Johnny baru saja menghempas tombol enter pada laptopnya untuk mengirim sejumlah email penting ketika perhatiannya disita oleh suara pintu kamar yang didorong sampai terbuka.
Refleks, lelaki itu menoleh ke asal suara, mendapati Chester sedang berdiri di ambang pintu sembari mengucek sebelah mata dan memeluk boneka berbentuk ikan panjang ke dadanya. Wajah bocah itu masih digelayuti kantuk. Pipinya memerah, membuatnya terkesan seperti ingin menangis.
Dia merengek. "Papi..."
Johnny langsung tahu, kalau Chester pasti terbangun di tengah malam, seperti malam-malam sebelumnya. Akhir-akhir ini, anak itu jadi lebih sering gelisah, membuat tidur malamnya jadi nggak nyenyak seperti sebelum-sebelumnya. Dia juga menolak didampingi suster yang biasa menjaganya ketika Johnny dan Gia sama-sama sibuk. Untungnya, Johnny yang sekarang lebih banyak mencurahkan waktunya jadi investor dan bermain saham dapat mengalah.
"Bad dreams?" Johnny bertanya sembari melepaskan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.
Chester mengangguk.
"Did you wet yourself?"
Chester menggeleng. "No, Papi."
"Tidur sama Papi aja ya?"
Chester mengangguk.
Johnny mematikan dan menutup laptopnya, ganti meletakkannya di atas nakas. Lantas, lelaki itu beranjak untuk melangkah menuju pintu. Johnny membuka pintunya lebih lebar, terus berjongkok di depan Chester. Dia meraup Chester dalam gendongannya, membawa bocah itu ikut bersamanya menuju kasur.
"Mau minum susu?"
Chester justru merebahkan dagunya ke bahu Johnny. "No, Papi."
"Mau apa?"
"Cerita."
"Papi yang cerita?"
Chester mengangguk lagi.
"Okay, but let's make Papi's little hero comfortable first." Johnny mengatur bantal-bantal di sampingnya sedemikian rupa agar jadi tempat berbaring yang nyaman untuk Chester. Bocah itu masih memeluk boneka ikannya saat dia akhirnya berbaring di sebelah Johnny, memeluk salah satu lengan Johnny yang cukup besar buat bisa dia jadikan guling.
"Mau cerita apa?"
"Apa aja."
"Have Papi told you a story about Cinderella?"
Chester menggeleng.
Johnny menyentuh helai rambut halus Chester, kemudian memulai ceritanya dengan suara lembut yang sopan di telinga. Kisah yang dia sampaikan adalah salah satu versi klasik Cinderella, tentang seorang gadis bernama Cinderella yang tinggal bersama ibu dan dua saudara tirinya. Ibu tirinya memaksanya mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, sedangkan kedua saudara tirinya memperlakukannya dengan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bunch of Daddy ✅
General FictionA Bunch of Daddy - Completed "Mama tau nggak, kenapa motor Mio itu nggak manis?" "Pa, jangan mulai deh..." "Jawab aja, Ma, tau apa nggak?" "Nggak..." "Karena kalau manis... namanya motor Milo. Hehehe."