" giliran Gilang yang tak kalah kagumnya, hanya dia gengsi mengungkapkannya.

'gue harus dapetin dia' batin Gathan lagi.

Gimana? Bagus gak? Komen yaa supaya aku semangat ngetiknya hehe🖤

Follow my Ig @wdywtii_15🤗

GATHAN || NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang