17.🔹

6.2K 478 27
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!✨

--------------------------------------------------------------

Bayangan mereka untuk kehilangan Lisa telah sirna, Lisa bahkan sudah bisa menggerakkan tangannya dengan sempurna. Meskipun ia masih belum bisa bangun dari posisinya. Dokter sudah melepaskan alat-alat yang menempel di tubuh Lisa. Beliau juga shock sekaligus terheran kenapa pemulihan Lisa terjadi begitu cepat? Dan jawabannya adalah Jennie.

Dan sekarang hanya ada infusan yang hinggap di sebelah tangan Lisa.

Jennie yang baru saja melepaskan pakaian khusus untuk menjenguk pasien kini telah kembali menggenggam tangan Lisa, dia tidak ingin meninggalkan Lisa, apapun yang terjadi.

Mata Lisa terus melirik ke arah Jennie, mungkin karena Lisa tidak melihatnya ketika dia tidur.

"Terima kasih sudah mau bangun sayang, aku sangat bersyukur karena Tuhan mendengar doaku dan doa kami semua" Jennie yang masih setia dengan tangis harunya.

Lisa menggerakkan tangannya untuk menghapus air mata Jennie, ia membelai pipi Jennie dan membuat Jennie ikut memegangi tangan Lisa yang berada di pipinya, ia memejamkan matanya karena kehangatan ini, walau sebenarnya tangan Lisa masih terasa dingin.

"Aku sangat merindukanmu, sangat merindukanmu sayang" ucap Jennie yang masih merasakan kehangatan belaian ibu jari Lisa di pipinya.

Lisa menarik wajah Jennie dengan sedikit tenaganya, membuat Jennie membuka matanya lalu mengikuti kemauan Lisa.

Cup...

Lisa menempelkan bibir Jennie pada bibirnya, ia meneteskan air mata dalam pejaman matanya yang menikmati sentuhan bibir mungil milik Jennie. Ia sangat merindukan itu, sangat.

Lisa mulai melumat bibir Jennie, dan Jennie mengimbangi Lisa untuk memberikan akses sepenuhnya pada kekasihnya. Jujur, Jennie juga sangat merindukan ciuman itu.

"Ekhem.. Aduh gatal mom.. Sebaiknya kita keluar saja yuk mom?" Daddy dengan keisengannya, membuat Lisa dan Jennie menghentikan ciumannya.

Jennie tersenyum malu dan menunduk menatap Lisa dengan bahagia. Dia tidak bisa berkata apa-apaagi selain bersyukur.

"Orang tua itu selalu menggangguku, ish, kalau saja dia bukan orang tuaku. Aku pasti akan menjahit bibirnya. Daddy selalu mengganggu moment-moment nikmatku bersama Jennie. Ish daddyyy..." - Lalisa.

Mommy memaklumi moment ini, karena mommy tahu mereka saling merindukan dan butuh moment berdua. Ia memutuskan untuk menghampiri Jennie dan Lisa. "Mommy tidak akan mengganggu, tapi jangan melakukan yang berat-berat dulu ya nak, mommy tinggal dulu. Jennie sayang, mommy titip Lisa ya, jangan lupa tutup jendelanya. Mommy keluar ya nak, kalau ada apa-apa hubungi mommy, atau panggil mommy di ruang pribadi, mengerti?" jelas mommy sambil membelai kepala Jennie dan mencium dahi Lisa. "Baik-baik ya sayang? Dah.." tambahnya.

Jennie mengangguk dan tersenyum ketika mommy berpamitan mengikuti Manoban untuk ke ruang pribadi mereka. Kini hanya ada mereka berdua, tanpa kehadiran siapapun lagi.

"Baby.." Lisa dengan suaranya memanggil Jennie yang masih menggenggam tangannya.

"Hm? Wae? Jangan banyak bicara dulu hon, Isyaratkan saja dengan tanganmu" Jennie membelai kepala Lisa.

360° Loving you ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang