19.🔹

6.1K 433 30
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!✨

--------------------------------------------------------------

Lisa POV🌸

Pagi ini terasa tenang, mommy dan daddy tidak di sini, Jennie di ranjangku setia dengan melon segarnya, dan aku merasa sangat senang, karena hari ini aku sudah diizinkan untuk pulang. Yes! Bisa main sama Jennie. Aku sudah rindu.

Tinggal menunggu sisa tetesan di botol infus terakhirku, lalu dokter akan segera mencabutnya. Ini benar-benar mengganggu, sangat mengganggu terutama ketika aku ingin menjamah melon kesayanganku.

Meski begitu, Jennie tidak pernah membatasiku, dia selalu memberikan yang aku mau, entah itu permintaan teman kecilku yang rindu dijamahnya, maupun permintaan-permintaan ringan lainnya.

Dia sangat pengertian padaku. Sepanjang aku dirawat di sini, dia tak kunjung pulang ke rumahnya, padahal aku di sini sudah cukup lama semenjak kejadian itu, kata daddy.

Jennie adalah orang yang tidak akan pernah ada habisnya jika aku ceritakan tentangnya. Kami baru menjalani hubungan selama beberapa bulan, tapi rasanya sudah seperti tinggal serumah. Dia benar-benar calon istri yang baik. Aku jadi ingin segera menikmatinya, maksudku menikahinya. (iya Li, iya, serah)

Saat ini aku masih menatap wajahnya, seseorang yang belum membuka matanya, disaat aku yang masih mengemut-ngemut putingnya yang sangat cantik ini, aku suka sekali! Argh aku sangat menyukainya.

Belum pernah terpikir dalam diriku sebelumnya, bahwa aku akan mencintai seseorang lebih dari aku mencintai diriku sendiri.

Ternyata Tuhan baik sekali. Dia punya seribu satu cara untuk mendekatkan kami.

Dimulai dari hari pertamanya sekolah yang sudah membuat jantungku berdebar, hingga saat ini debarannya masih bertahan sama, bahkan lebih dalam lagi.

Aku sangat bersyukur memilikinya, apa pun yang aku punya adalah miliknya, dan apa pun yang dia inginkan adalah perintah bagiku, sekarang.

Aku ingin membawa Jennie ke dalam kehidupanku selamanya, berharap dia merasakan suatu hal yang sama seperti apa yang ada di benakku, meyakinkanku bahwa dialah pelangiku satu-satunya.

"Engh.." Jennie terusik akibat sentuhanku yang menyusuri garis wajahnya, lekuk hidungnya, dan bibir mungilnya. Tanganku begitu tertarik untuk selalu menjamahnya.

"Sayang.. Sedang apa hm?" Dia bertanya dengan matanya yang masih menyipit, lalu mengecup dahiku, itu membuatku merasa tenang.

Aku melepaskan putingnya sementara, untuk menjeda agar aku bisa bicara. "Sedang mencintaimu setiap hari" (kang kerdus😌)

"Mwo? Sejak kapan kau jadi gombal seperti ini Lalisaku?" Dia membelai pipiku.

"Sejak aku ditakdirkan Tuhan untuk memiliki rasa terhadapmu. Jennie, aku mencintaimu"

"Aku tahu sayang. Aku juga mencintaimu, sangat" dia mengecup kepalaku "Ini sudah?" dia akan memasukan melonnya.

"Tentu saja belum!" Dan aku menahannya, lalu memutar putingnya yang manis dengan bibirku.

"Apa kau tidak kenyang dari semalam?" pertanyaan konyol dari Jennie.

"Tentu saja tidak akan pernah kenyang baby, karena dia tidak mengeluarkan air, ihi"

360° Loving you ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang