Gak mau basa-basi cuma mau bilang, Jan lupa vote!:)
*****
Hari kedua ujian, seperti biasa, keempat pria yang diidamkan para kaum hawa itu berjalan di koridor utama. Dengan tampang cool dan tangan yang ia masukan ke dalam saku celana. Gathan, Agil, dan Sultan bersiul ria seakan-akan sedang tebar pesona. Kecuali Gilang, pria itu lebih memilih dengan tampang ala jati dirinya, datar.
Karena kata Gilang gini, 'buat apa tebar pesona? Tanpa di tebar juga, pesona gue mah udah melelehkan kali,' kira-kira seperti itu lah katanya. Iya juga si, buat apa tebar-tebar. Toh, mereka kan udah tampan dari brojol.
Jadi semangat gue liat mereka
Awas, awas, para cogan mau lewat
Meleleh gue liat Gathan dari deket gini
Gilakkk!! Gilang meresahkan sekalehh epribadehhh
Tatapannya anjirrr kaya minta dinikahin
Kira-kira seperti itu lah kata yang dilontarkan para ciwi-ciwi alay yang sedang diuji melihat tampang titisan dewa pertampanan.
Jam menunjukan pukul 7.15 artinya lima menit lagi bel masuk berbunyi. Fatim tak henti-hentinya membaca buku pelajaran yang akan diujikan nanti. Bersyukur sekarang pelajaran sejarah, bahasa, dan PPKn. Jadi tidak terlalu menguras otak. Mungkin itu menurut Fatim, yang emang kodratnya udah jadi anak pinter. Tapi tidak dengan Syifa, dengan kemampuannya yang di bawah rata-rata. Dia membolak-balikkan buku pelajaran dengan jengkel. "Ck! Apa coba yang harus gue baca? Tulisan banyak gini mana sempet inget!" Celutuknya memajukan bibirnya beberapa centi.
"Seharusnya, kamu bacanya dari malem sebelum tidur. Ini mah, lima menit mau masuk baru baca. Mana sempet lah!" Balas Fatim menggeleng kepalanya tak percaya.
"Tau Lo! Udahlah emang udah kodrat Lo ditakdirin jadi anak malas. Jangan sok-sokan belajar, ujung-ujungnya mah Lo nyontek kan?" Sahut Dinda sebal.
"Ya, biar keliatan anak rajin aja. Lagian nih ya, mau sampe berlembar-lembar gue baca, pasti nanti disoalnya mah gada. Kan jadi sebel gue," Syifa menutup bukunya, lalu memasukannya ke dalam tas.
"Jangan harap Lo dapat contekan dari gue!" Ketus Dinda bersedekap dada.
"Yah, Din. Kok gitu sih? Kasih lah, nanti gue tlaktir deh," ucap Syifa memelas.
"Lo tuh kalo nyontek gak kira-kira tau gak! Orang kalo nyontek tuh cuma beberapa, lah elo? Semuanya Lo contek!" Sudah cukup kesabaran Dinda menghadapi temen sedengnya ini.
"Yaa sekalian lah, gue sayang aja sama otak gue. Kalo otak gue ngejeblug gara-gara tuh soal, gimana coba?"
"Terus? Apa hubungannya sama gue Wartiyem!" Dinda menjitak kepala Syifa. Membuat sang empu meringis.
Eh, ngomong-ngomong soal Wartiyem, kalian dengerin single-nya deh dijamin bikin nagih. Bokong rasanya pen mleyot sana mleyot sini.
"Sakit bego!" Syifa mengelus kepalanya yang dijitak.
"Udah, udah. Kalian tuh kenapa sih? Ribut Mulu kerjaannya." Ujar Fatim melerai.
Tanpa mereka sadari, keempat cowok memasuki kelas dengan seorang guru dibelakangnya.
Fatim melirik keempat cowok itu bergantian. Sampai matanya tak sengaja menangkap mata elang milik Gathan.
Gathan menatap mata manik indah milik Fatim begitu lekat. Dengan jahilnya, Gathan mengedipkan matanya sebelah mencoba menggoda wanita yang menatapnya. Fatim yang mendapat perlakuan itu, langsung bergidik ngeri. Bukannya baper, Fatim malah jijik melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATHAN || NIKAH MUDA
Teen Fiction( UP GAK TENTU ) ( SEBELUM BACA FOLLOW DULU YUK! ) seorang remaja berusia 18 tahun jatuh cinta pada murid baru di sekolahnya, SMA Cenderawasih. Gathanarka Laksyamana, salah satu most wonted di sekolahnya. Dia ketua geng yang terkenal dengan sebutan...