27) Drama Zilla

241 19 2
                                    

Hai! Call me Widia~

Welkombek to my story'😘

Happy reading kawandd! Bahagia selalu🦋

~🦋~

"APA NITIP ZILLA?! BESOK?!"

Uhuk uhuk uhuk

Otak Gathan buntu sekarang. Ntah apa yang ada dipikirannya sekarang. Bagaimana bisa orang tuanya itu menitipkan adiknya? Bukan apa, Gathan hanya berpikir kedepannya gimana. Sedangkan sikap adiknya itu bikin geleng-geleng kepala. Apalagi lusa dirinya ingin pergi bersama teman-temannya, masa iya mau bawa Zilla? Yang ada merusak suasana liburan mereka.

"Nitip gimana sih maksud papa?" Tanya Gathan memastikan, mungkin tadi dirinya salah dengar.

"Jadi gini Than. Papa ada kerjaan penting di Berlin, dan papa gak yakin menyiapkan ini itu sendiri disana. Jadi mama bakal ikut sama papa, tapi---" Aryes memotong ucapannya. Menegak air putih untuk melonggarkan isi didalam tenggorokan.

"---Zilla gak ikut, kita takut terlalu sibuk disana sampe gak sempet ngurus Zilla. Jadi Papa mau titipin Zilla ke kalian,"

"Tapi Pah, Gathan juga gak bisa. Lusa Gathan mau liburan sama temen-temen,"

"Terus kita mau titipin ke siapa lagi bang selain kamu?" Sinta menghela nafas, sudah dia tebak pasti Gathan akan menolak. Apalagi mereka jarang akur.

"Tante Mona,"

"Dia gak bisa, butiknya lagi banjir pesanan gaun,"

"Emang kamu mau liburan kemana sih?" Tutur Aryes, dia jadi bingung sekarang. Jika meninggalkan pekerjaannya disana gak mungkin. Karena itu kerjaan penting, yang akan membuat perusahaannya semakin bertambah aset, berkembang pesat.

"Pantai," jawab Gathan dingin dengan wajah datar.

Mendengar ucapan Gathan barusan membuat perhatian Zilla teralihkan, yang tadinya fokus pada iPad miliknya menulikan pendengarannya mendengar perdebatan mereka.

Zilla meletakan iPadnya di sofa. Berlari mendekat ke arah kakaknya itu. Ntah sejak kapan dia sudah ada di sofa.

"Bangthan mau ke pantai?" Tanya Zilla sumringah.

Gathan berdehem menjawab pertanyaan Zilla. Dia akan menerima resikonya, meski berat.

"Zilla ikut!" Zilla menggoyang-goyangkan badan Gathan.

"CK! Tuh kan Pah," kesal Gathan.

Fatim menggenggam tangan Gathan. Dia mengangguk mengisyaratkan Gathan untuk mengiyakan perkataan Aryes.

"Iya Pah, Zilla bakal sama kita. Yang penting pekerjaan Papah selesai disana. Semoga lancar ya Pah," ujar Fatim.

"Bener?" Mata Aryes berbunga-bunga bahagia.

Fatim mengangguk mantap. Dia juga tidak keberatan jika ngurus Zilla. Lagian, dia juga dulu selalu ngurus Alif jika Fatma dan Wisnu ada keperluan.

"Oke! Nanti papa suruh supir untuk nganter barang-barang Zilla kesini," Aryes menuntun Zilla ke pangkuannya. "Zilla inget pesan papa, jangan nakal ya? Nurut apa kata bangthan sama kak Fatim," sambungnya membuat Zilla mengangguk patuh.

"Oh iya, papa sama Mama disana cuma 10 hari, untuk uang jajan Zilla Papa beri dua kali lipat dari upah kamu than,"

Gathan melongo tak percaya, bagaimana bisa? Upah kerja Gathan tidaklah sedikit, ya bisa dibilang lebih dari cukup untuk satu bulan kedepan. Apalagi ini dua kali lipat? Wahh Gathan bisa memanfaatkannya nih.

GATHAN || NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang