TELEPONNYA tidak dijawab.
[Name] ingin mengabarkan berita bahagia secara langsung, yaitu ia telah memperoleh pekerjaan baru yang letaknya cukup dekat dengan asrama Oikawa. Setelah beberapa minggu menyibukkan diri dengan melamar pekerjaan: membuat CV dan wawancara ke berbagai tempat, akhirnya [Name] menemukannya.
Pekerjaan [Name] yang baru akan dimulai minggu depan, saat mulai memasuki musim dingin. Tidak lagi sebagai jurnalis, tetapi seorang editor di bidang yang ia kuasai selama ini: entertainment dan olahraga. Perusahaan tersebut memiliki situs online dan ia yang bertanggung jawab untuk mengedit setiap naskah masuk dari penulis.
[Name] ingin mengabarkan ini kepada Oikawa yang ia yakini sedang sibuk latihan. Usaha menelepon yang sia-sia.
Ya sudahlah, pikir [Name] pasrah. Ia memutuskan untuk mengirim pesan suara pada Oikawa, baginya itu sama dengan menelepon meskipun satu arah.
Oh, ia juga mengabarkan keinginannya untuk pindah apartemen. [Name] selalu suka tinggal di tempat yang dekat dengan lokasi pekerjaan agar lebih praktis.
Setelah mengirimkan pesan-pesan suara itu, [Name] mulai berkemas. Masih minggu depan dan ia belum memastikan apartemen baru yang hendak ia tinggali, tetapi ia sudah bersiap agar tidak terburu-buru. Terlebih ia juga tidak bisa cepat dalam melakukannya, sesekali ia bermalas-malasan dengan berbaring. Itulah yang dilakukannya sepanjang hari.
♡
Oikawa mendengar pesan [Name] pada sore hari, ia terkejut dan senang karenanya. Setelah latihan panjang dan harusnya beristirahat, ia justru pergi.
Tentu saja untuk ke apartemen [Name]. Merayakan kebahagiaan itu.
Oikawa membeli sebuket bunga anyelir merah muda sebagai lambang cinta dan kekagumannya pada [Name] sebelum ia berkunjung. Nyaris saja ia tidak dilayani oleh pelayan toko bunga karena tokonya sudah mau tutup.
"Kejutan!" seru Oikawa setelah [Name] membuka pintu apartemen. Diarahkannya buket bunga itu dengan senyum lebar pada wajah.
"Astaga." Maka [Name] tidak sanggup untuk menyembunyikan keterkejutannya. "Mengapa kau jauh-jauh ke sini? Kau pasti lelah."
Oikawa tersenyum. "Aku selalu memiliki tenaga ekstra untukmu. Selamat karena pekerjaan barumu, [Name]. Aku ikut senang!"
"Kau ini...." [Name] mengambil buket bunga itu dari tangan Oikawa, terlihat tak sanggup berkata-kata atas kunjungan tak terduga ini. "Ayo masuk."
Maka Oikawa masuk ke apartemen [Name] yang terdapat kardus-kardus berserakan. Suara musik bertempo cepat terdengar keras di seluruh ruangan, mengisi kesepian yang seharusnya sepi karena ditinggali sendiri.
"Maaf berantakan, aku tidak tahu kau akan datang," kata [Name]. "Mau minum?"
"Ya. Tapi kalau tidak keberatan, aku akan mengambilnya sendiri." Oikawa menjawab dan melangkah menuju dapur apartemen [Name].
"Baiklah." [Name] membiarkannya, dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Selagi membereskan barang, sesekali ia bergoyang mengikuti irama musik.
Oikawa melihatnya dari kerjauhan, lalu tertawa pelan. Setelah menghabiskan segelas air mineral, ia menghampiri [Name] dan ikut menari bersamanya.
Mereka tertawa. Bersama-sama menari tanpa aturan, hanya mengikuti insting. Pekerjaan mengemas barang jadi tertunda. Hanya berdua, melewati waktu dengan menyenangkan.
Setelah musik bertempo cepat itu berakhir, Oikawa masih tertawa. "Ayo lakukan lagi. Dari mana kau putar musiknya?"
"Ponselku." [Name] menunjuk ponsel yang ia letakkan di atas sofa. "Ganti saja lagu yang kau suka."
Oikawa mengambil ponsel yang dimaksud, kemudian mengganti lagu. Sekarang ia memutar musik dansa yang lembut dan tersenyum ke arah [Name] seraya menggerakkan jemarinya seolah bermain piano di udara.
"Tooru?"
Oikawa mendekati [Name], berlutut sambil mengarahkan tangannya pada gadis itu. "Bailarias conmigo?"
♡
author note:
bailarias conmigo = maukah kau berdansa denganku?Happy belated birthday, Oikawa Tooru! Telat 4 hari sih, maaf aku tidak publish tepat saat ulang tahunnya www. Terima kasih juga atas dukungannya sehingga cerita ini telah mencapai 1k votes! Stay healthy guys! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Habromania : Oikawa Tooru
Hayran KurguFANFICTION ─ Ia menciumnya. Tanpa peringatan, tanpa pertanda. "Jangan bilang kamu mencintaiku, Oikawa-kun. Kamu tidak cocok berbohong." Habromania (n.): delusions of happiness. Sejak Agustus 2020 Ditulis oleh Himawari Natalia Haikyuu, Haruichi Furu...