15) lampu ijo

275 42 2
                                    

Halo! Assalamu'alaikum
Tekan dulu tombol bintangnya😂
Happy Reading guys!🦋

****

Tiga orang itu yang tak lain adalah Affandi, Arumi, dan Fatma. Sudah lama mereka dibelakang Fatim. Dari mulai Fatim bernyanyi sambil menangis sampai Fatim telponan dengan Gathan. Mereka mendengar semua yang dibicarakan dua sejoli itu. Salahkan Fatim, kenapa telponnya harus di lospacker.

Affandi, dia dengar jelas Fatim menyatakan perasaannya kepada Gathan. Baru kali ini dia mendengar dengan telinga sendiri putri bungsunya itu ada perasaan pada seorang cowok.

Fatim bergetar di tempat. Dia takut dengan Abi-nya. Affandi jika sudah marah gak tanggung-tanggung. Dulu, dia pernah memarahi Bisma karena dia bolos kuliah dan ambil uang milik Fatim. Mungkin kedengarannya sepele, tapi tidak dengan Affandi. Jika orang itu salah, dia terus memarahinya dan menegurnya sampai orang itu jera.

Fatim menundukkan kepalanya tak berdaya. Memainkan ujung jari-jarinya. Dia tak berani menatap Abi-nya itu. "Telpon siapa kamu Fatim?" Tanya Affandi tegas meski dia sudah tahu siapa yang menelpon putrinya itu.

"Te--temen Bi," jawab Fatim gugup.

"Sini telponnya!" Affandi merebut paksa ponsel yang di genggam Fatim. Fatim kaget setengah mati dia ingin mengambil kembali ponselnya, tapi tak berani. Dan tanpa Fatim sadari, telpon itu masih tersambung.
Gathan yang sedari tadi melongo, syok hanya terdiam mendengar percakapan antara anak dan ayah itu.

"Halo!" Suara berat Affandi menyapa seseorang di sebrang telpon.

"Ha--lo Om, Assalamu'alaikum," balas Gathan yang masih syok.

"Waalaikumsalam, mau apa kamu telpon anak saya?!" Tanyanya dengan nada tegas.

"Sa--saya cuma mau bilang--"

"Bilang, kalo kamu mau nikahi anak saya? Gitu?!" Potong Affandi berkacak pinggang sebelah.

"Berani-beraninya kamu mau nikahi anak saya yang masih sekolah!" Lanjutnya dengan nada tinggi.

Sontak semuanya terdiam. Tak ada yang angkat bicara. Fatim masih menundukkan kepalanya sembari menangis sesenggukan. Tak hanya Fatim, Gathan yang berada di sebrang sana terkejut dengan ucapan Affandi yang menyentaknya.

"Bukan maksudnya--"

"kalo kamu mau nikahi anak saya, jangan beraninya datang sendiri," ucap Affandi memotong omongan Gathan.

Semua mengerutkan dahinya. Termasuk Gathan. Dia keheranan sendiri dengan ucapan Affandi.

"Maksud om?"

"Kalo kamu mau nikahi anak saya, datang bersama orang tuamu! Bukan sendiri kek gembel kayatadi!" Ucap Affandi serius. Semua melongo tak percaya mendengar tutur kata Affandi. Gathan pun sama kagetnya. Dia masih terdiam mencerna baik-baik ucapan Affandi.

"Jadi, maksud om?" Cicit Gathan yang masih tak percaya dia terus-terusan mengembangkan senyumannya.

"Ya, saya restuin. Besok malam saya mau bertemu dengan orang tua kamu!"

"Makasih banyak om!" Balas Gathan langsung memutuskan sambungan telepon sepihak.

"Dasar anak gak tau sopan santun!" Gumam Affandi lalu menyodorkan ponsel kepada pemiliknya. Fatim yang sejak tadi menyimak, langsung mendekatkan tubuhnya pada Affandi. Dia memeluk Abi-nya itu sangat erat. "Makasih banyak Abi!" Seru Fatim di tengah pelukannya.

Tunggu! Fatim masih terheran. Atas dorongan apa Abi-nya ini bisa langsung berubah pikiran dalam waktu sekejap? Fatim melepaskan pelukannya, menatap Affandi wanti-wanti. "Kok bisa bi?" Tanyanya mengerutkan dahinya.

GATHAN || NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang