Tentang Tigra dan Jella, kalau harus jujur, Rei juga kaget banget.
Kayak... loh, kok tau-tau Jella sama Tigra mau nikah dan nikahnya bukan karena terpaksa, melainkan karena mereka memang mau, terus Rei nggak ada bayangan apa-apa soal itu? Tapi setelah Rei pikir lagi, selama setahun belakangan ini, dia memang lebih sibuk dari tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak urusan di kantor yang mesti dibereskan, terutama karena Rei telah diberi kepercayaan lebih. Mungkin, karena dia tak lagi dipandang sebagai anak bawang sebab telah mampu membuktikan kinerjanya.
Dia masih berteman baik sama teman-temannya semasa kuliah, mau itu anak-anak selantai dua kosan Sadewo maupun anak-anak cowok kayak Tigra, Dhaka (duh, mereka sudah bersahabat selama belasan tahun, bisa-bisa Rei kena maki Dhaka kalau mereka jadi putus hubungan hanya gara-gara sudah lulus kuliah), Milan atau bahkan Wirya—yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri. Di luar pekerjaannya sebagai kokoh-kokoh kaya-raya pemilik toko emas—yang kini sudah merambah ke bisnis dagang berlian—Wirya juga kerap menyutradarai film dokumenter yang mengangkat isu-isu serius
Tapi tentu saja, mereka tak bisa sering kumpul-kumpul kayak waktu masih kuliah. Ibarat kata, ya begitu gelar sarjana berhasil diraih, sama saja artinya dengan meninggalkan masa remaja dan menghadapi realita. Rei tergolong beruntung, sebab dia tidak perlu menanggung hidup siapa-siapa selain dirinya sendiri—dan tambahan lainnya, ada Jenar yang selalu mendukungnya. Namun belum tentu yang lain. Dan lagi, seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan-kebutuhan yang mesti dipenuhi kian bervariasi. Waktu berlalu seperti sekelebat angin, tanpa terasa, weekend kembali bertemu weekend.
Rei merasa kayaknya terlalu canggung buat nanya langsung ke Tigra soal rencana pernikahannya dengan Jella, jadi dia iseng nge-chat Dhaka. Kali saja, yang clueless hanya dia dan anak-anak kosan Sadewo. Apalagi, setahu Rei, Dhaka tuh pernah berapa kali satu project dengan Tigra.
rei:
uydhaka:
nih cowok lo tau gak lo chat gue?rei:
dhaka, kok responnya gitu? :(dhaka:
takutnya lo lagi nyari selingkuhan.rei:
HEHdhaka:
canda, sayang.
kenapa?rei:
lo udah terima undangan tigra?dhaka:
udah.rei:
kaget ngga?dhaka:
kaget.rei:
lo kayak ngga kaget.dhaka:
OMG KAGET BANGET!!rei:
tuh kan lebay.dhaka:
ya kaget, tapi yaudah gitu loh.
emangnya kenapa?rei:
buat gue, kayak unexpected bgt ngga sih?
tau-tau sama jella.dhaka:
kalo lo gak rela tigra nikah sama yang lain, kenapa lo masih sama jenar?rei:
GUE NGGA BILANG GITU.dhaka:
kalo gak gitu, terus masalahnya apa, regina?
tigra cowok. jella cewek.
harusnya lo justru kaget kalau tigra nikahnya sama lanang.rei:
tapi jujur ya?
did you see this coming?dhaka:
gak. jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bunch of Daddy ✅
Художественная прозаA Bunch of Daddy - Completed "Mama tau nggak, kenapa motor Mio itu nggak manis?" "Pa, jangan mulai deh..." "Jawab aja, Ma, tau apa nggak?" "Nggak..." "Karena kalau manis... namanya motor Milo. Hehehe."