10) Gilang dan Frenda

319 56 0
                                    

Assalamu'alaikum everyone👋

Happy reading🖤

Jan lupa vote ya🤗

~~~~~

Fatim berjalan memasuki gerbang sekolah. Jam menunjukan pukul 06.50, dia sengaja datang lebih awal karena ia piket hari ini sedangkan bel masuk berbunyi pukul 07.20. Dan tak lupa paper bag berwarna coklat yang dijinjingnya. Saat di parkiran, matanya memicing menatap dua pasang beda jenis kelamin yang sedang berjalan di koridor utama itu. Fatim merasa pernah lihat wanita yang bersama pria itu.

Fatim tak menghiraukannya, dia segera memasuki kelasnya. Fatim menyimpan tas dan paper bag di kursi miliknya. Lalu dia mengambil sapu dan serokan, dan mulai membersihkan kelas.

Gathan masuk ke dalam kelas dengan tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya, sesekali bersiul ria. Di dalam kelas sepi, hanya ada Fatim yang sedang menyapu. Dia menghampiri gadis pujaannya. "Sini gue bantu," Gathan merebut sapu yang digenggam oleh Fatim.

"Apaansi gausah! Siniin, aku mau piket," ujarnya menatap Gathan sebal.

"Gue juga mau piket kali," ucap Gathan memutar bola matanya malas.

'emang aku sejadwal ya sama pria aneh ini? Kok bisa sih aku gak nyadar' batin Fatim.

Gathan melambai-lambai kan tangannya ke depan mata Fatim, wanita itu tak mengijapkan matanya sama sekali. "Woy! Jan ngelamun masih pagi!" Ucapnya.

"Eh, i--iya maaf," balas Fatim gugup.

"Mending Lo duduk di kursi Lo, biar gue yang selesain semuanya," Gathan mulai menyapu lantai kelas.

"Kamu serius bisa ngelakuin ini semua sendirian?" Tanya Fatim heran.

"Kelas ini luas loh!" Imbuhnya

"Serius lah, demi Lo!" Jawab Gathan

Fatim menatap pria itu penuh arti. Baru kali ini ada pria yang benar-benar mau ngelakuin apapun demi dirinya.

Sebenarnya banyak sih yang suka sama Fatim. Tapi, yang kaya Gathan itu langka! Inget LANGKA!

Fatim mengambil paper bag miliknya, lalu mendekati Gathan yang sedang istirahat di bangku miliknya. Ia merasa bersalah seharusnya tadi ia membantu Gathan. Bukan cuma menonton Gathan yang sedang piket.

Fatim menyodorkan paper bag warna coklat itu ke arah Gathan. "Nih," ucapnya tersenyum manis.

Gathan menatap Fatim yang berdiri dihadapannya lalu beralih menatap paper bag itu. "Apaan ni?" Tanya Gathan mengerutkan dahinya.

"Jaket kamu,"

Gathan merebutnya dari tangan Fatim. Lalu membuka isi paper bag itu. Benar, ini jaket miliknya. Gathan membuka bungkus plastik dan mengambil jaketnya. Dia mencium bau wangi pada jaketnya, wanginya sangat enak sekali seakan dia terhipnotis oleh wangi itu.
"Wangi banget, pasti Lo nyucinya pake perasaan kan?" Tanya Gathan tersenyum jahil dengan alisnya yang ia naik turunkan.

"Pede banget, itu yang nguci mbok Jumi kali!" Jawab Fatim cuek. Bohong! Sebenarnya yang nyuci jaket itu benar, Fatim! Tapi dia gengsi bilang itu, dia jawab bohong agar Gathan tidak meledeknya. Mbok Jumi adalah asisten rumah tangga keluarga Alamsyah. Beliau bekerja sudah sangat lama, kira-kira sekitar 17 tahun.

"Oh... Thanks," ucap Gathan sembari memakai jaket itu.

"Harusnya aku yang bilang gitu," balasnya.
"Hah?" Tanya Gathan pura-pura tidak mendengar padahal ia tahu apa yang diucap Fatim barusan.

GATHAN || NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang