12) Senyummu semangatku

297 49 1
                                    

Hallo!
Happy Reading✨
Jan lupa untuk vote ya!

****

Hari demi hari berlalu. Syifa dan Fatim kini mereka berangkat bersama dengan membawa tugas yang hari lalu. Mereka berjalan menelusuri koridor sekolah. Fatim yang notabenya anak ramah, dia tak henti-hentinya menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya.

Di kelas, Fatim dan Syifa duduk di kursi miliknya. Syifa mengeluarkan tugas prakarya dari bu Ira. Dinda yang baru saja datang dengan Sultan. Dinda menghampiri mereka, sedangkan Sultan menunggu temen sengklekya. Wah... Kek nya ada yang pdkt nih xixi:v

"Hay, guys!" Sapa Dinda melambaikan tangannya.

"Assalamu'alaikum," jawab Fatim dan Syifa memutar bola matanya malas.

"Hehe... Assalamu'alaikum, temen-temenku yang cantiknya paripurna," Dinda menyengir kuda.

"Waalaikumsalam," jawabnya barengan.

"Baru nyadar Lo kalo kita cantik," Syifa terkekeh geli.

"Gue aja cantik, temen gue juga harus cantik dong," ujar Dinda dengan pedenya.

"Namanya juga cewek, ya cantiklah. Masa ganteng sih!" Sahut Fatim.

"Lawak Lo tim?" Tebak Syifa.

"Lah? Emang kenyataan nya kan?" Fatim mengalihkan pandangannya kepada hasil karya kelompoknya itu.

Seorang pria berpakaian rapih menghampiri mereka yang sedang bercengkrama. Jika kalian tebak Gathan, salah! Mana mungkin Gathan berpakaian rapih, biasanya juga amburadul. Ya, meskipun amburadulnya bikin kegantengannya bertambah. Pria itu Niko, ketus di kelas mereka. "Udah stand by aja nih," Niko menenteng tangannya di pinggang.

"Iyalah, kan pelajaran pertama Bu Ira, guru yang terlalu rajin." Sahut Dinda.

"Bisa aja Lo bentol semut!" Ujar Niko menepuk puncak kepala Dinda. Fatim dan Syifa yang melihat tingkah mereka hanya menggelengkan kepalanya.

"...ayo goyang dumang biar hati tenang galau jadi hilang, ayo goyang dumang--"

Segerombol cogan memasuki kelasnya. Agil yang menyanyikan lagu itu, sesekali menggerakkan pinggulnya. Cowok absurd itu emang hobi menyanyi, apalagi lagu dangdut. Mendengarkan musiknya aja, bokongnya udah berdisko tak tentu arah. Temen-temennya tak mempermasalahkan itu, karena mereka tahu kalo dia punya kelainan. Eh, canda deng.

Bagi mereka simpel, kalo Agil lagi kumat. Mereka hanya pura-pura tidak melihat kehadiran cowok itu. Dan pura-pura tidak mengenalinya jika ada yang bertanya. Tentu hal itu membuat hati Agil sakit, dan dia akan membuat mereka tambah malu dengan tingkahnya. Ya Allah masih ada aja orang kek Agil:/

"Yo whatsap, ipikibir?" Sapa Agil pada fatim dkk.

"Lo abis makan apa sih Gil?" Ketus Niko.

"Gak aneh-aneh kok, cuma tumis roti tawar dan minumnya jus saus tiram," ujarnya mendudukan bokongnya di meja pinggir Fatim.

Sultan menoyor kepala Agil, membuat sang empu meringis. "Dasar manusia aneh Lo!" Sentak Sultan.

"Ck! Sakit bego!" Agil mengelus kepalanya yang di toyor oleh Sultan.

"Lo bawa tugasnya kan syif?" Tanya Gilang.

"Bawa kok gue mah gak kaya Agil kali, pikun!" Syifa melirik sinis ke arah Agil. Agil yang menyadari itu langsung menengok ke arahnya tak terima. "Enak aja Lo kalo ngomong!" Sahut Agil.

GATHAN || NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang