Walau sempat menuai kekagetan dan diterpa isu miring, pernikahan Tigra sama Jella, syukurnya, berjalan dengan lancar.
Rei beserta anak-anak selantai dua kosan Sadewo yang lain kompak jadi bridesmaidnya Jella, sedangkan yang cowok-cowok, tentu saja didapuk menjadi groomsmen. Masing-masing mempelai punya sesi photoshoot sendiri dengan bridesmaid maupun groomsmen, dan jujur, Rei takju banget lihat hasil photoshootnya Tigra bareng anak-anak cowok. Nggak tau siapa yang mulai, anak-anak cowok pada berimprovisasi sendiri, jadi alih-alih kelihatan kayak photoshoot groom dan groomsmen, mereka justru kelihatan kayak boyband lagi pemotretan majalah.
Makanya, di hari pernikahan, ketika baik mempelai pria maupun mempelai wanita dipersilakkan berdansa dengan orang lain (diutamakan mantan) sebelum menutup resepsi dengan berdansa bersama pasangan yang baru saja dinikahi, Rei diam-diam bilang ke Tigra. "File hasil photoshootnya Jenar boleh gue minta nggak?"
"Photoshoot apaan?" Tigra menatap Rei, nggak langsung paham.
"Photoshoot lo sama anak-anak cowok."
"Oh. Mau buat apaan? Buat ngusir tikus?"
"Iya."
Tigra tertawa dengan tangan yanng masih melekat di pinggang Rei. "Jujur, mau buat apa?"
"Mau gue simpen."
"Kemajuan yang bagus, ternyata sekarang lo udah nggak denial lagi dan kelihatannya, mulai menikmati bucin life."
"Terserah deh."
"Nanti gue kirim. Send aja email lo via WhatsApp."
"Oke, and anyway, Tigra,"
"Mm-hm?"
"Happy wedding."
"Ingat sama kata-kata gue. Habis ini lo."
Rei tertawa saja. "Cincin yang lo kasihin ke gue waktu itu, masih mau tetap gue yang simpan atau gue hibahin ke Jella?"
"Nggak apa-apa, lo aja yang simpan."
"Serius?"
"Cincin itu adalah tanda kalau gue pernah sayang sama lo lebih dari teman, meski sekarang nggak lagi. Anggap aja kenang-kenangan."
"I wish you happiness."
"Me too, Regina. Me too. I wish you a lot of happiness."
Musik yang mengiringi dansa mereka berhenti setelah Tigra berkata begitu. Keduanya saling tersenyum sebelum sama-sama melepaskan diri. Lagu terakhir mulai mengalun, serupa pertanda bagi Tigra untuk memulai dansa pertamanya dengan Jella setelah mereka berdua resmi menikah. Dalam sekejap, pasangan-pasangan yang semula berada di lantai dansa menarik diri, memberikan spotlight sepenuhnya untuk sepasang pengantin yang sedang berbahagia.
Terus setelah itu, apa?
Semuanya kembali ke kenyataan. Pesta pernikahan, selayaknya pesta, adalah tempat orang-orang bergembira merayakan suatu momen. Tapi setelah pestanya selesai, yang tertinggal hanya pernikahan, sesuatu yang lalu bermuara pada apa yang dinamakan rumah tangga. Lembaran baru dalam hidup yang tak jauh beda dengan bagian-bagian hidup lainnya, tidak cuma sarat oleh bahagia dan kebersamaan, namun juga kesulitan dan pertentangan akibat perbedaan.
Tapi jelas, sebagai yang paling pertama menikah di circle pertemanan mereka dari jaman kuliah, pernikahan Jella dan Tigra meninggalkan kesan untuk yang lain.
Yumna makin getol ngode ke cowoknya kalau dia juga kepingin dilamar—tapi sayang, cowoknya nggak kunjung peka.
Jenar kian frustrasi bercampur envy, tapi tiap dilamar, Rei hanya nyengir sambil menyentuh pipinya—terus kalau Jenar mulai protes, Rei akan melancarkan jurus andalannya yang mampu membuat pacarnya bungkam lantas terdistraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bunch of Daddy ✅
Ficción GeneralA Bunch of Daddy - Completed "Mama tau nggak, kenapa motor Mio itu nggak manis?" "Pa, jangan mulai deh..." "Jawab aja, Ma, tau apa nggak?" "Nggak..." "Karena kalau manis... namanya motor Milo. Hehehe."